Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

DESAIN MODUL PENGUKURAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN KAPASITAS 100 WATT Hardiantono, Damis; Ponadi, Acep
MUSTEK ANIM HA Vol 3 No 1 (2014): MUSTEK ANIM HA
Publisher : Faculty of Engineering, Musamus University, Merauke, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan Jurusan Teknik Elektro dalam membuat suatu Pusat Studi Energi Terbarukan khususnya di wilayah Papua bagian selatan menuntut inovasi dari segi pengembangan teknologi pemanfaatan energi terbarukan itu sendiri. Untuk mendukung hal tersebut, maka diperlukan data dan penelitian pendahuluan ataupun Laboratorium sebagai instrumen penting dalam pengembangan energi terbarukan tersebut.Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu perangkat pengukuran terhadap variable-variabel terukur seperti tegangan, arus, daya, dan kecepatan angin sehingga karakteristik pembangkitan dapat diamati. Metode yang digunakan yaitu metode ekperimental dengan membuat satu pembangkit listrik tenaga angin berkapasitas 100 Watt kemudian output dari pembangkitan tersebut bermuara pada satu modul pengukuran yang tepat berada di dalam ruangan Laboratorium Teknik Elektro. Hasil penelitian ini menghasilkan kemampuan arus beban maksimum 1 Ampere dan ketersediaan daya yang dibangkitan kurang dari 100 Watt. Instrumen ukur yang digunakan berbasis analog dan dalam masih dalam skala mikro.
PERLINDUNGAN PERALATAN MONITORING SPEKTRUM FREKUENSI RADIO TERHADAP GANGGUAN PETIR Ponadi, Acep; Corputty, Roberto; Kolyaan, Yuliana
MUSTEK ANIM HA Vol 3 No 1 (2014): MUSTEK ANIM HA
Publisher : Faculty of Engineering, Musamus University, Merauke, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masih sering terjadi ketidaktepatan dalam mengintepretasikan impedansi pentanahan yang berujung pada kesalahan dalam penerapan system pentahan, sangat mempengaruhi keamanan dari peralatan khususnya peralatan komunikasi yang digunakan untuk monitoring frekwensi. Ketidaktepatan tersebut dapat diminimalisasi dengan melakukan pengukuran dan analisa kesesuaian antara perangkat elektroda pentanahan dan karakteristik tanah.Metode yang digunakan terdiri dari Identifiksasi Karakteristik tanah, Penentuan elektroda pentanahan. Pengukuran yang dilakukan terdiri dari beberapa tahapan yaitu PengukuranTahanan Tanah, Resistansi peralatan telekomunikasi, Pengukuran dengan menggunakan elektroda penangkal petir serta Analisis Data.Hasil yang diharapkan adalah adanya data yang lebih tepat tentang kesesuaian antara karakteristik tanah dan elektroda penangkal petir, sehingga permasalahan kerusakan perangkat telekomunikasi monitoring frekwensi dapat diminimalisasi.
ANALISIS PERBANDINGAN NILAI TAHANAN PENTANAHAN MENGGUNAKAN ELEKTRODA BATANG (ROD) JENIS CROM TEMBAGA, ALLLUMINIUM, BESI, DENGAN MEDIA TANAH PASIR LUMPUR DAN TANAH LIAT Ponadi, Acep
MUSTEK ANIM HA Vol 3 No 2 (2014): MUSTEK ANIM HA
Publisher : Faculty of Engineering, Musamus University, Merauke, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem pentanahan merupakan salah satu faktor penting dalam usaha pengamanan (perlindungan) sistem tenaga listrik saat terjadi gangguan yang disebabkan oleh arus  lebih dan tegangan lebih.  Arus gangguan ini menimbulkan gradient tegangan antara peralatan dengan peralatan, peralatan dengan tanah, serta pada permukaan tanah itu sendiri. Salah satu cara untuk memperkecil gradient tegangan permukaan tanah yaitu  dengan suatu elektroda pembumian yang ditanam kedalam tanah. Nilai tahanan tanah sangat dipengaruhi oleh nilai tahanan jenisnya, sehingga perlu dilakukan  pengukuran secara akurat dari karakteristik tanah.Mengetahui perbandingan  nilai  tahanan pentanahan jenis elektroda besi, crom tembaga, aluminium yang ditanam tegak lurus, metode empat titik, untuk pengukuran 3 jenis tanah yaitu tanah pasir, tanah liat, tanah lumpur menggunakan elektroda batang tunggal  (driven rod) mulai dari kedalaman 0,50 – 1,50 meter.Kondisi jenis tanah pasir nilai rata – rata tahanan jenis tanah pada kedalaman 1,50 m elektroda besi  sebesar 61,510 Ω-m dan tahanan pentanahan sebesar 39,124 Ω, elektroda crom tembaga nilai rata – rata tahanan jenis tanah sebesar 69.080 Ω-m, tahanan pentanahan sebesar     43.940 Ω serta aluminium nilai rata – rata tahanan jenis tanah sebesar 92.153 Ω-m, tahanan pentanahan sebesar 58.615 Ω. Untuk tanah liat nilai rata – rata tahanan jenis tanah pada kedalaman 1,50 m elektroda besi  sebesar 3,142 Ω-m dan tahanan pentanahan sebesar 1,998 Ω, elektroda crom tembaga nilai rata – rata tahanan jenis tanah sebesar 3.427 Ω-m, tahanan pentanahan sebesar 2.180 Ω serta aluminium nilai rata – rata tahanan jenis tanah sebesar 6.283 Ω-m, tahanan pentanahan sebesar 3.997 Ω. Untuk tanah lumpur nilai rata – rata tahanan jenis tanah pada kedalaman 1,50 m elektroda besi  sebesar 0,956 Ω-m dan tahanan pentanahan sebesar 0,608 Ω, elektroda crom tembaga nilai rata – rata tahanan jenis tanah sebesar 0.820 Ω-m, tahanan pentanahan sebesar 0.521 Ω serta aluminium nilai rata – rata tahanan jenis tanah sebesar 0.915 Ω-m, tahanan pentanahan sebesar 0.582 Ω, dan cenderung menurun ketika kedalaman ditambah.
EVALUASI PENYEDIAN ENERGI LISTRIK DI KAMPUNG NASEM DISTRIK MERAUKE Jayadi, Jayadi; Sumbung, Frederik Haryanto; Ponadi, Acep
MUSTEK ANIM HA Vol 2 No 1 (2013): MUSTEK ANIM HA
Publisher : Faculty of Engineering, Musamus University, Merauke, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Energi listrik telah menjadi kebutuhan yang mendasar dalam kehidupan dewasa ini. Hal ini dapat dilihat dari pemanfaatan energi listrik mulai dari kegiatan rumah tangga di rumah sampai pada kegiatan kerja di kantor banyak memanfaatkan energi listrik sebagai sumber utamanya. Dengan ini penyediaan energi listrik merupakan bagian utama yang perlu mendapatkan perhatian, tidak terkecuali bagi masyarakat di kampung-kampung ataupun desa.Komponen penting yang perlu mendapat perhatian dalam penyediaan listrik adalah kapasitas dan kualitas pelayanan sumber daya listrik, kebutuhan, dan perkembangan masyarakat dalam memanfaatkan energi listrik. Dalam hal ini, penyediaan energi listrik yang diharapkan hendaknya dapat melayani seluruh masyarakat dan dengan kualitas pelayananan yang memuaskan. Untuk memberikan perhatian bagi masyarakat “Kampung Binaan” Universitas Musamus dilakukan evaluasi penyediaan energi listrik  bagi Kampung Nasem Distrik Merauke.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasokan energi listrik yang ada pada Kampung Nasem saat ini memiliki sumber energi konvensional PLTD/genset dan sumber energi alternatif  Solar Home System (SHS). Pasokan dari PLTD/genset belum mencapai kebutuhan nominal beban sedangkan pasokan dari SHS baru mencapai 56,7 % masyarakat. Secara umum jangkauan pasokan listrik telah mencapai 79,65 % masyarakat(kepala keluarga) namun pasokan dari PLTD/genset dewasa ini mengalami kendala oleh ketersediaan bahan bakar karena alasan ekonomi masyarakat yang kurang mampu membayar iyuran/bantuan operasional. Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun secara data pasokan telah menjangkau sebagian besar masyarakat namun kualitas penyediaan energi listrik masih jauh dari harapan. Upaya peningkatan pasokan energi listrik dengan memanfaatkan sumber energi alternatif perlu mendapat perhatian.
ANALISA MASUKNYA PEMBANGKIT LISTIRK TENAGA MESIN GAS 20 MW KEDALAM SISTEM TEGANGAN MENENGAH DI KABUPATEN MERAUKE Karim, Johan; Ponadi, Acep; Azizah, Andi
MUSTEK ANIM HA Vol 8 No 03 (2019): MUSTEK ANIM HA
Publisher : Faculty of Engineering, Musamus University, Merauke, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35724/mustek.v8i03.2923

Abstract

Sistem distribusi tegangan menengah di kabupaten Merauke mengalami perubahan dengan masuknya PLTMG yang di operasikan bersama PLTD, lokasi yang berbeda dan supplai kebeban membutuhkan penelitian. Dengan mengunakan software PWS 13 ( power word simulator 13), maka Analisa Masuknya PLTMG 20 MW Kedalam Sistem Tegangan Menengah di Kabupaten Merauke Hasil simulasi yang didapat yaitu data beban Jam 7:00 wit total beban pelanggan 14 MW yang terdiri atas beban luar 6 MW dan beban dalam 8 MW. Untuk jam 13:00 dan 19:00 wit merupakan operasi beban puncak dengan daya pelanggan yang diterima adalah jam 13:00 beban pelanggan luar 8 MW dan beban dalam 9 MW, serta operasi jam 19:00 wit di peroleh beban luar 11 MW dan beban dalam 10 MW. PLTMG 20 MW dan PLTD 5 MW, slack bas pada PLTMG untuk beban luar 10 MW dan beban dalam 15 MW.
Rancang Bangun Alat Pengering Biji-Bijian Sistem Bed Dryer dengan Tungku Pemanas Tak Langsung Kapasitas Dua Ton Andriyono, Andriyono; Ponadi, Acep; Mangera, Yosefina
AGRICOLA Vol 13 No 1 (2023): AGRICOLA
Publisher : Universitas Musamus, Merauke, Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35724/ag.v13i1.5224

Abstract

Luasnya lahan sawah tadah hujan di Kabupaten Merauke membuat tingginya potensi waktu panen pada saat musim hujan. Peningkatan kualitas hasil panen padi dapat dilakukan melalui pengolahan pasca panen seperti pengeringan dan penyimpanan yang benar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancangbangun dan melakukan uji kinerja alat pengering biji-bijian sistem bed dryer dengan tungku pemanas tak langsung. Pembuatan alat pengering biji-bijian sistem bed dryer dengan kapasitas menengah dapat membantu petani lokal untuk memperbaiki kualitas hasil produksi panennya. Metode penelitian menggunakan metode rekayasa melalui beberapa tahap yaitu perancangan alat pengering, rancangan fungsional, rancangan struktural, dan uji kinerja. Alat pengering biji-bijin sistem bed dryer memiliki dimensi bak penampung 240 cm x 360 cm x 120 cm dengan daya tampung 2000 kg; diameter kipas 60 cm; temperatur maksimal ruang angin/ruang bertekanan 70°C; kecepatan angin maksimal tanpa gabah 10 m/s sedangkan dengan gabah 7 m/s; daya motor penggerak dinamo single phase 3 kW; volume pemakaian bahan bahan bakar (kayu) sebanyak 1,1 m3. Lama waktu pengeringan berkisar pada 20 jam, dengan kadar air akhir gabah mencapai 12,2 %. Teknologi tungku pemanas sistem tak langsung yang berfungsi sebagai sumber panas dari alat pengering ini mempunyai peran yang sangat penting terhadap kualitas hasil pengeringan, lama waktu pengeringan serta pengoperasionalannya bernilai ekonomis dibandingkan dengan tungku pemanas konvensional lainnya.
PENGELOLAAN PASCA PANEN BUAH KELAPA TERINTEGRASI BAGI MASYARAKAT LOKAL DI KAMPUNG MOPAH LAMA DISTRIK MERAUKE Mangera, Yosefina; Andriyono, Andriyono; Ponadi, Acep
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 4 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i4.2382

Abstract

The local community in Kampung Mopah Lama has a coconut plantation that is managed independently and independently using traditional equipment. Management of the coconut harvest is still carried out in a traditional way by selling and marketing the coconuts in logs/whole including the coconut fiber and shell. In terms of economic calculations, a whole sales system will greatly reduce its economic value. The purpose of this activity is to introduce coconut post-harvest equipment to the Kokoti farmer group in order to increase the productivity of coconut product marketing in the form of product diversification so that it can increase the added value of coconut fruit products owned by the community. The method used in this PKM activity is the socialization and training of the operation of coconut post-harvest machines which include coconut fiber peeling machines, coconut shell/shell peeling machines and coconut fiber decomposing machines into cocopit. The result of this activity is that the Kokoti farmer group has additional insight into the diversification of coconut harvest products and is skilled in operating coconut post-harvest machines. The application of this technology is expected to be able to support the government's national program in advancing small and medium industries, so that it is hoped that the availability of this technology will be able to trigger the development of household industries.