Hanan Lanang Dangiran
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN FAKTOR RISIKO PENCEMARAN SUMUR GALI DENGAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS DI LINGKUNGAN PEMUKIMAN RW IV KELURAHAN JABUNGAN KOTA SEMARANG Puji Rahayu; Tri Joko; Hanan Lanang Dangiran
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip) Vol 7, No 3 (2019): JULI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.963 KB) | DOI: 10.14710/jkm.v7i3.27372

Abstract

One of the facilities for supplying clean water used by the community in RW IV of Jabungan Village, Semarang City is a dug well. Of the 31 wells, there are 16 residents who use it for drinking water. In 2017, RW IV there were 20 cases of diarrhea with 9 children and 11 adults. In 2017, in RW IV, 3 samples of total coliform well water were examined with a total sample of> 300 CFU / 100 ml. The aim of this study was to analyze the relationship between risk factors for well water pollution and bacteriological quality of water in RW IV of Jabungan Village. This type of research is an observational analytic study with a cross sectional approach. The population of this study was all dug wells in RW IV of Jabungan Village. The research subjects were 31 wells with total sampling. The results of the study using the Chi-square test showed that there was a relationship and a risk factor between the waterlogging variables around the well (p = 0.004, CI-1.003-3.229), SPAL conditions (p = 0.002, CI = 1,000-3,999), well floor conditions (p = 0.004, CI = 1.003-3.299), the condition of standing water on the well floor (p = 0.043, CI = 1.005-1.850), the condition of the well floor crack (p = 0.032, CI = 1.005-1.950), bucket location & rope timba (p = 0.004, CI = 1,003-3,229), and the condition of the well wall (p = 0,007, CI = 1,005-2,765) on the total bacterial quality of coliform well water, but on the variable latrine distance (p = 0,001, CI = 0,992- 5,489), other pollutant distance (p = 0,008, CI = 0,819-7,052), well lip condition (p = 0,016, CI = 0,859-4,291) related but protective factors. The conclusion of this study is that there is a significant relationship between the quality of the digging well water bacteria with toilet distance, other pollutant distances, water around the well, SPAL conditions, well floor conditions, standing water conditions on the well floor, well floor cracking condition, bucket & rope location timba, the condition of the well lip and the condition of the well wall.
Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kadar Gula Darah pada Petani Hortikultura di Desa Trayu Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Karina Astari; Suhartono Suhartono; Hanan Lanang Dangiran
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 18, No 4 (2019): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.528 KB) | DOI: 10.14710/mkmi.18.4.%p

Abstract

ABSTRAK Latar belakang: Pestisida adalah bahan kimia yang tergolong sebagai Endocrine Disrupting Chemical (EDCs) yaitu senyawa yang dapat mengganggu sintesis, sekresi, transportasi, dan metabolisme hormon insulin yang bertanggungjawab untuk homeostasis gula dalam darah. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor – faktor terkait aktivitas pertanian yang mengganggu kadar gula darah.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain studi cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah petani hortikultura di Desa Trayu sejumlah 66 orang diambil dengan metode simple random sampling. Pengukuran kadar gula darah dilakukan dengan menggunakan alat Easy Touch GCU. Analisis data penelitian ini menggunakan uji korelasi Rank Spearman.Hasil: Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara jumlah campuran pestisida dengan kadar gula darah (p value = 0,310, r = 0,127). Terdapat hubungan antara frekuensi penyemprotan pestisida dengan kadar gula darah (p value = 0,009, r = 0,321). Tidak terdapat hubungan antara lama penyemprotan pestisida dengan kadar gula darah (p value = 0,289, r = 0,132). Terdapat hubungan antara masa kerja dengan kadar gula darah (p value = 0,031, r = 0,265).Simpulan: Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan antara frekuensi penyemprotan pestisida dan masa kerja dengan kadar gula darah.  
Hubungan Paparan Pestisida dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 2-5 Tahun di Kabupaten Magelang (Studi Kasus di Kecamatan Ngablak) Rina Mardiyana; Yusniar Hanani Darundiati; Hanan Lanang Dangiran
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 19, No 1 (2020): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.94 KB) | DOI: 10.14710/mkmi.19.1.77-82

Abstract

Latar Belakang: Stunting merupakan suatu kondisi kronis terhambatnya pertumbuhan yang ditentukan dengan menghitung skor Z indeks Tinggi Badan per Umur  kurang dari -2 SD. Prevalensi stunting pada balita di Kecamatan Ngablak terus meningkat dari tahun 2016 sampai dengan 2018. Kecamatan Ngablak merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Magelang yang tingkat pemakaian pestisidanya cukup tinggi. Pestisida dapat mempengaruhi sintesis hormon tiroid sehingga dapat menyebabkan terjadinya gangguan pertumbuhan.Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan paparan pestisida dengan kejadian stunting pada anak usia 2-5 tahun di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang.Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik observasional dengan desain studi case control. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia 2-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Ngablak, sedangkan sampel dikelompokkan ke dalam kasus dan kontrol dengan 47 subjek disetiap kelompok yang ditentukan dengan teknik proporsional random sampling. Analisis dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan anak bermain di area pertanian (p=0,011), penyimpanan pestisida di dalam rumah (p=0,036), keterlibatan ibu dalam menyemprot (p=0,040), mencuci alat semprot (p=0,040), mencampur pestisida (p=0,040) dengan kejadian stunting dan tidak ada hubungan yang signifikan antara penggunaan insektisida didalam rumah (p=0,304) dengan kejadian stunting.Simpulan: Terdapat hubungan antara kebiasaan anak bermain di area pertanian, penyimpanan pestisida di dalam rumah, menyemprot, mencuci alat semprot, dan mencampu pestisida dengan kejadian stunting pada anak usia 2-5 tahun di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Kata kunci: stunting, paparan pestisida, anak usia 2-5 tahun ABSTRACT Title: Pesticide Exposure with the Incidence of stunting in Children Aged 2-5 Years in Magelang Regency (Case Study in Ngablak District) Background: Stunting is a chronic condition of growth retardation determined by calculating Z score index body-length-for-age children with stunting is lower than -2 SD. The prevalence of stunting in children under five in Ngablak District continues to increase from 2016 to 2018. Ngablak District in one of the districts in Magelang Regency where the level of pesticide use is quite high. Pesticides can effect the synthesis of thyroid hormones so that they can cause growth disorders. The purpose of this study was to analyze the associated of exposure to pesticides with the incidence of stunting in children aged 2-5 years in Ngablak District, Magelang Regency. Method: This was observational analytic research with case control. The population was mothers who had children aged 2-5 years in the Ngablak District of this research, while the samples were divided into case and control group with 47 respondents in each group which proportioned using proportional random sampling technique. The analysis of the research was conducted by using Chi-Square test.Result: Result showed that there were significant relationship significant relationship between the habits of children playing in the agrucultural area (p = 0,011), storage of pesticides in the house (p = 0,036), involvement of the mother in spraying (p = 0,040), washing spray equipment (p = 0,040), mixing pesticides (p = 0,040) with the incidence of stunting and there are no significant relationship between insecticide use in the home (p = 0,304) with incidence of stunting.Conclusion: There was a relationship between the habits of children playing in the agricultural area, storing pesticides in the house, spraying, washing sprayers, and pesticides with the incidence of stunting in children aged 2-5 years in Ngablak District, Magelang Regency.  Keywords: stunting, pesticide exposure, children aged 2-5 years