Aedes aegypti bertindak sebagai vektor primer pembawa virus dengue yang menyebabkan Indonesia menjadi negara endemis DBD. Metode pengendalian vektor secara kimia dan fisik untuk mencegah penyebaran DBD dinilai kurang efektif sehingga diperlukan metode pengendalian vektor secara biologi sebagai tambahan. Tujuan penulisan ini untuk mengkaji potensi kemampuan predasi catfish sebagai pengendali vektor Ae. aegypti. Tulisan ini disusun dengan mengkaji delapan jurnal penelitian Indonesia, delapan jurnal penelitian internasional, laporan dan peraturan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, website World Health Organization (WHO), Centers for Disease Control and Prevention (CDC), University of Florida Entomology and Nematology, dan satu buku teks. Hasil studi menunjukkan kemampuan predasi African sharptooth catfish (Clarias garipenus) dengan rata-rata 80,3% lebih besar dibanding Cyprinus carpio, Ctenopharyngodon idella, dan Oreochromis niloticus begitu pula kemampuan predasi Walking catfish (Clarias batrachus) dengan rata-rata 79,6% lebih besar dibanding Anabas testudineus, Oreochromis niloticus dan Poecilia reticulata. Penelitian eksperimental lebih lanjut untuk memperdalam informasi ilmiah kemampuan predasi berbagai spesies catfish terhadap larva nyamuk Ae. aegypti tetap diperlukan. Kerjasama antar bidang dan masyarakat juga dibutuhkan agar dapat mencegah penyebaran penyakit DBD dengan baik. Ikan pemakan larva nyamuk yang tergabung dalam spesies catfish yaitu African sharptooth catfish (Clarias garipenus) dan walking catfish (Clarias batrachus) berpotensi sebagai pengendali vektor secara biologi baru karena memiliki daya predasi yang sangat tinggi dibandingkan ikan pemakan larva nyamuk lain.