This Author published in this journals
All Journal JKK
Marsita Satriandhini
Institut Teknologi Bisnis dan Kesehatan Bhakti Putra Bangsa Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGETAHUAN DAN PENERIMAAN TERAPI KOMPLEMENTER IBU NIFAS BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEBANG KABUPATEN PURWOREJO Nurma Ika Zuliyanti; Jihan Huda Lailla; Rademta Syuniarita; Marsita Satriandhini
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol 12 No 2 (2021): Jurnal Komunikasi Kesehatan
Publisher : Lembaga Riset Pengabdian Masyarakat dan Publikasi Ilmiah Institut Teknologi Bhakti Putra Bangsa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56772/jkk.v12i2.237

Abstract

Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman sosial budaya dan memiliki tradisi untuk menjaga kesehatan terutama pada ibu nifas. Penatalaksaan pelayanan pada ibu nifas selain sesuai evidence based kebidanan terkadang ibu nifas juga menggunakan terapi komplementer untuk mengatasi keluhan yang dialami oleh ibu. Seperti penggunaan ramuan herbal untuk memperbanyak produksi ASI atau untuk mengurangi nyeri pada luka perinuim, Selain itu juga terdapat beberapa metode untuk mempercepat pemulihan kondisi kesehatanibu nifas menggunakan pilis, parem, tapel atau penggunaan bengkung. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan penerimaan terapi koplementer pada ibu nifas berbasis kearifan lokal. Metode Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan retrospektif, tehnik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan kuisoner. Hasil penelitian Sebagian besar tingkatpengetahuan ibu nifas tentang terapi komplementer rendah yaitu 46,67%. terapi komplementer yang sering ada dimasyarakat yaitu penggunaan pilis, tapel, parem, jamu uyup-uyup dan bengkung atau gurita. Penerimaan terapi komplementer tertinggi yaitu pada Bengkung/Gurita/stagen yaitu 83,33% dan penerimaan terendah yaitu pada parem yaitu 28,33%. Kesimpulan: Terapi komplementer memiliki banyak manfaat namun belum digunakan secara maksimal di masyarakat karena belum banyak masyarakat yang mengetahui tentang khasiat dari terapi tersebut, selain itu terapi komplementer yang ada di masyarakat belum tersedia dalam bentuk yang modern dan praktis sehingga belum banyak yang menggunakan.