Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN KULTUR ISOLAT Saccharomyces spp DALAM RANSUM TERHADAP PENAMPILAN DAN KADAR GAS AMONIA EKSKRETA AYAM A. T., Umiarti; E, Puspani; I. G. N. G., Bidura
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 17 No 3 (2014): Vol 17, No 3 (2014)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.452 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2014.v17.i03.p01

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh suplementasi kultur Saccharomyces spp. dalam ransum terhadap penampilan dan kadar gas ammonia ekskreta ayam broiler umur 2-6 minggu. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak engkap (RAL) dengan empat perlakuan dan enam kali ulangan. Tiap ulangan menggunakan tiga ekor ayam broiler umur dua minggu dengan berat badan homogen. Ransum yang diberikan selama penelitian disusun dengan kandungan protein kasar 20% dan energi termetabolis 2900 kkal/kg tanpa suplementasi kultur Saccharomyces spp. sebagai kontrol (A). Suplementasi masing-masing: 0,10%, 0,20%, dan 0,30% kultur Saccharomyces spp. dalam ransum kontrol, masing-masing sebagai perlakuan B, C, dan D. Ransum dan air minum selama penelitian diberikan secara ad libitum. Variabel yang diamati adalah konsumsi ransum, berat badan akhir, pertambahan berat badan, feed conversion ratio (FCR), dan kadar gas amonia ekskreta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi kultur Saccharomyces spp. dalam ransum basal pada level 0,10% (B); 0,20% (C), dan 0,30% (D) secara nyata (P<0,05) dapat meningkatkan konsumsi ransum, berat badan akhir, dan pertambahan berat badan ayam jika dibandingkan dengan tanpa suplementasi (A). Akan tetapi, kadar gas amonia ekskreta ayam nyata (P<0,05) lebih rendah daripada kontrol. Dapat disimpulkan bahwa suplementasi kultur Saccharomyces spp. dalam ransum basal pada level 0,10-0,30% dapat meningkatkan penampilan dan menurunkan kadar gas amonia dalam ekskreta ayam broiler umur 2-6 minggu.