Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN MINYAK GANDAPURA DI KABUPATEN WONOSOBO JAWA TENGAH Mauludi, Ludi
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 14, No 2 (2003): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Balittro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Minyak gandapura (Gaultheria fragrantissima) mengandung methylsalisilat yang banyak digunakan dalam industri farmasi. Indonesia masih mengimpor minyak gandapura sintentik dari Cina untuk kebutuhan industri farmasi. Sampai saat ini tanaman gandapura di Indonesia belum dibudidayakan, untuk memperoleh terna segarnya petani masih menambang dari daerah pegunungan yang tumbuh secara liar. Dalam rangka menggali potensi pengembangan pengusahaan minyak gandapura, telah dilakukan kajian awal bertujuan untuk menganalisis kelayakan usaha pengolahan minyak gandapura. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus di industri/pengrajin minyak gandapura milik Kelompok Tani Rukun yang berlokasi di Desa Sikunang, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah mulai bulan Agustus sampai Oktober 2003. Untuk mengetahui kelayakan usaha pengolahan minyak gandapura digunakan indikator kelayakan Benefit Cost Ratio (BCR). Hasil studi menunjukkan bahwa usaha pengolahan minyak gandapura di Kabupaten Wonosobo layak secara finansial. Hal ini ditunjukkan oleh nilai BCR 1,60 dan memberikan pendapatan sebesar Rp. 400.000,- per hari atau Rp.16.000,- per orang/hari, lebih besar dari pada upah tenaga harian yang berlaku setempat (Rp. 12.500,-/HOK).
KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN MINYAK GANDAPURA DI KABUPATEN WONOSOBO JAWA TENGAH Mauludi, Ludi
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 14, No 2 (2003): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v14n2.2003.%p

Abstract

Minyak gandapura (Gaultheria fragrantissima) mengandung methylsalisilat yang banyak digunakan dalam industri farmasi. Indonesia masih mengimpor minyak gandapura sintentik dari Cina untuk kebutuhan industri farmasi. Sampai saat ini tanaman gandapura di Indonesia belum dibudidayakan, untuk memperoleh terna segarnya petani masih menambang dari daerah pegunungan yang tumbuh secara liar. Dalam rangka menggali potensi pengembangan pengusahaan minyak gandapura, telah dilakukan kajian awal bertujuan untuk menganalisis kelayakan usaha pengolahan minyak gandapura. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus di industri/pengrajin minyak gandapura milik Kelompok Tani Rukun yang berlokasi di Desa Sikunang, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah mulai bulan Agustus sampai Oktober 2003. Untuk mengetahui kelayakan usaha pengolahan minyak gandapura digunakan indikator kelayakan Benefit Cost Ratio (BCR). Hasil studi menunjukkan bahwa usaha pengolahan minyak gandapura di Kabupaten Wonosobo layak secara finansial. Hal ini ditunjukkan oleh nilai BCR 1,60 dan memberikan pendapatan sebesar Rp. 400.000,- per hari atau Rp.16.000,- per orang/hari, lebih besar dari pada upah tenaga harian yang berlaku setempat (Rp. 12.500,-/HOK).