AbstrakFokus penelitian ini adalah leksikon etnomedisin dalam praktik pengobatan tradisional di lingkungan masyarakat Sunda yang berada di wilayah Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak. Penelitian ini dilatabelakangi oleh kondisi empirik masih berlangsungnya pemertahanan tradisi pengobatan tradisional berbahan tumbuhan dan hewan meskipun kehidupan sudah modern. Terjadinya kerusakan lingkungan akibat eksploitasi dan perluasan permukiman menyebabkan semakin berkurang dan punahnya beberapa jenis tumbuhan dan hewan yang dimanfaatkan sebagai obat sehingga leksikon etnomedisin turut terpengaruhi. Secara khusus penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan dan mengklasifikasikan leksikon nama tumbuhan, hewan, proses pembuatan atau pemanfaatan, alat yang dipakai, nama penyakit; dan faktor-faktor yang memengaruhi pemertahanan praktik etnomedisin. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini dilakukan dengan pendekatan teori antropolinguistik. Penelitian ini didesain dengan metode kualitatif. Data dikumpulkan melalui metode observasi dan metode cakap dengan teknik pancing dan teknik cakap semuka dengan informan yang diklasifikasikan menjadi dua kategori, yakni (1) ahli, pelaku, atau praktisi pengobatan tradisional dan (2) warga masyarakat sebagai pasien atau yang menjalani pengobatan tradisional. Berdasarkan prosedur penelitian tersebut, terungkap bahwa dalam praktik etnomedisin di kedua wilayah ini terdapat leksikon nama tumbuhan sebanyak 57 buah dan leksikon nama hewan sebanyak 19 buah; leksikon nama proses pembuatan, pengolahan, atau pemanfaatan tumbuhan dan hewan untuk obat sebanyak 31 buah; leksikon nama alat yang dipakai dalam proses pembuatan, pengolahan, atau pemanfaatan tumbuhan dan hewan untuk dijadikan obat sebanyak 22 buah; (4) leksikon nama penyakit sebanyak 48 buah; dan (5) keberlangsungan praktik etnomedisin ditunjang oleh faktor ekonomi, sosial, dan budaya. Kata kunci: leksikon, etnomedisin, masyarakat SundaAbstractThe focus of this research is the ethnomedicine lexicon in the practice of traditional medicine in the Sundanese community in the Pandeglang and Lebak districts. This research is based on the empirical condition of the ongoing preservation of traditional medicine made from plants and animals even though life is modern. The occurrence of environmental damage due to exploitation and expansion of settlements has caused the decline and extinction of several types of plants and animals that are used as medicine so that the ethnomedicine lexicon is also affected. Specifically, this research was conducted to explain and classify the lexicon of names of plants, animals, processes of manufacture or utilization, tools used, names of diseases; and factors that affect the maintenance of ethnomedicine practice. To achieve this goal, this research was conducted with an anthropolinguistics theory approach. This research was designed with a qualitative method. Data were collected through observation methods and proficient methods with fishing techniques and face-to-face techniques towards informants which were classified into two categories, namely (1) experts, actors, or practitioners of traditional medicine and (2) community members as patients or those undergoing traditional medicine. Based on the research procedure, it was revealed that in ethnomedicine practice in these two regions there were 57 plant name lexicons and 19 animal name lexicons; the lexicon of names of processes for the manufacture, processing or utilization of plants and animals for medicine, totaling 31 pieces; the lexicon of names of tools used in the process of making, processing, or utilizing plants and animals for medicine, totaling 22 pieces; (4) there were 48 lexicons of disease names; and (5) the sustainability of ethnomedicine is supported by economic, social and cultural factors. Key words: lexicon, ethnomedicine, Sundanese people