Clay shale merupakan jenis tanah ekspansif yang akan mengalami pengembangan atau peningkatan volumeapabila berkontaksi dengan air. Kelongsoran clay shale dapat terjadi sebelum kondisi jenuh total tercapai. Dalamrangka proses perancangan instrumen, perlu adanya penelitian awal untuk meninjau pengaruh tingkat kejenuhanclay shale terhadap parameter kelongsoran, sehingga tingkat kejenuhan clay shale sesaat sebelum runtuh dapatdiketahui. Penelitian dilaksanakan dengan pengujian sifat fisis lalu dilanjutkan dengan pengujian sifat mekanisjuga secara kimia. Pengujian-pengujian sifat fisis yakni, pengujian berat isi, kadar air dan batas atterberg. Untukpengujian sifat mekanis, digunakan triaksial dan swelling. Sementara, pengujian secara kimia dilaksanakanpengujian X-Ray Diffraction (XRD) dan Kapasitas Tukar Kation (KTK). Variabel yang diuji memiliki variasinilai derajat kejenuhan yang didapat dari pengaturan nilai koefisien β sebesar 0,2; 0,4; 0,6; 0,8 dan 1,0 saatpengujian triaksial. Selanjutnya, beberapa nilai sudut geser dalam dan kohesi yang diperoleh dari pengujiantriaksial dimodelkan dalam software PLAXIS menggunakan geometri lereng eksisting sebelum terjadikelongsoran beserta pembebanannya. Dari pemodelan, dicari kondisi lereng dengan nilai faktor keamanan palingmendekati 1 untuk digunakan pada instrumen pendeteksi kelongsoran. Penelitian ini juga menghasilkan grafikkorelasi tingkat kejenuhan terhadap parameter kuat geser yang dapat digunakan untuk perancangan perkuatanlereng yang bidang gelincirnya di lapisan clay shale.