Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perlindungan Terhadap Pihak Ketiga dan Tanggung Jawab Notaris Atas Perbuatan Melawan Hukum Yang Dilakukan Para Pihak dan Notaris Dalam Perjanjian Sewa Menyewa (Studi Kasus Putusan Pengadilan Tinggi Nomor 59/PDT/2019/PT.BDG) Windi Astriana
Indonesian Notary Vol 2, No 3 (2020): Indonesian Notary
Publisher : Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.895 KB)

Abstract

Perjanjian sewa menyewa yang dibuat oleh dan dihadapan Notaris berlaku sebagai akta autentik yang memiliki kekuatan pembuktian sempurna. Seorang Notaris dalam pembuatan aktanya harus mengikuti proses yang benar sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kelalaian yang dapat terjadi pada proses pembuatan akta autentik dapat menyebabkan kekuatan pembuktian akta tersebut terdegradasi menjadi akta dibawah tangan ataupun batal demi hukum. Selanjutnya, terhadap Notaris yang melakukan kesalahan pada pembuatan aktanya dapat dinyatakan sebagai pelaku atas Perbuatan Melawan Hukum. Dampak atas kelalaian yang dilakukan Notaris ini terkadang tidak hanya terhadap penghadap tetapi juga pada pihak ketiga diluar akta. Permasalahan yang dibahas dalam thesis ini adalah substansi Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan oleh Notaris serta Para Pihak dan perlindungan hukum bagi pihak diluar akta yang menjadi korban atas dibuatnya akta Perjanjian Sewa Menyewa serta tanggung jawab Notaris atas kesalahan yang dibuatnya. Metode Penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah yuridis normatif dengan tipe penelitian yang bersifat deskriptif analitis. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan pendekatan kualitatif. Adapun terhadap kelalaian yang dibuat Notaris menyebabkan akta nya cacat dan batal demi hukum. Terhadap perbuatannya, Notaris dapat dimintakan pertanggungjawaban atas kesalahan yang dibuatnya serta bagi pihak ketiga diluar akta yang menjadi korban terdapat perlindungan hukum sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Kata Kunci: Akta Autentik, Perjanjian Sewa Menyewa, Perbuatan Melawan Hukum. 
Can Pediatric Appendicitis Risk Calculator Replace Pediatric Appendicitis Score? A Comparative Study in Diagnosing Acute Appendicitis in Children Egha; Windi Astriana; Theodorus
Sriwijaya Journal of Surgery Vol. 8 No. 1 (2025): Sriwijaya Journal of Surgery
Publisher : Surgery Department, Faculty of Medicine Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37275/sjs.v8i1.119

Abstract

Introduction: Acute appendicitis is the most common cause of operative emergencies in children, necessitating prompt and accurate diagnosis to minimize complications. Clinical scoring systems like the pediatric appendicitis score (PAS) and the more recent pediatric appendicitis risk calculator (pARC) have been developed to aid in diagnosis. This study aimed to compare the accuracy of pARC and PAS in diagnosing acute appendicitis in children. Methods: This retrospective study analyzed the medical records of pediatric patients (age: 5-18 years) admitted to Dr. Mohammad Hoesin General Hospital Palembang with suspected acute appendicitis between October 2022 and October 2024. pARC and PAS scores were calculated for each patient, and their diagnostic accuracy was compared using histopathology results as the gold standard. Sensitivity, specificity, positive predictive value (PPV), negative predictive value (NPV), and kappa statistics were calculated. Results: A total of 36 patients with histopathologically confirmed acute appendicitis were included. The pARC score demonstrated a sensitivity of 82.8%, specificity of 100%, PPV of 96.6%, and NPV of 100%. The PAS score showed a sensitivity of 80.0%, specificity of 100%, PPV of 96.5%, and NPV of 100%. The kappa statistic indicated good agreement between pARC and PAS (0.861). Conclusion: Both pARC and PAS demonstrated high accuracy in diagnosing acute appendicitis in children. While pARC showed slightly higher sensitivity and PPV, the difference was not statistically significant. These findings suggest that pARC could potentially replace PAS as the preferred diagnostic tool, but further research with larger sample sizes is needed to confirm these results.