Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Formulasi dan Stabilitas Mutu Fisik Losion Pencerah dari Minyak Atsiri Temu Kunci (Boesenbergia pandurata Roxb.) Shavira Salsabila; Erna Fitriani; Cikra Ikhda Nur Hamida Safitri
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.159 KB)

Abstract

Temu kunci merupakan tanaman rempah yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat yang memiliki kandungan senyawa bioaktif dari kelompok flavonoid dan essensial oil yang berfungsi sebagai antioksidan. Antioksidan dapat membantu meregenerasi sel kulit dan dapat mencerahkan kulit. Penelitian bertujuan menguji stabilitas mutu fisik minyak atsiri yang diformulasikan dalam bentuk sediaan Lotion karena memiliki kualitas absorbs yang baik. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Penelitian ini terdiri dari determinasi tanaman, pembuatan simplisia, ekstraksi temu kunci menggunakan metode Destilasi, Skrining fitokimia. Formulasi minyak atsiri menggunakan konsentrasi 1,5% (F1); 2% (F2); 2,5% (F3); kontrol basis (F0). Mutu fisik sediaan lotion harus memenuhi SNI 16-0218-1987 dan harus stabil dalam waktu penyimpanan. Mutu fisik sediaan lotion yang dievaluasi meliputi pengamatan organoleptis, pengamatan pH, pengujian homogenitas, pengujian daya sebar, pengujian stabilitas fisik. Sediaan disimpan pada suhu kamar selama 4 minggu. Hasil ketiga formulasi menunjukkan lotion homogen, berwarna putih, tekstur lembut. Nilai pH 7(F0); 7,2(F1); 7,5(F2); 7,8(F3) dan nilai daya sebar 5,1(F0); 5,3(F1); 5,4(F2); 5,5(F3). Hasil penyimpanan selama 4 minggu pada hasil uji organoleptis dan uji daya sebar tidak mengalami perubahan tetapi pada uji pH mengalami penurunan. Kesimpulan penelitian ini adalah mutu fisik lotion minyak atsiri temu kunci sesuai SNI dengan penyimpanan selama 4 minggu pada uji organoleptis dan uji daya sebar tidak mengalami perubahan tetapi pada uji pH tidak stabil karena mengalami penurunan.
Formulasi dan Stabilitas Mutu Fisik Losion Pencerah dari Minyak Atsiri Temu Kunci (Boesenbergia pandurata Roxb.) Shavira Salsabila; Erna Fitriani; Cikra Ikhda Nur Hamida Safitri
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.009 KB)

Abstract

Temu kunci merupakan tanaman rempah yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat yang memiliki kandungan senyawa bioaktif dari kelompok flavonoid dan essensial oil yang berfungsi sebagai antioksidan. Antioksidan dapat membantu meregenerasi sel kulit dan dapat mencerahkan kulit. Penelitian bertujuan menguji stabilitas mutu fisik minyak atsiri yang diformulasikan dalam bentuk sediaan Lotion karena memiliki kualitas absorbs yang baik. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Penelitian ini terdiri dari determinasi tanaman, pembuatan simplisia, ekstraksi temu kunci menggunakan metode Destilasi, Skrining fitokimia. Formulasi minyak atsiri menggunakan konsentrasi 1,5% (F1); 2% (F2); 2,5% (F3); kontrol basis (F0). Mutu fisik sediaan lotion harus memenuhi SNI 16-0218-1987 dan harus stabil dalam waktu penyimpanan. Mutu fisik sediaan lotion yang dievaluasi meliputi pengamatan organoleptis, pengamatan pH, pengujian homogenitas, pengujian daya sebar, pengujian stabilitas fisik. Sediaan disimpan pada suhu kamar selama 4 minggu. Hasil ketiga formulasi menunjukkan lotion homogen, berwarna putih, tekstur lembut. Nilai pH 7(F0); 7,2(F1); 7,5(F2); 7,8(F3) dan nilai daya sebar 5,1(F0); 5,3(F1); 5,4(F2); 5,5(F3). Hasil penyimpanan selama 4 minggu pada hasil uji organoleptis dan uji daya sebar tidak mengalami perubahan tetapi pada uji pH mengalami penurunan. Kesimpulan penelitian ini adalah mutu fisik lotion minyak atsiri temu kunci sesuai SNI dengan penyimpanan selama 4 minggu pada uji organoleptis dan uji daya sebar tidak mengalami perubahan tetapi pada uji pH tidak stabil karena mengalami penurunan.
Strengthening Literacy Competencies through Islamic Religious Education Learning in Elementary Schools Shavira Salsabila; Mokh. Iman Firmansyah; Mohammad Rindu Fajar Islamy
Jurnal Elementaria Edukasia Vol. 7 No. 4 (2024): Desember
Publisher : Elementary Teacher Education Program, Majalengka University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jee.v7i4.11770

Abstract

This study addresses the critical issue of low religious literacy among elementary students in Indonesia. It aims to explore how Islamic Education (PAI) teachers work to strengthen students' literacy competence through targeted learning systems. Employing Romiszowski's framework, the study analyzes problem identification, solution selection, implementation, and evaluation, using a phenomenological qualitative approach. Data were gathered through interviews, observations, and documentation. The findings show that religious literacy is primarily perceived as the ability to read and write, especially the Qur'an. Programs such as Literacy Week and Spiritual Friday significantly improved students' basic religious literacy. Students demonstrated notable progress in Qur'anic reading, advancing from pre-basic to basic proficiency, with some achieving a skilled level. These initiatives proved effective in raising students’ understanding and practice of religious literacy. This research contributes to a deeper understanding of the challenges surrounding religious literacy in Indonesian primary schools. It emphasizes the urgency of enhancing literacy competencies, particularly in religious contexts, for the future of education. By focusing on early education, this study underscores the need for sustained and innovative efforts to improve religious literacy, ensuring students are well-prepared for future educational challenges. Ultimately, it highlights the importance of creating a literate, well-rounded generation, capable of navigating a changing educational landscape.