Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KEANEKARAGAMAN JENIS BAMBU DI HUTAN KOTA KELURAHAN BUNUT KABUPATEN SANGGAU syah, Ridwan; Husni, Harnani; Wulandari, Reine Suci
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 3, No 2 (2015): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v3i2.10169

Abstract

Based on the identification result of research conducted in the area of ​​Forest City Sanggau found 3 types, namely Bamboo Buluh (Schizostachyum brahycladum Kurz, Bamboo Munti (Schizostachyum sp), and Betung Bamboo (Dendrocalamus asper (Schult) Becker ex. Heyne). Based on the analysis of identification observation of the entire plot there is a type of bamboo that has the highest INP. The dominant type of bamboo is a type of bamboo buluh with INP = 122.616%, dominance index value of 0.526 indicates that the pattern of dominance is spreading not concentrated on one type only; Diversity Index Type (H') that is equal to 0.31654 classified into low because the value of H' <1; the value of Wealth Index Type (d) in all kinds of bamboo that is equal to 2.57966 allegedly a growing factor that does not support to grow and thrive well for individuals of each species; Evenness index type (e) of 0.66344 indicates that the level of evenness of bamboo in Forest City area Sanggau uneven; Morisita index (Id) of 33.7058 whole bamboo species showed a tendency deployment groups. And when viewed from the calculation of Truth Chi-square test results obtained by 2186.564 This indicates that the Chi-square test was significantly different meaning deployment groups. Keywords: Diversity, the forest city, bamboo
PEMBERIAN IZIN POLIGAMI DI PENGADILAN AGAMA (Suatu Tinjauan Sosio-Filosofis)ANALISIS KOMPARASI UKURAN BANK PEMBIAYAAN SYARIAH TERHADAP KINERJA BPRS DI INDONESIA Syah, Ridwan
ASAS Vol. 7 No. 1 (2015): Asas, Vol. 7, No. 1, Januari 2015
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/asas.v7i1.1382

Abstract

Abstrak: Penelitian ini dilakukan untuk tujuan menjelaskan dan menganalisis adanya perbedaan kinerja Bank Pembiayaan Rakyat Syariah sebelum dan sesudah Undang-Undang No. 21 Tahun 2008. penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian terapan. Populasi sekaligus Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BPRS di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dikumpulkan oleh suatu lembaga Badan Pusat Statitik (BPS) atau dari Bank Indonesia (BI) www.bi.go.id. Berdasarkan pengolahan data dan hasil analisis data, disimpulkan bahwa kinerja BPRS sebelum dan sesudah UU No. 21 Tahun 2008 dengan menggunakan delapan variabel yaitu; Jumlah BPRS, jumlah kantor, tenaga kerja, asset, laba, DPK, pembiayaan dan NPF. Dari ke delapan variabel tersebut, variabel Jumlah BPRS, jumlah kantor, tenaga kerja, asset, laba, DPK dan NPF menunjukkan adanya perbedaan setelah dilakukan uji hal ini menunjukkan bahwa kinerja BPRS di Indonesia semakin baik dari tahun ke tahun. Sedangkan variabel pembiayaan tidak terdapat perbedaan. Sehingga dengan adanya regulasi Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah memiliki dampak kinerja perbankan syariah khususnya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah menjadi lebih baik.Keywords: tenaga kerja, asset, laba, dpk, pembiayaan, dan npf.
Peran Pemerintah dalam Meningkatkan Aksesibilitas Teknologi Informasi di Daerah Terpencil Khalil, Khalil; Syah, Ridwan
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v9i6.15410

Abstract

Teknologi informasi (TI) telah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat modern. TI dapat membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat dalam berbagai aspek, seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan pemerintahan. Namun, akses terhadap TI di daerah terpencil masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran pemerintah dalam meningkatkan aksesibilitas TI di daerah terpencil serta merumuskan strategi yang tepat untuk meningkatkan aksesibilitas TI di daerah terpencil. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah studi literatur. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dalam tiga tahapan yakni reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemerintah memiliki peran penting dalam meningkatkan aksesibilitas TI di daerah terpencil yakni dengan membangun infrastruktur jaringan, mensubsidi biaya layanan TI, mengembangkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian TI, memberikan edukasi dan literasi TI kepada masyarakat di daerah terpencil. Strategi yang tepat untuk meningkatkan aksesibilitas TI di daerah terpencil, antara lain membangun kerjasama dengan pihak swasta dalam membangun infrastruktur jaringan TI, memberikan bantuan dana kepada desa-desa di daerah terpencil untuk membangun infrastruktur TI, serta menerapkan program pelatihan TI bagi masyarakat di daerah terpencil.