Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Sistem Skoring Nefrometri R.E.N.A.L: Sistem Berstandar yang Komprehensif Dalam Menilai Ukuran, Lokasi, dan Kedalaman Tumor Ginjal MOCHAMMAD REZA; ARIEF RAKHMAN; CHAIDIR A MOCHTAR
Indonesian Journal of Cancer Vol 8, No 2 (2014): April-Juni 2014
Publisher : National Cancer Center - Dharmais Cancer Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33371/ijoc.v8i2.301

Abstract

The treatment of localized renal cell carcinoma remains subjective.The R.E.N.A.L.- Nephrometry Score quantifies the characteristics of renal mass anatomy based on radiologic findings to provide a standardized objective descriptive system in an reproducible manner. We evaluate the utility of this system in predicting tumor resectability, operative approach and risk of complication, and their relevance to clinical practice.Electronic literature research was performed to access the main series of literature in the past 4 years since the scoring system developed. The articles were then analyzed and selected to address these issues. Fifteen peer-reviewed publications (2009 to 2012) were selected. Most of the studies were analyzed using the prospective acquired database. Increasing tumor complexity was asscociated with greater overall nephrometry score in patient underwent renal neprectomy and partial neprectomy. Compared with patients who underwent partial nephrectomy, the patients treated with radical nephrectomy had a significantly greater size (R), central proximity (N), and location (L) component scores. There were more complications among patients with higher R.E.N.A.L scores who underwent partial nechrectomy (PN) thanin patients with PN who did not developcomplications. The R.E.N.A.L nephrometry scoring system has good interobserver reliability showed by the similar sum of nephrometry score concordance to the R, E, N, A, and L components among surgeons in different centre. The R.E.N.A.L nephrometry standardize the reporting of solid renal masses and appears to effectively stratify the treatment choice for patients. Nephrometry aids in objectifying previously subjective measure and provide more meaningful comparison of treatment recommendation or results in published series.
PERSPEKTIF ERA SOCIETY 5.0: APAKAH BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PESERTA DIDIK? Denisa Panseria Azzuri; Elsha Anjelina Lubis; Erlinda Alya Rasyid; Galuh Oktianjani Sangaswari; Rama wijaya; Arief Rakhman
Journal of Student Research Vol. 1 No. 3 (2023): Mei: Journal of Student Research
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jsr.v1i3.1307

Abstract

Komunikasi interpersonal merupakan aspek penting dalam kehidupan sosial manusia, terutama bagi peserta didik yang sedang membangun jaringan sosialnya di lingkungan sekolah. penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perkembangan komunikasi interpersonal peserta didik, dengan memfokuskan pada beberapa faktor yang memengaruhi perkembangan tersebut, seperti lingkungan sosial sekolah, lingkungan keluarga, dan teknologi media sosial. Penelitian dilakukan menggunakan metode kuantitatif deskriptif terhadap peserta didik SMA/sederajat. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang terdiri dari 8 item yang terkait dengan aspek pengaruh perkembangan komunikasi interpersonal peserta didik . Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan sosial yang kondusif dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi secara interpersonal. Selain itu, teknologi seperti media sosial juga memengaruhi perkembangan komunikasi interpersonal peserta didik. Namun, penelitian juga menunjukkan bahwa terlalu banyak penggunaan teknologi dapat memengaruhi kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi secara langsung. Selain itu, perkembangan kognitif peserta didik juga memengaruhi perkembangan komunikasi interpersonal, dengan kemampuan memahami bahasa dan penggunaan kosakata yang lebih baik dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara efektif.
Beauty Privilege: Benarkah Sebagai Penentu Potensi Kepercayaan Diri Siswa? Zahra Siti Humayra; Alfiyah Zahra Jauza; Husen Indarno Syaifullah; Mahesa Firdaus Gusman; Ramadhane Tepi Al Haq; Rama Wijaya; Arief Rakhman
Journal of Student Research Vol. 1 No. 4 (2023): Juli: Journal of Student Research
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jsr.v1i4.1318

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa mengenai beauty privilege Metode penelitian yang digunakan ialah kualitatif menggunakan observasi berupa wawancara dan pengisian kuesioner Hasil penelitian yang kita dapat khususnya di zaman milenial ini istilah good looking sangat gencar orang bicarakan, yang mana membentuk suatu stigma beauty privilege. Pada umumnya siswa di sekolah merasakan adanya beauty privilege, mereka juga merasa bahwa hal tersebut memungkinkan adanya hak istimewa di dalam lingkungan sekolah. Menurut salah satu responden yang kami wawancara pun penampilan dan paras yang cantik adalah hal pertama yang orang lihat. Namun, ada juga yang memberi pernyataan bahwa tidak selamanya penghargaan, pujian itu dilihat dari fisik saja, bisa juga dengan mengembangkan kemampuan kualitas diri. Beauty privilege memang bentul adanya di kalangan siswa terutama di dalam sekolah, beberapa siswa memberi pernyatan penampilan dan memiliki paras yang cantik cenderung mendapatkan hak istimewa saat mereka berada di lingkungan sosial. Namun, untuk di lingkungan kegiatan belajar dalam mengajar guru lebih mengutamakan siswa yang berprestasi di akademik. Akan tetapi, orang yang memiliki tampilan menarik dapat dimaklumi untuk memberikan atensi lebih kepada seorang guru karena, hal tersebut dinilai sah bagi beberapa siswa dengan dalih mudah atau lebih nyaman untuk diperdengarkan. Selain itu, dampak terjadinya hak istimewa bagi siswa paras atau penampian yang menarik memengaruhi tingkat kepercayaan diri siswa sehingga memudahkan mereka dalam bersosialisasi dan diterima.