Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Elderly Empowerment Through The Activities Of Brain Function Cognitive Stimulation Elderly In Mersi Village District Banyumas Ani Kuswati; Taat Sumedi; Wahyudi Wahyudi
Journal of Bionursing Vol 1 No 2 (2019): Journal Of Bionursing
Publisher : Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.036 KB) | DOI: 10.20884/1.bion.2019.1.2.19

Abstract

Background. The decline of cognitive function in the elderly is the biggest cause of the inability to perform normal daily activities and is also the most common reasons that lead to dependence on others to care for themselves. Various scientific-based studies have shown a variety of the fact that many can be done ways to slow the aging process of the brain. This brain stimulation activities include physical activity, mental stimulation and social activities.Objective. to determine the effect of empowering the elderly through brain stimulation on cognitive function in the elderly. Method: This study used a pre-experimental design to form one group pretest-posttest design, the number of respondents 46 people elderly. The statistical test used was Wilcoxon Signed Test Runs.Results. The results of this study are the effect of empowering the elderly through brain stimulation on cognitive function in the elderly (p = 0.001).Conclusion. The activities of brain stimulation in the elderly in an integrated group which includes physical activities, spiritual activities and social activities affect the risk of cognitive decline.
Terapi Rehabilitasi Terhadap Kekambuhan pada Pasien Gangguan Jiwa di Desa Kabupaten Banyumas Ruti Wiyanti; Ani Kuswati
Journal of Bionursing Vol 2 No 3 (2020): Journal of Bionursing
Publisher : Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.213 KB) | DOI: 10.20884/1.bion.2020.2.3.73

Abstract

Latar Belakang :Gangguan jiwa adalah respons maladaptif terhadap stressor dari lingkungan internal dan eksternal. Tingginya kekambuhan pada gangguan jiwa perlu ditingkatkan upaya pemerintah dalam mengatasi gangguan jiwa dimasyarakat. Tujuan Penelitian : mengetahui Efektifitas Terapi Rehabilitasi Terhadap Resiko Kekambuhan Pada Pasien gangguan Jiwa Di Desa Kedondong Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini menggunakan metode quasi experiment desain one group pretes postes. Populasi sebanyak 23 Gangguan Jiwa di desa Kedondong kecamatan Sokaraja. Sampel diambil menggunakan teknik purposif sampling yaitu gangguan jiwa yang memenuhi kriteria penelitian, sejumlah 20 responden. Analisa univariat untuk mengetahui karakteristik responden : Jenis kelamin, umur, pendidik, pekerjaan. Analisa Bivarait paired sample t-test, untuk mebandingkan kekambuhan sebelum dan sesudah terapi rehabilitasi. Hasil Penelitian : Berdasarkan analisis data diperoleh beberapa hasil sebagain besar responden (35%), berusia 40 - 49 tahun, 65 % berjenis kelamin laki – laki, 50 % pendidikan SD, 40 % tidak bekerja. Analisa Bivariat : ada peningkatan yang signifikan pada kekambuhan setelah diberikan terapi rehabilitasi (t = -5,790 dan p = 0,001) Kesimpulan : Terapi rehabilitasi efektif terhadap resiko kekambuhan pada gangguan jiwa di desa Kedondong Kecamatan Sokaraja. Kata kunci : terapi rehabilitasi, resiko kekambuhan.
Hubungan Pendapatan Keluarga, Jumlah Anggota Keluarga, Terhadap Stanting Pada Balita Umur 24-59 Bulan Wahyudi; Ani Kuswati; Taat Sumedi
Journal of Bionursing Vol 4 No 1 (2022): Journal of Bionursing
Publisher : Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.221 KB) | DOI: 10.20884/1.bion.2022.4.1.122

Abstract

Absrak Pendahuluan: Stunting merupakan gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan oleh gizi buruk, infeksi yang berulang, dan simulasi psikososial yang tidak memadai. Pemberian gizi yang tidak mencukupi merupakan ancaman yang serius terhadap golden age. Tujuan mendeskripsikan hubungan pendapatan keluarga, dan jumlah anggota keluarga dengan kejadian stunting pada balita umur 24-59 bulan. Metode; studi literatur Hasil; studi menunjukan bahwa pendapatan keluarga memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian stunting pada balita umur 24-59 bulan. Kesimpulan; dimana balita dengan pendapatan keluarga tinggi mengurangi resiko kejadian stunting. Tidak ada hubungan antara jumlah anggota keluarga dengan kejadian stanting.
EFEKTIFITAS METODE FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PADA ORANG TUA PEDULI ANAK THALESEMIA Wahyudi Wahyudi; Subandiyo Subandiyo; Mardiyono Mardiyono; Ani Kuswati; Widjijati Widjijati
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 15 No 2 (2024)
Publisher : UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jik.v15i2.636

Abstract

Pendahuluan: Dinas Kesehatan Banyumas ada 1.000 sekian kasus Thalasemia di Jateng, 243 kasus diantaranya ada di Banyumas. Kondisi perawatan berulang, lama, membosankan pada penderita talasemia menyebabkan penyakit ini mencakup semua aspek kehidupan individu. Keluarga membutuhkan pemahaman penyakit thalasemia, cara pengobatan, tindakan pencegahan yang dapat diterapkan saat merawat di rumah sehingga diperlukan salah satu pelayanan kesehatan melalui Focus Group Discussion (FGD). Tujuan penelitian mengevaluasi FGD terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua peduli anak Thalasemia. Metode: Jenis penelitian quast experimental, with control group design dengan pre - test – post – test. teknik consecutive sampling, consecutive sampling (berurutan), total sempel ada 60 responden, sebanyak 30 untuk kelompok perlakuan dan 30 untuk kelompok kontrol. Berdasarkan hasil analisis terdapat pengaruh promosi kesehatan dengan metode FGD terhadap pengetahuan masyarakat tentang thalasemia. Terdapat pengaruh promosi kesehatan dengan metode FGD terhadap pengetahuan masyarakat tentang diabetes mellitus. Hasil :Untuk analisis bivariate, peneliti menggunakan uji pairesd sample T Test didapatkan nilai p value pengetahuan = 0,001 lebih kecil dari nilai alpha (p < 0,05), sikap (p<0,01) dan perilaku (p 0,01) hal tersebut menunjukkan ada pengaruh pengetahuan, sikap dan perilaku sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan dengan metode Focus group discussion. pada orang tua peduli anak thalassemia. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dilakukan penelitian lebih lanjut dengan metode lain seperti metode bermain, metode peer education
Deteksi Gula Darah Sewaktu (GDS) pada Lansia Melalui Edukasi Kesehatan Penyakit Diabetes Melitus di Banyumas Ani Kuswati; Wahyudi; Widjijati; Ulfah Agus Sukrilah
Aksi Kita: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 1 No. 4 (2025): JULI-AGUSTUS
Publisher : Indo Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/hn2ppg26

Abstract

Diabetes melitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan kadargula darah melebihi normal. Kadar gula darah sewaktu (GDS) sama atau lebih dari 200 mg/dL dan kadar gula darah puasa di atas atau sama dengan 126 mg/dL.Gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam darah. Umumnya tingkat gula darah bertahan pada batas-batas yang sempit sepanjang hari, 4-8 mmol/l (70-150mg/dl). Tingkat ini meningkat setelah makan dan biasanya berada pada level terendah pada pagi hari, sebelum orang makan. Tujuan pelaksanaan kegiatan pemeriksaan kesehatan GDS adalah meningkatkan kesadaran masyarakat terkait deteksi dini penyakit gula. Metode Pemeriksaan GDS yang dilakukan adalah pemeriksaan dengan meteran. Peserta yang datang kurang lebih 34 orang, dan 20 peserta yang mengikuti pemeriksaan dimulai dengan pemeriksaan tekanan darah pasien, kemudian dilakukan pemeriksaan GDS. Hasil pemeriksaan didapatkan ada warga memiliki gula darah diatas batas normal atau >200 mg/dLyaitu 10 orang (50 %) dan 7 orang (35%) terindikasi, dan sisanya 3 orang (15%) memiliki GDS Normal. Kemudian diberikan edukasi mengenai pencegahan penyakit gula pada peserta. Hasil pre dan post test pengetahuan terdapat kenaikan rata-rata skor pengetahuan sebesar 28,3 poin