Masyarakat sebagai bagian dari sebuah kota harus menyadari bahwa suatu saat mereka akan meninggal dunia dan perlu sedini mungkin memikirkan rencana tempat pemakaman baginyawalaupun ukuran petak makam dan kijing tidak mengikuti standar aturan-aturan penataan TPU. Hal ini disebabkan buruknya pengelolaan/kepengurusan pemakaman dan kurangnya perhatian dan peran aktif dari pemerintah. Pada penelitian ini lingkup lokasi yang dipilih adalah TPU Muslim Al-Ikhlas Sungai Bangkong dan TPU Muslim Danau Sentarum Kecamatan Pontianak Kota. Dengan menggunakan teknik accidental sampling yaitu mengambil responden sebagai sampel berdasarkan kebetulan dan pemilihan responden dilakukan dengan cara purposive sampling atau pemilihan secara sengaja dengan pertimbangan responden adalah pemerintah, swasta dan masyarakat. Hasi penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan lahan di kedua TPU ini mengalami tekanan terhadap kapasitas atau daya tampung. Sudah saatnya pemerintah memberikan perhatian penuh dan ikut berperan aktif dalam pengelolaan dan pengembangan TPU Muslim di Kota Pontianak. Untuk mengatasi ketersediaan lahan pemakaman, memberikan solusi kepada pemerintah dengan cara membuka lahan baru dipinggir kota dan menata ulang TPU Muslim yang telah ada. Kedua hal tersebut diterapkan dengan sistem pemakaman tumpuk model tumpang. Dengan sempitnya lahan, memberikan wacana bagi ahli waris untuk menjadikan satu dengan jenazah keluarga yang terlebih dahulu dimakamkan. Makam boleh dijadikan tumpangan pada jenazah yang telah dikubur tiga tahun atau makam yang tidak dirawat oleh ahli warisnya selama tiga tahun. Kata-kata kunci : ketersediaan lahan, makam tumpang, pengelolaan, pengembangan, TPU muslim Pontianak