Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Barikan sebagai warisan kearifan lokal dan pemersatu keberagaman agama di Dusun Bororejo, Desa Dadaplangu, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar Amelia Susanto Putri; Eggi Alvado Da Meisa; Fira Fajria; Isnaini Diah Masitoh; Latifa Nur Rohmah; Okvani Umikasari; Deny Wahyu Apriadi
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial (JIHI3S) Vol. 1 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1002.125 KB) | DOI: 10.17977/um063v1i2p219-226

Abstract

Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam suku, agama, budaya, bahasa, dan ras. Hal ini disebabkan oleh banyaknya pulau yang terdapat di Indonesia, dengan adanya keberanekaragaman tersebut membuat masyarakat dituntut untuk mengembangkan sikap toleransi antar-sesama. Toleransi dalam kehidupan keberagaman sangat diperlukan, terutama dalam pergaulan hidup antara umat beragama yang didasarkan pada setiap agama menjadi sebuah tanggung jawab bagi setiap pemeluknya dan memiliki bentuk ibadah (ritual), memiliki sebuah tata cara yang ditaklifkan (dibebankan). Objek dari penelitian ini adalah penanaman sikap toleransi antar umat beragama yang terdapat di Dusun Bororejo Desa Dadaplangu beserta makna yang terkandung dalam setiap elemen acara. Sedangkan subjek yang menjadi subjek adalah seluruh warga Dusun Bororejo. Untuk memperoleh data penelitian ini, peneliti menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dengan latarbelakang agama yang berbeda, serta penanaman sikap toleransi yang dilakukan antar setiap individunya menjadikan setiap warganya memahami mengenai makna dari sebuah perbedaan, yang menyadarkan bahwa negara Indonesia memiliki beberapa agama yang sudah diakui oleh pemerintah dan kita harus menghormati antar sesama agama.
Unravelling Power Relations in Sexual Violence in the Penyalin Cahaya Movie: Sara Mills' Feminist Stylistic Analysis Framework Fira Fajria; Megasari Noer Fatanti
ARISTO Vol 12, No 1 (2024): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24269/ars.v12i1.5761

Abstract

The number of sexual violence cases against women in Indonesia almost reached 9,000 cases from January to November 2021. This number is increasing every year as protection against victims, whom predominantly are women, remains weak. All this time, social stigma has labeled women as victims since they are weak and easily oppressed. However, the reality of sexual violence does not only affect women but also men, who have long been regarded as the ruling group. In the Penyalin Cahaya movie, the issue of sexual violence is packed with different perspectives. The image of women as victims, who have been portrayed as a second class, weak, and confined group, is not seen in this film. Conversely, men as victims choose to shut up and surrender. This research aims to reveal the representation of sexual violence victims experienced by men and women using the framework of the Feminist Stylistics Approach/FSA developed by Sara Mills. The research body consists of scenes depicting (1) forms of sexual violence, (2) the social narrative of the victims and power relations in handling cases of sexual violence in academic environments, and (3) the representation of victims who choose to remain silent to stay accepted by the society. The documentation techniques were used to look more deeply into the positions and actions taken by the victims to fight the stigma caused by sexual violence. The research results show (1) the negation against male victims of sexual violence, (2) that women’s appearance still becomes the main reason for her to be harassed and (3) academic institutions are weak in dealing with sexual violence cases.