<![CDATA[Abstrak Terjadi peningkatan jumlah item pekerjaan selama 3 bulan terakhir yaitu dari bulan Januari sampai bulan Maret tahun 2022. Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 karyawan pada bagian maintenance internal, maintenance eksternal, customer service, dan marketing PT. ABC di Kabupaten Kendal, terdapat kebijakan perusahaan mengenai proses perijinan lembur semakin sulit karena karyawan diharuskan dapat perijinan dari kantor pusat terlebih dahulu. Selain itu, semakin banyak pekerjaan yang diharuskan untuk mengunjungi relasi perusahaan namun penyelesaian pekerjaan sering melebihi dari jam pulang dari kantor. Adanya kebijakan mengenai lembur dan komitmen organisasi yang semakin tinggi, memungkinkan karyawan mengalami kelelahan dalam bekerja dan komitmen karyawan yang semakin berkurang karena sebanyak 34,86% dari total karyawan masih berstatus PKWT dan Outsourcing. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh beban kerja, burnout, dan komitmen organisasi terhadap perilaku cyberloafing. Objek dalam penelitian ini adalah PT. ABC di Kabupaten Kendal dan yang menjadi responden adalah sebanyak 94 karyawan. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Berdasarkan analisis data, maka didapatkan hasil bahwa beban kerja secara statistik berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku cyberloafing sehingga hasil ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Burnout secara statistik berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku cyberloafing sehingga hasil ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Komitmen organisasi secara statistik berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perilaku cyberloafing sehingga hasil ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Kata Kunci: Beban Kerja, Burnout, Komitmen Organisasi, Perilaku Cyberloafing Abstract There an increase in the number of work items for the last 3 months, from January to March 2022. Based on interviews with 10 employees in the internal maintenance, external maintenance, customer service, and marketing divisions of PT. ABC in Kendal Regency, there is a company policy regarding process of permitting overtime to increasingly difficult because employees are required to obtain permission from the head office first. In addition, more work is required to visit company relations but the completion of work often exceeds the hours of returning from the office. The existence of a policy regarding overtime and increasing organizational commitment, allows employees to experience fatigue at work and diminishing employee commitment because 34.86% of the total employees are still in PKWT and Outsourcing status. This study aims to prove the effect of workload, burnout, and organizational commitment on cyberloafing behavior. The object of this research is PT. ABC in Kendal Regency and the respondents were 94 employees. Analysis of the data used is multiple linear regression analysis. Based on data analysis, it is found that the workload statistically has a positive and significant effect on cyberloafing behavior so that this result is in accordance with the proposed hypothesis. Burnout statistically has a positive and significant effect on cyberloafing behavior so that this result is in accordance with the proposed hypothesis. Organizational commitment has a statistically negative and significant effect on cyberloafing behavior so that this result is in accordance with the proposed hypothesis. Keywords: Workload, Burnout, Organizational Commitment, Cyberloafing Behavior]]>
