Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMBUATAN SABUN PADAT TRANSPARAN BERBAHAN BAKU VCO (virgin coconut oil) DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK JAHE EMPRIT(Zingiber officinale var. amarum.) Rahmayulis; Sisi Sisi Pitri Yeni
SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional Vol. 1 No. 1 (2022): Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional
Publisher : LPPM Akademi Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (674.345 KB)

Abstract

Telah dilakukan penelitian formulasi sabun padat transparan berbahan baku VCO dengan penambahan ekstrak jahe. Ekstrak jahe memiliki aktifitas antioksidan, antibakteri, antivirus, dan menghambat pertumbuhan patogen yang merugikan kehidupan manusia seperti Staphylococcus aureus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak jahe yang dihasilkan dapat digunakan untuk pembuatan sabun padat transparan. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan etanol 96% sebagai pelarut. Penelitian ini dibuat 3 formula dengan variasi jumlah ekstrak jahe yaitu 1,56g; 3,12g; dan 4,68g. Evaluasi fisik sediaan meliputi uji organoleptik, uji pH, uji alkali bebas, uji iritasi dan uji tinggi busa. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ekstrak jahe dapat digunakan untuk pembuatan sabun padat transparan dan hasil pada formula F3 memenuhi persyaratan SNI untuk sabun padat transparan.
EKSTRAKSI PEKTIN DARI KULIT PISANG KEPOK (Musa balbisiana Colla), PISANG AMBON (Musa acuminata Colla), DAN PISANG EMAS (Musa x paradisiaca L) Rahmayulis
SITAWA : Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional Vol. 1 No. 2 (2022): Jurnal Farmasi Sains dan Obat Tradisional
Publisher : LPPM Akademi Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (649.554 KB)

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang “Ekstraksi Pektin dari Kulit Pisang Kepok (Musa balbisiana Colla), Pisang Ambon (Musa acuminata Colla) Dan Pisang Emas (Musa x paradisiaca L)” yang bertujuan untuk mengetahui kadar pektin yang terbanyak apakah dari kulit pisang kepok, kulit pisang ambon atau kulit pisang emas. Penelitian ini dilakukan dengan metode ekstraksi refluks menggunakan pelarut HCl 0,35 N selama 90 menit. Hasil ekstraksi ditambahkan etanol 96% dengan perbandingan 1:1 hingga terbentuk endapan pektin, kemudian disaring dan dioven pada suhu 40°C selama 8 jam. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh kadar pektin paling banyak yaitu pada kulit pisang emas 2,848%, kemudian kulit pisang ambon 1,609%, dan pektin yang paling sedikit adalah kulit pisang kepok 1,187%.