Perkembangan industri makanan saat ini berjalan sangat pesat, hal ini menimbulkan persaingan di antar para produsen perusahaan. Perusahaan pastinya memiliki strategi dalam membuat perencanaan dan pengendalian produksi setiap produk yang dibuatnya. Salah satu faktor yang menunjang perencanaan dan pengendalian produksi adalah permintaan produk dari konsumen. Permintaan konsumen yang tidak menentu tentu saja menyebabkan kesalahan dalam merencanakan permintaan produk yang akan merugikan perusahaan baik dari biaya produksi ataupun keterlambatan pemenuhan permintaan. Oleh karenanya untuk merencanakan dan mengendalikan produksi dibutuhkan proses peramalan. Peramalan dilakukan agar perusahaan memiliki acuan dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan produksinya. Rumah Tempe Indonesia juga merupakan bidang usaha yang mulai menerapkan sistem produksi make to stock dalam proses bisnisnya. Sistem produksi tersebut seringkali menyebabkan ketidaksesuaian antara jumlah produksi dengan jumlah permintaan konsumen. Peramalan dilakukan dengan harapan agar perusahaan dapat memperkirakan kebutuhan produksi di masa mendatang, dapat merencanakan dan mengendalikan kegiatan produksinya dengan optimal sehingga permintaan konsumen dapat terpenuhi sehingga dapat meminimalisisr biaya produksi. Pola data permintaan yang didapatkan dari hasil pengolahan data pada produk tempe GMO 450 Gram adalah pola data trend. Berdasarkan dari pola data permintaan produk, dapat diketahui bahwa metode yang cocok dengan pola data tersebut adalah metode peramalan regresi linier dengan hasil ramalan 12 periode mendatang masing-masing 11788 Pcs, 12006 Pcs, 12224 Pcs, 12442 Pcs, 12660 Pcs, 12878 Pcs, 13096 Pcs, 13314 Pcs, 13532 Pcs, 13750 Pcs, 13968 Pcs, 14186 Pcs.