Penelitian dengan tujuan mengetahui pengaruh penggantian tepung ikan dengan tepung bekicot dalam ransum sebagai sumber protein terhadap kecernaan nutrisi babi lokal telah dilaksanakan di Desa Le’un Tolu Kecamatan Raimanuk Kabupaten Belu-NTT selama 10 minggu, yang terdiri dari 2 minggu masa penyesuaian dan 8 minggu pengambilan data. Dalam penelitian ini menggunakan 12 ekor ternak babi lokal jantan fase pertumbuhan umur 5 bulan, dengan kisaran berat berat badan awal 5,00 - 6,60kg, dengan rata-rata 5,68 kg (KV = 5,23%). Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan mengikuti prosedur rancangan acak lengkap (RAL) 4 perlakuan dengan 3 ulangan. Perlakuan yang dimaksud yaitu: 0% tepung bekicot dalam ransum selaku control, 3%, 6%, dan 9%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggantian tepung ikan dengan tepung bekicot mampu meningkatkan (P<0,01) kecernaan serat kasar dan protein kasar. Sementara kecernaan bahan kering dan bahan organik realatif sama (P>0,05). Dengan demikian dapat diisimpulkan bahwa tepung bekicot dapat digunakan sebagai komponen penyusun ransum hingga level 9% dengan kecernaan serat kasar dan protein kasar tertinggi. Kata kunci: Babi lokal, tepung ikan, tepung bekicot, kecernaan nutrien ABSTRACT The study aimed at evaluating the effect of substituting fish meal with snail (Achatina fulica) meal on nutrient digestibility in local pig was carried out in Desa Le’un Tolu Kecamatan Raimanuk Kabupaten Belu-NTTfor 10 weeks consisting of 2 weeks adaptation and 8 weeks data collection periods. There were 12 local boars of 5 months of age with 5.0-6.6 kg (CV = 5,23%) initial body weight used in the study. Completely randomized design 4 treatment with 3 replicates procedures were applied in the study. The 4 treatments applied were formulated as: diet with 0% snail meal; diet with snail meal substituting 3% fish meal;diet with snail meal substituting 6% fish meal; anddiet with snail meal substituting 9% fish meal. The result showed that effect of treatment is highly significant (P<0.01) on crude fiber and crude protein digestibility, but not significant (P>0.05) on either dry matter or organic matter digestibility. The conclusion is that snail meal can substitute fish meal up to 9% in pig diet and it performed the highest both crude fiber and crude protein digestibility. Penelitian dengan tujuan mengetahui pengaruh penggantian tepung ikan dengan tepung bekicot dalam ransum sebagai sumber protein terhadap kecernaan nutrisi babi lokal telah dilaksanakan di Desa Le’un Tolu Kecamatan Raimanuk Kabupaten Belu-NTT selama 10 minggu, yang terdiri dari 2 minggu masa penyesuaian dan 8 minggu pengambilan data. Dalam penelitian ini menggunakan 12 ekor ternak babi lokal jantan fase pertumbuhan umur 5 bulan, dengan kisaran berat berat badan awal 5,00 - 6,60kg, dengan rata-rata 5,68 kg (KV = 5,23%). Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan mengikuti prosedur rancangan acak lengkap (RAL) 4 perlakuan dengan 3 ulangan. Perlakuan yang dimaksud yaitu: 0% tepung bekicot dalam ransum selaku control, 3%, 6%, dan 9%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggantian tepung ikan dengan tepung bekicot mampu meningkatkan (P<0,01) kecernaan serat kasar dan protein kasar. Sementara kecernaan bahan kering dan bahan organik realatif sama (P>0,05). Dengan demikian dapat diisimpulkan bahwa tepung bekicot dapat digunakan sebagai komponen penyusun ransum hingga level 9% dengan kecernaan serat kasar dan protein kasar tertinggi. Kata kunci: Babi lokal, tepung ikan, tepung bekicot, kecernaan nutrien The study aimed at evaluating the effect of substituting fish meal with snail (Achatina fulica) meal on nutrient digestibility in local pig was carried out in Desa Le’un Tolu Kecamatan Raimanuk Kabupaten Belu-NTTfor 10 weeks consisting of 2 weeks adaptation and 8 weeks data collection periods. There were 12 local boars of 5 months of age with 5.0-6.6 kg (CV = 5,23%) initial body weight used in the study. Completely randomized design 4 treatment with 3 replicates procedures were applied in the study. The 4 treatments applied were formulated as: diet with 0% snail meal; diet with snail meal substituting 3% fish meal;diet with snail meal substituting 6% fish meal; anddiet with snail meal substituting 9% fish meal. The result showed that effect of treatment is highly significant (P<0.01) on crude fiber and crude protein digestibility, but not significant (P>0.05) on either dry matter or organic matter digestibility. The conclusion is that snail meal can substitute fish meal up to 9% in pig diet and it performed the highest both crude fiber and crude protein digestibility. Key words: local pig, fish meal, snail meal, nutrient digestibility.