Prima Besty Asthary, Prima Besty
Balai Besar Pulp dan Kertas, Kementerian Perindustrian

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMANFAATAN EMISI GAS CO2 UNTUK BUDIDAYA SPIRULINA PLATENSIS DALAM UPAYA PENURUNAN GAS RUMAH KACA (GRK) Setiawan, Yusup; Surachman, Aep; Asthary, Prima Besty; ., Saepulloh
Jurnal Riset Industri Vol 8, No 2 (2014): Teknologi Pengendalian Pencemaran Lingkungan untuk Industri Hijau
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.815 KB)

Abstract

Gas CO2 emisi boiler merupakan salahsatu Gas Rumah Kaca (GRK) harus diminimisasi emisinya ke atmosfir. Pada saat ini emisi boiler dibuang ke atmosfir belum termanfaatkan. Percobaan budi daya Spirulina platensis skala laboratorium dengan penambahan gas CO2 emisi boiler telah dilakukan. Emisi CO2 boiler berbahan bakar batubara industri kertas berbahan baku kertas bekas digunakan dalam percobaan ini. Gas CO2 emisi boiler ditambahkan ke dalam media tumbuh Spirulina platensis dengan laju alir 250 – 750 mL/menit. Pertumbuhan biomassa Spirulina platensis, suhu dan pH selama percobaan diamati. Kadar protein, lemak, serat, abu dan asam amino Spirulina platensis hasil panen di analisa. Hasil menunjukan bahwa gas CO2 emisi boiler berbahan bakar batubara industri kertas dapat dimanfaatkan untuk budidaya Spirulina platensis. Kadar biomassa Spirulina platensis sebesar 222 mg/L dapat dicapai dengan penambahan gas CO2 emisi boiler dengan laju 750 ml/menit. Biomassa Spirulina platensis mengandung protein 35,97%, lemak kasar 2,16%, serat kasar 5,75%, kadar air 9,80%, dan kadar abu 13,55%. Spirulina platensis juga mengandung asam amino, Natrium dan Kalsium tetapi tidak mengandung logam berat Cd. Oleh karena itu Spirulina platensis berpotensi digunakan sebagai bahan pakan ternak. Pemanfaatan gas CO2 emisi boiler pada budidaya Spirulina platensis dapat menurunkan Gas Rumah Kaca (GRK). Kata kunci: Emisi CO2, Spirulina platensis, Gas Rumah Kaca, Protein, Asam amino
PEREKAT UNTUK PEMBUATAN PELET PUPUK ORGANIK DARI RESIDU PROSES DIGESTASI ANAEROBIK LUMPUR BIOLOGI INDUSTRI KERTAS Wardana, Krisna Adhitya; Soetopo, Rina S.; ., Saepulloh; Asthary, Prima Besty; Aini, Mukharomah Nur
JURNAL SELULOSA Vol 5, No 02 (2015): JURNAL SELULOSA
Publisher : Center for Pulp and Paper

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (639.443 KB) | DOI: 10.25269/jsel.v5i02.82

Abstract

The residue from anaerobic digestion of paper mill biological sludge has the potency to be used as organic fertilizer. Physically, organic fertilizer in pellet form has smaller volume and easily stored and transported. The aim of this study is to obtain the appropriate adhesive to make fertilizer pellets from the residue from anaerobic digestion of paper mill biological sludge. The experiment were performed with two variable treatments which are the types of adhesive (sago flour, cassava starch, molasses) and the adhesive doses (0.5%, 1.0%, and 1.5%) with respectively 3 replications. The physical properties of resulting pellets were tested including yield, density, water holding capacity, and durability. The effect of pellets on plant germination and growth was also done using tomato seed. The results explained that generally, the pellets meet minimum requirements of organic fertilizers and soil conditioner according to Indonesian National Standard (SNI 7847:2012) unless Zn as micro nutrient and Regulation of the Minister of Agriculture Number 70/2011 unless water content. The pelletization of organic fertilizer to the size of 3-5 mm can be done by adding the best adhesive material, namely cassava starch 1% with the physical properties of the pellets including a yield of 99.56%, density of 1.84 g/mL, water holding capacity of 65.53%, and durability of 99.65-99.84%, but organic fertilizer pellets (with sago flour as adhesive) at a dose of 0.5 g/50 g media is the best for tomato germination and growth.Keywords: anaerobic digestion residue, organic fertilizer pellet, molasses, cassava starch, sago flourABSTRAKResidu proses digestasi anaerobik lumpur biologi industri kertas berpotensi dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Secara fisik, pupuk organik dalam bentuk pelet lebih kecil volumenya dan lebih mudah disimpan dan diangkut. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bahan perekat yang sesuai untuk membuat pelet pupuk organik dari residu proses digestasi anaerobik lumpur biologi industri kertas. Percobaan dilakukan dengan 2 variabel perlakuan, yaitu jenis perekat (tepung sagu, tepung kanji, molase) dan dosis perekat (0,5%; 1,0%; dan 1,5%) dengan masing-masing 3 replikasi. Pelet yang dihasilkan diuji sifat fisiknya meliputi yield, densitas, water holding capacity dan durabilitas. Percobaan pengaruh pelet berperekat terhadap perkecambahan dan pertumbuhan biji tanaman tomat juga dilakukan. Hasil penelitian menjelaskan bahwa secara umum, pelet memenuhi persyaratan minimal pupuk organik dan pembenah tanah sesuai SNI 7847:2012 kecuali Zn sebagai unsur hara mikro dan PERMENTAN No. 70 tahun 2011 kecuali kadar air. Pembuatan pelet pupuk organik dengan ukuran 3–5 mm dapat dilakukan dengan menambahkan bahan perekat terbaik, yaitu tepung kanji 1% dengan sifat fisik : yield 99,56%, densitas 1,84 g/mL, water holding capacity 65,53% dan durabilitas 99,65-99,84%, namun penggunaan pelet pupuk organik (berperekat tepung sagu) 0,5 g/50 g media untuk perkecambahan dan pertumbuhan biji tanaman tomat merupakan yang terbaik.Kata kunci: residu digestasi anaerobik, pelet pupuk organik, molase, tepung kanji, tepung sagu