<![CDATA[Pengambilan pasir alam dalam volume besar dan terus menerus dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Selain itu, limbah plastik jenis polypropylene merupakan jenis limbah plastik terbanyak dengan total sekitar 2,03% dari 9,52 juta ton sampah plastik di Indonesia pada tahun 2019, di mana plastik menjadi salah satu masalah pencemaran lingkungan. Penelitian ini berfokus pada upaya pengurangan pemakaian material pasir dan pemanfaatan bahan polypropylene semaksimal mungkin dalam mortar bangunan, yang masih memenuhi standar SNI 03-6825-2002. Parameter yang digunakan untuk mengetahui perubahan karakteristik mortar akibat pengaruh biji polypropylene (PP) yang digunakan sebagai bahan pengganti pasir dalam mortar adalah slump flow, berat isi dan kekuatan tekan pada umur 28 hari. Variasi proporsi polypropylene dalam penelitian ini terdiri dari 0%, 5%, 10%, 15%, 20% dan 25% terhadap volume pasir. Perencanaan campuran (mix design) mortar dihitung berdasarkan volume absolut atau proporsi berat masing-masing bahan penyusunnya. Setiap variasi campuran mortar menggunakan nilai FAS sebesar 0,5 serta perbandingan proporsi semen dan pasir 1:3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin bertambahnya jumlah proporsi biji polypropylene yang menggantikan pasir, semakin besar nilai slump flow, namun semakin kecil berat isi dan kekuatan tekan mortar tersebut. Berdasarkan hasil analisis, penambahan biji polypropylene yang diizinkan untuk mortar berdasarkan SNI 03-6825-2002 adalah maksimum 15% dari volume pasir]]>
