Prasetiawati Prasetiawati
Institut Agama Kristen Negeri Palangka Raya

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Christian Religious Education, Null Curriculum, Learning Strategies, and Inclusiveness in Indonesia Prasetiawati Prasetiawati
QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama Vol 14 No 1 (2022): Qalamuna - Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah Program Pascasarjana IAI Sunan Giri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37680/qalamuna.v14i1.3942

Abstract

This paper sought to showcase the work of the Null curriculum in light of the rapid curriculum changes in Indonesia. Christian education has not been an exception to the curriculum changes over time. The curriculum and learning strategies for Christian religious education remain at the stage of compartmentalizing the curriculum for children, youth, adults, and the elderly. The Null curriculum becomes a counterweight to become implicit in houses, churches, and schools. It attempts to be honest about each learner's existence, culture, religion, customs, and the locality of school, church, and home. It represents something of a paradox amid the onslaught of curriculum shifts. The paradoxes become crucial by incorporating procedures such as critical analysis, art, and drama as interludes in the formal curriculum, such as the current curriculum development in Indonesia (Kurikulum Merdeka). Through a qualitative method, this research was conducted by performing literature reviews using secondary sources from various recent journals that bring together Christian religious education, null curriculum, learning strategies and the dialectics of curriculum in Indonesia. Results showed that null curriculum at home, school and church levels ought to be reconsidered by curriculum users and beneficiaries as part of null curriculum participation in content, flow of change and inclusiveness. The null curriculum is an ongoing curriculum through curriculum transformation in the midst of ignoring the urgency of the dimensions of Christian orthodoxy as finalities that get responses and criticisms when encountering learning strategies in learning spaces.
IMPLEMENTASI SELF-DIRECTED LEARNING SISWA SMPN 7 PALANGKA RAYA DI MASA PANDEMI Silvia Rahmelia; Prasetiawati Prasetiawati
JP3M: Jurnal Pendidikan, Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 3 No 1 (2021): JURNAL PENDIDIKAN PEMBELAJARAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Publisher : Universitas Insan Cendekia Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37577/jp3m.v3i1.312

Abstract

Pembelajaran daring menjadi paradigma baru dalam proses belajar mengajar di masa pandemi. Paradigma baru tersebut perlu segera diadaptasi oleh guru, siswa dan pihak sekolah guna mengoptimalkan proses belajar. Implementasi pembelajaran daring di SMP Negeri 7 Palangka Raya selama masa pandemi belum sepenuhnya berlangsung baik. Identifikasi masalah dari awal studi pendahuluan hingga berjalannya kegiatan terkait kemampuan siswa dalam melakukan pembelajaran mandiri ialah 1) siswa belum banyak mengenal aplikasi yang dapat digunakan untuk belajar mandiri; 2) siswa terkendala dalam memahami materi karena guru pada umumnya memberi tugas dan jarang menjelaskan. Melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dengan metode Participatory Action Research (PAR), dilakukan beberapa treatment atau tindakan diantaranya 1) Siswa diberi pengetahuan tentang berbagai platform yang dapat digunakan untuk belajar daring; 2) Siswa diberi pengetahuan tentang bagaimana caranya mencari sumber belajar yang kredibel di internet. Melalui tindakan ini siswa dilatih untuk mampu mengoptimalkan cara belajar daring di tengah berbagai keterbatasan yang ada. Dengan demikian kemandirian belajar siswa dapat terbentuk. Pada penerapan langkah-langkah mencari sumber belajar dan menggunakan platform rumah belajar, siswa dilatih untuk mampu memecahkan masalah. Ketiadaan sumber belajar seperti buku atau lembar kerja, dapat digantikan jika siswa telah mampu menggunakan fitur e-book, video animasi maupun bank soal dalam platform rumah belajar. Semakin siswa mampu mengoptimalkan fitur yang ada, maka cara belajar siswa akan semakin baik dan akan berpengaruh pada hasil belajar. Sama halnya berbagai sumber belajar dan informasi yang tersebar luas di internet, hal tersebut tentunya dapat dimanfaatkan siswa secara baik ketika siswa telah memahami langkah-langkah mencari sumber belajar yang kredibel