Aksi-aksi kekerasan remaja terjadi dimana saja, seperti di jalan-jalan, di sekolah, bahkan di kompleks-kompleks perumahan. Aksi-aksi tersebut dapat berupa kekerasan verbal (mencaci maki) maupun kekerasan non verbal (memukul, meninju). Agresivitas adalah keinginan untuk melakukan segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti seseorang, baik secara verbal maupun non verbal. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji ada tidaknya hubungan antara pola asuh otoriter orang tua dengan agresivitas pada remaja pertengahan dan menguji perbedaan agresivitas antara remaja pertengahan laki-laki dan perempuan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara pola asuh otoriter orang tua dengan agresivitas pada remaja pertengahan di SMK Hidayah Semarang serta ada perbedaan agresivitas antara remaja pertengahan laki-laki dan perempuan. Populasi penelitian ini adalah remaja pertengahan (usia 15-17 tahun) di SMK Hidayah Semarang. Sebanyak 226 siswa, dan sampelnya berjumlah 126 diperoleh dengan teknik cluster random sampling. Analisis regresi sederhana menunjukkan ada hubungan positif dan signifikan antara pola asuh otoriter orang tua dengan agresivitas r= .39 (p < 0.001). Hasil uji independent sample t-test menunjukkan t = -2.37 (p < 0.05) yang menunjukkan bahwa ada perbedaan antara agresivitas laki-laki dan perempuan, agresivitas laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan.