Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Filsafat Moral Ibn Hazm Ahmad Tajuddin Arafat
Analisa: Journal of Social Science and Religion Vol 20, No 1 (2013): Analisa Journal of Social Science and Religion
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18784/analisa.v20i1.5

Abstract

AbstrakKajian ini menitikberatkan pada telaah atas pemikiran etik Ibn Hazm al-Andalusy dalam karyanya al-Akhlaq was-Siyar fi Mudawati-n-Nufus. Dengan menggunakan pendekatan content analysis, tujuan riset ditemukan bahwa dalam karyanya tersebut terdapat beberapa nilai-nilai filosofis yang berkaitan dengan upaya memperbaikimoralitas dan mencari cita-cita luhur manusia, yaitu kebahagiaan. Menurutnya, dalam menghadapi problematika kehidupan serta mencari kebahagiaan, manusia harus lebih menekankan pada upaya-upaya untuk menghilangkan rasa sedih dan kegalauan (thard al-hamm). Selain itu, Ibn Hazm menyatakan bahwa ada empatkebajikan utama, kebajikan lainnya sebagai dasar atas: keadilan (al-’adl), intelegensi (al-fahm), keberanian (an-najadat), dan kedermawanan (al-jud). Sebaliknya, ada empat keburukan utama, di mana seluruh keburukan lainnya didasarkan atas keempatnya, yaitu: ketidak adilan (al-ja`ur), kebodohan (al-jahl), ketakutan (aljubn),dan kekikiran (asy-syuh).Kata kunci: Filsafat Moral, Thard al-Hamm, Kebajikan Utama, Nazahat al-Nufus AbstractThis study emphasizes on Ibn Hazm Al Andalusy’s ethical thoughts in his magnum opus: al Akhlaq was Siyar fi Mudawati-n-Nufus. By using content analysis approach, it’s found that there are some philosophical points of Ibn Hazm’s ehical thoughts which looks for good morality and happiness. Ibn Hazm stated that man shall make more efforts on removing downcast, confusion, and anxiety (thard al hamm). He alsodeclared that there are four main righteousnesses (al-fadha`il): justice (al-’adl), intelligence (al-fahm), bravery (an-najadat), and generosity(al-jud).On the contrary, there are also four main adnesses; injustice (al-jaur), folly (al-jahl), fear (al-jubn), and niggardliness (asy-syuh).Keywords: Moral Philosophy, Remove Of Anxiety, Righteousness, Chastity Of Soul
Resolusi Konflik dalam Sunnah Nabi Muhammad saw. (Strategi dan Prinsip Nabi saw. dalam Menghadapi Konflik) Ahmad Tajuddin Arafat
TASAMUH Vol 1, No 2 (2010): Tasamuh
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kajian ini menitikberatkan pada telaah atas prinsip-prinsipresolusi konflik dalam Sunnah Nabi Muhammad saw. Denganmenggunakan pendekatan integralistik serta kajian tematisterhadap beberapa riwayat konflik dalam sunnah Nabi saw.,ditemukan bahwa terdapat beberapa contoh yang ideal dalam upaya resolusi konflik dengan cara yang kreatif dan tanpa kekerasan. Nabi saw. dalam menghadapi konflik lebih menekankan pada upaya upaya damai daripada melawandengan kekerasan. Misalnya, Nabi saw. menggunakan prosesmediasi, negosiasi, dan problem solving dalam menyelesaikankonflik yang terjadi. Selain itu Nabi saw. juga melakukan yielding  ( mengalah),  withdrawing  (menarik d i r i / me n i n g g a l k a n  l o k a s i  k o n f l i k ) ,  s e r t a  c o n t e n d i n g (melawan/berperang) dalam menghadapi konflik.    Kata Kunci: konflik, resolusi konflik, Sunnah Nabi saw., kekerasan, perdamaian
Tasawuf, Irfani, dan Dialektika Pengetahuan Islam Ibnu Farhan; Ahmad Tajuddin Arafat
TASAMUH: Jurnal Studi Islam Vol 13 No 2 (2021): Tasamuh: Jurnal Studi Islam
Publisher : LPPM IAIN Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47945/tasamuh.v13i2.420

Abstract

Cita-cita para Sufi adalah berusaha untuk berperangai seperti perangai Tuhan. Ada sebuah ungkapan yang masyhur di kalangan Sufi, yakni takhallaq bi akhlaq Allah (berperangailah seperti perangai Allah). Tasawuf,dalam lintasan sejarahnya, telah mengalami perkembangan, mulai dari yang bersifat individual hingga yang bersifat terorganisir dalam bentuk suatu tarekat atau ribat Sufi tertentu, sehingga ia dapat menghadirkan tipe-tipe dari kebutuhan spiritual dan psikologis manusia. Dalam perspektif epistemology Islam, Tasawuf masuk dalam ranah nalar Irfani. Epistemologi ini merupakan suatu pengetahuan langsung (al-ru’yah al-mubasyirah) yang diperoleh lewat pengalaman intuitif melalui pendekatan kasyf (penyinaran hakikat oleh Tuhan). Oleh karenanya, validitas kebenarannya dikatakan oleh sebagian orang masih bersifat subjektif, karena masih mendasarkan pada pengalaman personal yang melakukan latihan spiritual. Meski demikian, pengalaman dan pengetahuan sufistik, dalam perspektif epistemologis, masih bias dipertanggunga jawabkan kebenarannya. Setidaknya, ada dua kriteria dalam menguji kebenaran Tasawuf. Pertama, pernyataan sufistik pada dasarnya dapat diuji kebenarannya melalui teori koherensi. Artinya, suatu pernyataan intuitif adalah benar jika pernyataan itu konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Kedua, pernyataan dan pengalaman sufistik juga dapat diuji kebenarannya melalui teori kebenaran pragmatis. Hal itu dapat dibuktikan dari banyaknya masyarakat yang mengikuti ajaran-ajaran tarekat Tasawuf tertentu sebagai upaya untuk menjernihkan hati dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Sehingga, tarekat menjadi semacam sistem sufistik yang mempunyai manfaat praktis dalam upaya menyelami kedalaman spiritual untuk menggapai kehidupan yang lebih bahagia dan tentram. Selain itu, Tasawuf bukanlah sebuah tradisi yang muncul di luar Islam, melainkan tradisi yang tumbuh bersamaan dengan tumbuh dan berkembangnya peradaban Islam. Tasawuf telah banyak memberikan manfaat bagi perkembangan serta kematangan dalam tradisi intelektual Islam. Meski tradisi ini sering dianggap sebagai sebuah tradisi yang menyimpang dari Islam, namun kenyataannya ia adalah bagian yang substansif dalam Islam, yang mana Islam tanpanya kurang mencapai pada derajat yang luhur. Sebab tasawuf merupakan manifestasi konsep ihsan yang hakikatnya merupakan pelengkap sekaligus penyempurna iman dan islam.
PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT BERBASIS ENERGI BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA DARI KOTORAN SAPI DI DESA SELOTUMPENG KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN Aji Yoga Anindita; Ella Izzatin Nada; Mokh Sya’roni; Mukhamad Rikza; Ahmad Tajuddin Arafat
Buletin Abdi Masyarakat Vol 1, No 1 (2020): Edisi Agustus 2020
Publisher : Universitas YPPI Rembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1177.495 KB)

Abstract

Tingginya penggunaan energi tak terbarukan menjadi masalah nasional yang harus segera dipecahkan. Biogas dapat menjadi solusi sebagai energi alternatif yang menghasilkan gas metansebagai pengganti bahan bakar khususnya minyak tanah dan dapat dipergunakan untuk memasak.Tim Program Pengabdian UIN Walisongo Semarang melakukan pemberdayaan masyarakat di DesaSelotumpeng Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen dalam pemanfaatan kotoran ternak sapimenjadi biogas sebagai sumber energi alternatif. Pelakasaan program ini menggunakan metodeABCD (Asset-based community development) dengan menfokuskan pada pengembangan aset SumberDaya Alam (SDA) yang dimiliki oleh desa tersebut, yaitu limbah ternak sapi untuk menjadi energialternatif dan dapat mengembangkan kesejahteraan masyarakat. Pelaksanaan pengabdian diawalidengan sosialisasi dan penyuluhan, pembuatan instalasi biogas dan uji coba Instalasi biogas. Kata Kunci : Energi, Biogas, Pemberdayaan Masyarakat
Filsafat Moral Ibn Hazm Ahmad Tajuddin Arafat
Analisa: Journal of Social Science and Religion Vol 20, No 1 (2013): Analisa Journal of Social Science and Religion
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.501 KB) | DOI: 10.18784/analisa.v20i1.5

Abstract

AbstrakKajian ini menitikberatkan pada telaah atas pemikiran etik Ibn Hazm al-Andalusy dalam karyanya al-Akhlaq was-Siyar fi Mudawati-n-Nufus. Dengan menggunakan pendekatan content analysis, tujuan riset ditemukan bahwa dalam karyanya tersebut terdapat beberapa nilai-nilai filosofis yang berkaitan dengan upaya memperbaikimoralitas dan mencari cita-cita luhur manusia, yaitu kebahagiaan. Menurutnya, dalam menghadapi problematika kehidupan serta mencari kebahagiaan, manusia harus lebih menekankan pada upaya-upaya untuk menghilangkan rasa sedih dan kegalauan (thard al-hamm). Selain itu, Ibn Hazm menyatakan bahwa ada empatkebajikan utama, kebajikan lainnya sebagai dasar atas: keadilan (al-’adl), intelegensi (al-fahm), keberanian (an-najadat), dan kedermawanan (al-jud). Sebaliknya, ada empat keburukan utama, di mana seluruh keburukan lainnya didasarkan atas keempatnya, yaitu: ketidak adilan (al-ja`ur), kebodohan (al-jahl), ketakutan (aljubn),dan kekikiran (asy-syuh).Kata kunci: Filsafat Moral, Thard al-Hamm, Kebajikan Utama, Nazahat al-Nufus AbstractThis study emphasizes on Ibn Hazm Al Andalusy’s ethical thoughts in his magnum opus: al Akhlaq was Siyar fi Mudawati-n-Nufus. By using content analysis approach, it’s found that there are some philosophical points of Ibn Hazm’s ehical thoughts which looks for good morality and happiness. Ibn Hazm stated that man shall make more efforts on removing downcast, confusion, and anxiety (thard al hamm). He alsodeclared that there are four main righteousnesses (al-fadha`il): justice (al-’adl), intelligence (al-fahm), bravery (an-najadat), and generosity(al-jud).On the contrary, there are also four main adnesses; injustice (al-jaur), folly (al-jahl), fear (al-jubn), and niggardliness (asy-syuh).Keywords: Moral Philosophy, Remove Of Anxiety, Righteousness, Chastity Of Soul