Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

BIODIVERSITAS IKTIOFAUNA DI MUARA SUNGAI KUMBE KABUPATEN MERAUKE Mote, Norce
Al-Kauniyah: Jurnal Biologi Vol 10, No 1 (2017): Al-Kauniyah Jurnal Biologi
Publisher : Department of Biology, Faculty of Science and Technology, Syarif Hidayatullah State Islami

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.594 KB) | DOI: 10.15408/kauniyah.v10i1.4863

Abstract

Abstrak Salah satu sumberdaya hayati perairan muara yang penting adalah jenis-jenis ikan. Muara sungai Kumbe adalah daerah estuari yang memainkan peran strategis bagi kelangsungan sumber daya ikan di Kabupaten Merauke. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman jenis ikan di Muara Sungai Kumbe Kabupaten Merauke. Pengambilan sampel ikan dilakukan selama bulan Februari hingga Juli 2016 pada tiga stasiun pengamatan. Alat tangkap yang digunakan adalah jaring insang berukuran 1; 1,5; 2 inci dan pukat pantai. Sampel ikan yang diperoleh di lapangan diawetkan dengan formalin 10%. Parameter biologi yang diamati adalah kekayaan jenis, indeks keragaman (H’), indeks kemerataan (E) dan indeks dominansi (C). Hasil penelitian diperoleh kekayaan jenis berkisar 24─38 jenis; H’= 2,993,51; E= 0,97─1,22. Indeks keragaman jenis dan kemeretaan cukup tinggi dan ikan yang mendominasi setiap stasiunnya bervariasi. Ikan penghuni perairan pesisir hingga muara sungai yang bersubstrat pasir, lumpur, berbatu dan tergolong memiliki distribusi yang luas adalah Nibea saldado, Pennahia macrocephalus, Hilsa kelee dan Mugil dussumieri, sedangkan ikan penghuni muara sungai dengan substrat pasir berbatu adalah Kurtus gulliveri. Abstract One of the important aquatic biological resources at estuarine is the various kind of fish. Estuarine of Kumbe River is an area which plays a strategic role for the survival of fish resources in Merauke. The aims of this study are to determine the diversity of fish species in the estuary of Kumbe River at Merauke regency. The fish sampling was carried out during six months i.e. between February and July 2016 at three observation stations. There were two fishing gears used in this research, which were gill-nets with mesh size 1; 1.5; 2 inches and beach seine. Fish samples obtained in the field were preserved by using 10% formalin. Biological parameters measured were species richness, diversity index (H'), evenness index (E) and dominance index (C). The results obtained the species richness of 24─38 species; H '= 2.99 to 3.51; E= 0.97 to 1.22. The value index of species diversity and evenness were quite high, and the fish species that dominated at each station were varied. The fishes inhabitant of coastal waters up to the river mouth have substrates of sand, mud, rocky and classified as having a wide distribution were Nibea saldado, Pennahia macrocephalus, Hilsa kelee and Mugil dussumieri, while the fish mouth of the river with rocky sand substrate was Kurtus gulliveri. 
Analisis Willingness to Accept (WTA) terhadap Harga Pasir Pantai yang Terinternalisasi Biaya Eksternalitas di Kabupaten Merauke Widiastuti, Maria Maghdalena Diana; Mote, Norce
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 11, No 2 (2018)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.11.2.44-50

Abstract

Penambangan pasir di Pantai Nasai menimbulkan eksternalitas. Bentuk eksternalitas yang paling terlihat adalah kerusakan jalan raya, penurunan produktivitas produk perikanan, dan kerusakan ekosistem hutan mangrove di pesisir pantai. Biaya eksternalitas akibat penggalian pasir sebesar Rp128.109.000.000,00, sementara eksternalitas positif yang diterima masyarakat dari penjualan pasir sebesar Rp Rp25.904.201.428,00. Usulan harga pasir dengan memasukkan biaya eksternalitas dalam harga pasir sebesar Rp391.924,00/m3. Penelitian ini bertujuan (1).Menganalisis kesediaan menerima harga pasir yang terinternalisasi eksternalitas (WTA) dari konsumen pasir, agen pasir dan penjual pasir, (2).Mengestimasi besarnya kesediaan menerima harga pasir yang terinternalisasi biaya eksternalitas dan (3). Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan menerima (WTA). Metodologi yang digunakan yaitu rataan mean WTA, dan analisis regeresi linear berganda untuk menentukan faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam pemberian nilai WTA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sebanyak 87% responden bersedia menerima harga pasir yang terinternalisasi biaya eksternalitas dan hanya 13% responden yang tidak setuju. Besarnya biaya WTA bervariasi antara Rp100.000,00 sampai dengan Rp1.300.000,00; dengan mean WTA sebesar Rp527.813,00. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap keputusan nilai WTA adalah status responden sebagai pemilik dusun pasir, konsumen pasir, supir truk dan pemilik truk. Faktor lain seperti tingkat pendidikan, jumlah anggota rumah tangga, pendapatan, lama usaha, pengetahuan menerima dampak, dan kepuasaan terhadap harga pasir tidak berpengaruh nyata terhadap keputusan menerima nilai WTA.
IDENTIFIKASI JENIS DAN KELIMPAHAN MOLUSKA YANG DIMANFAATKAN SEBAGAI BAHAN PANGAN PADA EKOSISTEM HUTAN MANGROVE, MERAUKE Merly, Sendy Lely; Mote, Norce; Basik, Bernadetha Basik
TRITON: Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 18 No 1 (2022): TRITON: Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan
Publisher : Departement of Aquatic Resources Management, Fisheries and Marine Science Faculty, Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/TRITONvol18issue1page55-65

Abstract

Mollusc as one of protein sources beside fish and shrimp in contribute to fulfill whether consumption and nutrition of community in coastal area on Merauke regency. This research conducted at mangrove forest ecosystem in Payum beach start on February-April 2020. Moreover, mollusc shell also functioned as decoration, accessories, and powder to sirih pinang activity namely “kahos”, whilst mollusk meat being cooked. The aims of this research were to identified and analyzed the spesies composition and abundance of consumed mollucs by a local community. The research methods consist of interview and purposive sampling method with 10x10 m plots, also followed by three times repetition in three stations. The result shows there are 9 species of consumed mollucs as a food resource such as Cassidula angulifera, Ellobium aurisjudae, Telescopium telescopium, Terebralia palustris, Terebralia semistriata, Cerithidea anticipata, Nerita lineata, Stramonita gradata and Onchidium daemelii. Overall, the highest composition and relative abundance of mollusc at Station I, II and III belongs to Cerithidea anticipata with total approximately 4.609 ind and relative abundance 46.77%, otherwise Ellobium aurisjudae with total 18 ind and relative abundance 0.18% became the lowest. ABSTRAK Moluska sebagai salah satu sumber protein selain ikan dan udang turut menunjang pemenuhan kebutuhan baik konsumsi maupun nutrisi bagi masyarakat pesisir di Kabupaten Merauke. Penelitian ini dilaksanakan pada ekosistem hutan mangrove pantai payum dari bulan Februari-April 2020. Selain memanfaatkan cangkangnya sebagai hiasan, aksesoris, dan kapur untuk aktivitas sirih pinang (kahos), daging moluska juga diolah menjadi makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis komposisi jenis dan kelimpahan moluska yang dikonsumsi oleh masyarakat lokal. Metode yang digunakan yakni wawancara dan purposive sampling method dengan penggunaan plot 10 x 10 m dengan pengulangan 3 kali pada setiap 3 stasiun pengamatan. Hasilnya terdapat 9 jenis moluska yang dimanfaatkan sebagai sumber makanan yakni Cassidula angulifera, Ellobium aurisjudae, Telescopium telescopium, Terebralia palustris, Terebralia semistriata, Cerithidea anticipata, Nerita lineata, Stramonita gradata, dan Onchidium daemelii. Komposisi jenis dan Kelimpahan relatif tertinggi pada Stasiun I, II maupun III yaitu Cerithidea anticipata yakni total individu mencapai 4.609 individu dengan KR 46.77% sedangkan yang paling sedikit adalah jenis Ellobium aurisjudae dengan total individu sebanyak 18 ind dan KR 0,18%. Kata Kunci: Kelimpahan, komposisi, moluska, mangrove, Merauke
Length-Weight Relationship and Condition Factor of Introduced Red Devil Cichlid Amphilophus labiatus, in Lake Sentani, Indonesia Ohee, Henderite L.; Mote, Norce; Rice, Michael A.; Sujarta, Puguh; Surbakti, Suriani
Jurnal Biologi Papua Vol 16 No 1 (2024)
Publisher : Jurusan Biologi FMIPA Universitas Cenderawasih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/jbp.3321

Abstract

Papua’s freshwater ecosystems in the western part of New Guinea have begun to record widespread introductions of invasive species over the past decade. This lake's most dominant and common exotic species is Amphilophus labiatus (Günther, 1864). A study was conducted to document the length-weight relationship and condition factor of these fish in Lake Sentani. From June to August 2019, fish were caught using floating gillnets at six locations around the lake. Total length (TL) (mm), body depth (mm), and body weight (grams) were measured, and condition factor based on gender, body weight, and body length were observed in 345 fish, including 264 males and 81 males. The growth pattern of A. labiatus is positively allometric, with b values ranging from 3.19 to 3. 20 and coefficients of determination (r2) ranging from 0.84 to 0.87. Although the average body length of A. labiatus males was shorter than females, condition factor (CF) values were not significantly different between the sexes and ranged from 0. 64 to 2.03 (0.97 ± 1.17, mean ± SD). For males, it went from 0.67 to 1.19 (0.94 ± 0.13 mean ± SD). However, monthly CF data show a significant decrease in CF in August, suggesting that spawning events occur in late July or early August. A. labiatus grows well and colonizes habitats throughout Lake Sentani.
STRUKTUR KOMUNITAS IKAN DEMERSAL YANG TERTANGKAP JARING INSANG DI LAUT ARAFURA DISTRIK WAAN KABUPATEN MERAUKE, PAPUA Mote, Norce; Indrayani, Ervin
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 11 No 1 (2023): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (813.285 KB) | DOI: 10.29406/jr.v11i1.4728

Abstract

Laut Arafura memiliki potensi sumberdaya ikan yang sangan menjanjikan. Penelitian ini bertujuan untuk mangkaji struktur komunitas ikan demersal yang tertangkap menggunakan jarring insang di laut Arafura distrik Waan kabupaten Merauke. Penelitian dilakukan selama satu bulan, yaitu Maret 2020, dengan menggunakan metode survei. Pengambilan sampel ikan menggunakan jaring insang ukuran 3,4 inchi dan jaring tasi ukuran 7 inci. Secara teknis jaring ditebar hanyut selama dua kali dan selang 1 jam diperiksa. Adapaun analisis data adalah kekayaan jenis, kelimpahan jenis, kelimpahan relatif dan frekuensi keterdapatan. Hasil diperoleh adalah ditemukan Ditemukan 17 spesies ikan yang terdiri dari lima Ordo, 10 famili. Ordo yang paling banyak tertangkap adalah Perciformes. Spesies yang paling melimpah adalah Arius talasinus dan spesies yang jarang adalah Zabidius sp. dan Datniodes campbelli. Kelimpahan relatif tertinggi adalah spesies Rhizoprionodo taylori dan yang terendah adalah Zabidius sp. dan Datniodes campbelli. Terdapat 14 spesies yang memiliki daerah penyebaran yang luas yakni Lates calcalifer, Eleutheronema tetradactylum, Polydactylus plebejus, Nibea squamosa Otolithes ruber, Nibea saldado, Johnius australis, Kurtus gulliveri, Arius spp., Arius talasinus, Osteogeneiosus sp., Plototus canus, Rhinoprenes pentanemus, Harpodon nehereus, satu spesies memiliki daerah penyebaran sedang yakni Rhizoprionodo taylori dan dua spesies memiliki daerah penyeberan yang terbatas yakni Datnioides campbelli dan Zabidius sp. Kata Kunci: Demersal; Komunitas ikan; Laut Arafura; Merauke