Kristina Jala Gita
Universitas Negeri Malang

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Perspektif bagi masyarakat muslim tentang adanya tradisi upacara adat Siraman Gong Kyai Pradah di Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur Kristina Jala Gita; Lutfiah Ayundasari
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial (JIHI3S) Vol. 1 No. 6 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (678.507 KB) | DOI: 10.17977/um063v1i6p741-749

Abstract

The existence of the traditional ceremony of Siraman Gong Kyai Pradah is a traditional ceremony that develops through generations in the community in Sutojayan Subdistrict, Blitar Regency. Carried out annually on the date of Maulud set with the commemoration of Maulid Prophet Muhammad SAW on the 12th of the Rabiul Awal. Therefore, this warning is very strong by the values of Islamic diversity that blend with Javanese culture and customs in Sutojayan Subdistrict. On this matter, often the surrounding community associates the existence of the ceremony of siraman gong kyai pradah with the tradition of Islam-kejawen (kejawaan). Especially in the Muslim community who visit this traditional ceremony, believing the benefits of the former water flush gong which is believed to provide benefits for anyone who consumes it. Adanya Upacara Adat Siraman Gong Kyai Pradah adalah suatu upacara adat yang berkembang secara turun temurun di lingkungan masyarakat di Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar. Dilakukan setiap tahun pada penanggalan Maulud yang ditetapkan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada tanggal 12 Rabiul Awal. Oleh karenanya, peringatan ini sangat kental oleh nilai-nilai keagaman Islam yang berbaur dengan budaya dan adat istiadat jawa di Kecamatan Sutojayan. Mengenai hal ini, seringkali masyarakat sekitar mengaitkan dengan adanya Upacara Siraman Gong Kyai Pradah tersebut dengan tradisi Islam-kejawen (kejawaan). Terutama pada masyarakat muslim yang mengunjungi upacara adat ini, mempercayai adanya manfaat dari air bekas siraman gong yang dipercaya memberikan manfaat bagi siapa saja yang mengonsumsinya.