Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BIDAN YANG MENERIMA PELIMPAHAN KEWENANGAN TINDAKAN KEBIDANAN DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2019 TENTANG KEBIDANAN DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT mujiwati mujiwati
Aktualita : Jurnal Hukum Volume 3 No.2 2020
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (660.957 KB) | DOI: 10.29313/aktualita.v0i0.6764

Abstract

Kesehatan merupakan bagian penting dari kesejahteraan masyarakat. Kesehatan juga merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Sejalan dengan amanat Pasal 28 H Undang-Undang Dasar 1945 telah ditegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan Bidan dalam menjalankan praktiknya harus sesuai dengan standar, baik standar pelayanan, standar profesi, dan standar operasional prosedur. Akan tetapi dalam praktiknya terkadang bidan menerima pelimpahan tindakan dari dokter dalam menangani pasiennya, dalam hal terjadinya kerugian terhadap pasien maka diperlukan peraturan yang jelas dalam akibat hukumnya. Atas dasar latar belakang diatas maka yang menjadi persoalan yaitu bagaimana pelimpahan wewenang tindakan kebidanan dihubungkan dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Kebidanan dan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit serta bagaimana perlindungan hukum bagi bidan yang menerima pelimpahan tindakan kebidanan dihubungkan dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Kebidanan dan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit. Untuk maksud tersebut, dilakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan yuridis normatif yaitu melihat hukum dari aspek norma, sehingga hanya melalui proses studi kepustakaan atau hanya pada hukum yang tertulis saja. Pendekatan masalah yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan perundang-undangan (statute approach). Berdasarkan hasil analisis bahwa Pelimpahan kewenangan tindakan kebidanan berdasarkan Undang-Undang No. 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan belum diatur secara tegas terkait tindakan apa saja yang dapat dilimpahkan sehingga bidan belum memiliki perlindungan hukum secara jelas. Sejauh tindakan bidan tersebut tidak melebihi batas kewenangan serta sesuai dengan SOP dan pelimpahan wewenang maka bidan tidak dapat dimintakan pertanggungjawabannya kecuali terbukti bahwa bidan melakukan tindakan yang menyebabkan pasien cacat sampai meninggal dunia dapat dimintakan pertanggungjawaban baik melalui hukum administrasi, perdata maupun pidana.
Flexural strength acrylic resin heat cured for denture base in soaking mouthwash containing siwak Didik Marsigid; Mujiwati Mujiwati; Sophia Nursabila Pebriani
Jurnal Medali Vol 5, No 1 (2023): Media Dental Intelektual March 2023
Publisher : Faculty of Dentistry, Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/medali.5.1.1-6

Abstract

Background: Teeth have an important role in a person, the most common cause of tooth loss is caries and periodontal disease. Tooth loss can be overcome by making dentures, removable denture components consist of dental elements, clasps, and bases. The denture base is part of denture that rests on soft tissues of oral cavity and is where denture elements are attached. One of the important mechanical properties for denture bases is flexural strength. Acrylic resin denture base material has disadvantage that it absorbs liquid and is porous so that food debris can settle and become a place for microorganisms to grow and multiply. This study aims to determine flexural strength of heat cured acrylic resin for denture base in immersing mouthwash containing siwakMethod: this laboratory experiment used 12 linear specimens with a size (64 x 10 x 3.3 mm) ± 0.2 mm in accordance with ISO 20795-1:2013 which were divided into 2 groups, the first group was immersed in aquabidest (control), the second group was immersed in mouthwash containing siwak for 7 days. The data obtained were then tested using the Independent T-testResult: There was no significant difference (p > 0.05) in the flexural strength of heat cured acrylic resinConclusion: From the research, there is no effect flexural strength of heat cured acrylic resin in soaking mouthwash containing siwak. The effect of mouthwash containing siwak on the flexural strength of heat-cured acrylic resin was not significant.
Peningkatan Pengetahuan dan Pengunaan Gigi Tiruan Sebagai Solusi Hidup Sehat Berkualitas Bagi JELITA & LOLITA di Posyandu Lansia Matahari Kelurahan Gunung Sri Wiwik Wiyanti; Mujiwati Mujiwati; Fitriyanti Fitriyanti
Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama Vol 3, No 2 (2022): Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama Volume 3 Nomor 2 Agustus 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jpk.v3i2.165

Abstract

Kehilangan gigi yang dibiarkan terlalu lama akan menyebabkan migrasi patologis gigi geligi yang tersisa, penurunan tulang alveolar pada daerah edentulous, penurunan fungsi pengunyahan hingga gangguan berbicara dan juga dapat berpengaruh terhadap sendi temporomandibular. Jumlah penduduk lansia setiap tahunnya makin meningkat dan tentunya diiringi dengan masalah kesehatan pencernaan yang berawal dari masih banyaknya penduduk lansia yang tidak menggunakan gigi tiruan. Masyarakat yang  mengalami kehilangan gigi tiruan pada lansia kategori khususnya pada kategori jelita (jelang lima puluh tahun) dan lolita (lolos lima puluh tahun). Salah satu penyakit pencernaan timbul akibat dari dampak tidak menggunakan gigi tiruan pada lansia. Rendahnya tingkat pengetahuan tentang gigi tiruan sangat berpengaruh terhadap pemakaian gigi tiruan pada lansia. Idealnya pemakaian gigi tiruan harus langsung dilakukan ketika gigi permanen hilang, namun kenyataannya banyak lansia yang belum melakukan hal tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan kader dan masyarakat tentang peranan gigi tiruan untuk kesehatan gigi dan mulut, meningkatnya jumlah pengguna gigi tiruan untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut, serta meningkatnya keterampilan dasar kader dan masyarakat dalam memelihara gigi tiruan. Metode pelaksanaan kegiatan adalah pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, pencetakan rahang dan penyuluhan. Hasil adanya perbedaan yang signifikan antara nilai pengetahuan sebelum penyuluhan pengetahuan dan sesudah penyuluhan pengetahuan pentingnya kesehatan gigi dan gigi tiruan, meningkatnya pengguna gigi tiruan dan pemeliharaan dasar gigi tiruan. Kegiatan Pengabdian masyarakat dengan peserta 40 orang yang dilakukan di Posyandu Lansia Matahari Kelurahan Gunung, Kebayoran Baru telah berjalan dengan lancar, serta antusias dan semangat para peserta dalam kegiatan tersebut. Adanya peningkatan pengetahuan yang signifikan kader dan masyarakat tentang peranan gigi tiruan untuk kesehatan gigi dan mulut. Adanya minat Lansia untuk membuat gigi tiruan sebagai penganti gigi yang telah dicabut atau tanggal sehingga dapat memperbaiki fungsi pengunyahan dan fungsi estetis.
THE EFFECT OF REPETITIVE METAL CASTING ON THE TENSILE STRENGTH OF DENTURES Sri Wiwik Wiyanti; Mujiwati Mujiwati; Adi Wibowo, Sambodo; Marzia M. Tetelepta; Imas Maesaroh
Journal of Vocational Health Studies Vol. 8 No. 2 (2024): November 2024 | JOURNAL OF VOCATIONAL HEALTH STUDIES
Publisher : Faculty of Vocational Studies, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jvhs.V8.I2.2024.116-122

Abstract

Background: Dentures or prostheses function to replace chewing and dental arch structures. Denture plates used in dentistry are made with acrylic resin, metal, or a combination of acrylic and metal. Metals are shiny, opaque chemical substances and good conductors of heat and can be polished. Recycling or reusing used metal is an option in making prostheses because the price of new metal is increasing, and metal recycling is quite effective. Purpose: To determine the effect of repeated metal casting on the strength of the metal frame denture base. Method: The current research is a laboratory study with a tensile test in the form of dumbbells with iso 22674 with a length of 15 ± 1 mm and a diameter of 3 ± 1 mm. This research used 18 CoCr metal samples divided into three groups, namely 100% new metal group (control), 50% new + 50% repeated composition group, and 100% repeated group. Result: The mean strain of the new 100% CoCr metals group was 0.133%, strain mean of the new 50% CoCr + 50% repeated metals group was 0.1%, and the strain of the 100% repeated CoCr metals group was 0.066%. The average modulus of elasticity (MPa) for the new 100% CoCr metals group is 7866, or 711 MPa, the new 50% CoCr + 50% repeat metals group is 7538, or 833 MPa, the 100% CoCr metals group is 6659, or 336 MPa. Conclusion: The new 100% CoCr metal group has a higher average tensile strength value than the 50% new CoCr metal + 50% repeated group, and the lowest is the 100% repeated CoCr metal group.