SYAHRIZAL SYARIF
Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Perbandingan Kesintasan Tiga Tahun pada Anak Leukemia Limfoblastik Akut antara Protokol Pengobatan 2006 dan 2013 RAHIMUL YAKIN; SYAHRIZAL SYARIF; EDI SETIAWAN TEHUTERU
Indonesian Journal of Cancer Vol 11, No 3 (2017): July - September 2017
Publisher : National Cancer Center - Dharmais Cancer Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (694.336 KB) | DOI: 10.33371/ijoc.v11i3.515

Abstract

Treatment of children with Acute lymphoblastic leukemia was developing, currently in Indonesia there are several commonly used protocols such as National protocol (Jakarta), WK-LLA 2000 protocol, LLA protocol 2006 and protocol LLA 2013. The purpose of this study to determine the probability of survival 3 years In children with acute lymphoblastic leukemia between protocols 2006 and 2013. This study used a mix method of retrospective cohorts and in-depth interviews. The population in this study were LLA children aged 1–15 years who received protocol 2006 and 2013 in RSKD Jakarta from 2008–2016 is 68 children with research time from April 2016 until June 2016. Data were analyzed using Cox Regression. The result of this study shows that the 3-year survival probability of LLA remission based on the 2006 treatment protocol is 30% and the treatment protocol of 2013 is 27%. A 3-year survival event remission occurred between 2006 and 2013 treatment protocols of HR 1.57 (90% CI 0.577–4,299), but the difference between the two protocols was not statistically significant with p-value 0.456.The results of in-depth interviews were also obtained in protocols 2006 and 2013 in the same principle but there remain some differences between the both of the treatment schedule and doses are cumulatively increased. The conclusions of these two protocols are in principle the same and there is not much difference in inputs and processes.  ABSTRAK Pengobatan pada anak leukemia limfoblastik akut terus dikembangkan. Saat ini, di Indonesia ada beberapa protokol yang lazim digunakan, yaitu protokol Nasional (Jakarta), protokol WK-LLA 2000, protokol LLA 2006, dan protokol LLA 2013. Tujuan studi ini untuk mengetahui probabilitas kesintasan hidup tiga tahun pada anak leukemia limfoblastik akut antara protokol 2006 dan 2013. Studi ini menggunakan mix method, yaitu kohort retrospektif dan wawancara mendalam. Populasi dalam penelitian ini adalah anak LLA usia 1–15 tahun yang mendapatkan protokol 2006 dan 2013 di Rumah Sakit Kanker “Dhramais”/RSKD, Jakarta, dari 2008–2016 sebanyak 68 anak dengan waktu penelitian dari April 2016 sampai Juni 2016. Data dianalisis dengan Cox Regression. Hasil studi menunjukkan probabilitas kesintasan tiga tahun terjadi remisi pada anak LLA berdasarkan protokol pengobatan 2006 sebesar 30% dan protokol pengobatan 2013 sebesar 27%. Peberdaan kesintasan tiga tahun terjadi remisi antara protokol pengobatan 2006 dan 2013 sebesar HR 1,57 (CI 90% 0,577–4,299). Namun, perbedaan antara kedua protokol ini tidak bermakna secara statistik dengan p-value 0,456. Hasil wawancara mendalam juga menunjukkan pada protokol 2006 dan 2013 secara prinsip sama, tetapi tetap ada beberapa perbedaan di antara keduanya, seperti jadwal pengobatan dan dosis secara kumulatif meningkat. Studi ini menyimpulkan bahwa secara prinsip kedua protokol ini sama dan tidak terdapat banyak perbedaan dalam hal input serta proses.
Efek Gabungan Obesitas dan Aktivitas Fisik terhadap Kejadian Prediabetes Irma Surya Kusuma; Syahrizal Syarif; Septyana Choirunisa
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 12 No 03 (2023): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : UIMA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jikm.v12i03.2159

Abstract

Obesitas dan kurangnya aktivitas fisik diketahui sebagai faktor risiko independen kejadian prediabetes, namun efek gabungan kedua faktor tersebut terhadap kejadian prediabetes belum banyak diketahui. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek gabungan obesitas dan aktivitas fisik terhadap kejadian prediabetes pada populasi usia ≥ 15 tahun di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder Indonesian Family Life Survey (IFLS) 5 tahun 2014 dengan rancangan cross-sectional. Sebanyak 5.439 responden usia ≥ 15 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diikutsertakan dalam analisis. Outcome penelitian berupa kejadian prediabetes berdasarkan pemeriksaan HbA1c. Regresi logistik dilakukan untuk mengestimasikan Prevalence Ratio (PR) dengan 95% Confidence Intervals (CI). Pada analisis gabungan dengan menggunakan kelompok tidak obesitas dan aktivitas cukup sebagai kelompok pembanding, kelompok obesitas dengan aktivitas fisik kurang diketahui memiliki resiko paling tinggi menderita prediabetes (PR 1,92; 95% CI 1,55-2,37), diikuti kelompok obesitas dengan aktivitas fisik cukup (PR 1,69; 95% CI 1,44-2,00), setelah dikontrol variabel usia dan jenis kelamin. Kelompok tidak obesitas dan aktivitas fisik kurang menunjukkan hubungan yang tidak bermakna dengan prediabetes. Sebesar 16,15% kejadian prediabetes disebabkan oleh interaksi sinergis antara obesitas dan kurangnya aktivitas fisik. Pencegahan terhadap obesitas bersama dengan peningkatan aktivitas fisik penting dilakukan guna menurunkan risiko prediabetes.
Relationship of normal weight central obesity on comorbid diseases: Systematic Review Wardah Hanifah; Syahrizal Syarif
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 9, No 2 (2024): June
Publisher : Department of Nutrition at the Health Polytechnic of Aceh, Ministry of Health

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/action.v9i2.1697

Abstract

Normal-weight central obesity (NWCO) has a significant effect on Cardiovascular Disease (CVD) and mortality, which are modulated by comorbidities. This systematic review aimed to identify comorbid diseases associated with NWCO. Search for articles published in 2013-2023 using the PubMed, Science Direct, and Scopus databases. Articles were selected based on the inclusion criteria, specifically articles about the relationship between NWCO and comorbid diseases, using English language, observational study design, and can be accessed in full text. Each article was assessed based on sample size, study design, response rate, outcome measurement, statistical analysis, confounding factors, ethics, and research limitations. The results of this study show that NWCO increases the risk of comorbid diseases such as hypertension, CVD, Diabetes Mellitus (DM), Metabolic Syndrome (MS), dyslipidemia, stroke, and hyperuricemia. Hypertension, MS, and dyslipidemia play a role in the incidence of CVD and DM. This study can increase awareness and attention to groups with normal body weights to improve lifestyle, routine health screening, and immediate intervention to prevent comorbid diseases. 
Efek Gabungan Obesitas dan Aktivitas Fisik terhadap Kejadian Prediabetes Irma Surya Kusuma; Syahrizal Syarif; Septyana Choirunisa
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 12 No 03 (2023): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : UIMA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jikm.v12i03.2159

Abstract

Obesitas dan kurangnya aktivitas fisik diketahui sebagai faktor risiko independen kejadian prediabetes, namun efek gabungan kedua faktor tersebut terhadap kejadian prediabetes belum banyak diketahui. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek gabungan obesitas dan aktivitas fisik terhadap kejadian prediabetes pada populasi usia ≥ 15 tahun di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder Indonesian Family Life Survey (IFLS) 5 tahun 2014 dengan rancangan cross-sectional. Sebanyak 5.439 responden usia ≥ 15 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diikutsertakan dalam analisis. Outcome penelitian berupa kejadian prediabetes berdasarkan pemeriksaan HbA1c. Regresi logistik dilakukan untuk mengestimasikan Prevalence Ratio (PR) dengan 95% Confidence Intervals (CI). Pada analisis gabungan dengan menggunakan kelompok tidak obesitas dan aktivitas cukup sebagai kelompok pembanding, kelompok obesitas dengan aktivitas fisik kurang diketahui memiliki resiko paling tinggi menderita prediabetes (PR 1,92; 95% CI 1,55-2,37), diikuti kelompok obesitas dengan aktivitas fisik cukup (PR 1,69; 95% CI 1,44-2,00), setelah dikontrol variabel usia dan jenis kelamin. Kelompok tidak obesitas dan aktivitas fisik kurang menunjukkan hubungan yang tidak bermakna dengan prediabetes. Sebesar 16,15% kejadian prediabetes disebabkan oleh interaksi sinergis antara obesitas dan kurangnya aktivitas fisik. Pencegahan terhadap obesitas bersama dengan peningkatan aktivitas fisik penting dilakukan guna menurunkan risiko prediabetes.