Abstract;
Makalah ini mencoba mencermati kualifikasi dai yang dicanangkan Al-Qurâan. Kualifikasi ini sangat penting dan menentukan kredibilitas seorang dai dalam menapaki tugasnya di tengah-tengah masyarakat. Sebagai komunikator, seorang dai memang seharusnya memenuhi standar atau kualifikasi tersendiri agar pelaksanaan dakwahnya dapat berhasil sebagaimana diharapkan. Al-Qurâan sebagai pedoman dakwah menyediakan berbagai kualifikasi yang selayaknya menjadi modal dasar bagi seorang dai. Al-Qurâan mensyaratkan misalnya bahwa seorang dai hendaknya dari kalangan kaumnya sendiri mengingat adanya kedekatan dan persamaan: bahasa, kultur dan kecenderungan. Terma-terma bi lughati qawmih, akhá¾±hum dan minhum merefleksikan kedekatan tersebut. Konsep ini lebih diperkuat dengan penekanan kesamaan bahasa antara dai dan madâunya. Di samping itu kualitas pesan sangat ditekankan Al-Qurâan yang antara lain tercermin dalam konsep berdakwah alá¾± bashá¿rah yakni materi ceramah diperkuat dengan pembuktian-pembuktian, misalnya, hasil penelitian para ahli di laboratorium. Termasuk concern Al-Qurâan adalah kualitas pribadi seorang dai yang terrefleksi dalam kefasihan berbicara, posisinya sebagai teladan dan panutan dalam ilmu dan amal yang disimbolkan dengan konsep khayra ummah. Selain itu posisinya sebagai figur moderat baik dalam pandangan keagamaan maupun sikap dan prilakunya yang dilukiskan dengan konsep ummatan wasathan. Perpaduan aplikasi konsep-konsep tersebut dalam diri seorang dai akan menambah kredibilitasnya di mata masyarakat sebagai obyek dakwahnya. Sekaligus tentunya sebagai modal dasar kesuksesannya dalam mengemban dakwah di tengah-tengah masyarakat.
Kata Kunci:
Qurâan, Dᾱʻá¿, Kualifikasi
This paper tries to examine the qualifications of dᾱʻῠproclaimed by the Quran. It is really essential and determines the credibility of dᾱʻῠin treading duties in the middle of society. As a communicator, a dᾱʻῠis supposed to meet its own standards or qualifications in order to be successful implementation of his Dakwah as expected. Quran as guidelines provide a wide range of qualifications that should be the basis for a dᾱʻá¿. The Quran requires such that a preacher should be from among his own people in view of the proximities and similarities: language, culture and trends. The terms of bi lughati qawmih, akhá¾±hum, and minhum reflect the closeness. This concept is reinforced by the suppression of common language between dᾱʻῠand its madu . In addition, the quality of the message is emphasized from the Quran that is reflected in the concept of alá¾± bashá¿rah which is the lecture material is reinforced with proofs, for example, researchâs outcome from experts in the laboratory. Following to the Quran indicates the personal qualities of the dᾱʻῠthat is reflected in eloquence, his position as a role model, and science and charity symbolized by the concept of khayra ummah. Furthermore, his position as moderate figure either in a habit and attitude of religious that is depicted in ummatan wasathan concept.The combination of the application of these concepts of the dᾱʻῠwill contirbute to its credibility in the public as an object message. At the same time, it can be also a capital for its success in doing Dakwah in the middle of society.
Key Words:
Qurâan, dᾱʻá¿, qualification