Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TATA KELOLA SEKOLAH BERBASIS TEKNOLOGI PADA SEKOLAH DASAR MADRASAH IBTIDAIYAH CIBULUH Yuniati Fransisca; Endang Susilawati; Reza Kurniawan; Nidya Novalia
Jurnal Gembira: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 No 02 (2023): APRIL 2023
Publisher : Media Inovasi Pendidikan dan Publikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Madrasah Ibtidayah (MI)  merupakan salah satu dari lembaga Pendidikan Islam yang juga merupakan bagian dari Pendidikan nasional di Indonesia.  Dengan demikian madrasah memiliki potensi yang besar juga untuk mengembangkan kecerdasan anak bangsa. Agar Madrasah Ibtidayah (MI) menjadi sebuah lembaga pendidikan yang berkualitas, tentunya harus didukung dengan terpenuhinya sarana dan prasarana pendidikan serta tata kelola yang baik pada sekolahnya. Tata kelola yang baik tidak terlepas dari manajemen yang rapi serta didukung oleh sarana yang baik pula.Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini bertujuan mengatasi masalah yang dialami oleh guru di lingkungan Madrasah Ibtidiyah MI CIBULUH dalam pengetahuan dan pemahaman Tata Kelola sekolah. Diharapkan dalam kegiatan ini Madrasah Ibtidiyah MI CIBULUH akan memiliki kesempatan besar untuk menjadi sebuah lembaga pendidikan yang berkualitas.
POTENSI PENGELOLAAN DAN PENGOLAHAN SUMBER MATA AIR SECARA PROFESIONAL YANG TERSEDIA DI BLOK PAMALENGAN DESA SUNIA UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTRAAN MASYARAKAT SEKITAR Asep Mulyana; Wawan asad Sutrisna; Debora Tri Oktarina; Endang Susilawati; Yuniati Fransisca
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (ABDIMAS) Vol. 1 No. 1 (2022): JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (ABDIMAS) VOL. 1 NO. 1 DESEMBER 2022
Publisher : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (ABDIMAS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56244/abdimas.v1i1.607

Abstract

Desa menghadapi era baru. UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, hendak mengantarkan desa sebagai penyangga kehidupan. Desa diharapkan menjadi mandiri secara sosial, budaya, ekonomi, bahkan politik. Kini Desa memasuki era self governing community dimana Desa memiliki otonomi dan kewenangan dalam perencanaan, pelayanan publik, dan keuangan. Maka Desa bukan lagi penunggu instruksi dari supra desa (Kecamatan, Kabupaten, Propinsi, dan Pusat). Terlebih dengan bergulirnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang secara perlahan tetapi pasti akan mempengaruhi roda pembangunan di Desa. Desa merupakan unit terkecil dari negara yang terdekat dengan masyarakat dan secara riil langsung menyentuh kebutuhan masyarakat untuk disejahterakan. Basis sistem kemasyarakatan di desa yang kokoh adalah kekuatan untuk mengembangkan sistem politik, sosial, budaya, dan ekonomi. Di Indonesia ada sejumlah 74.093 desa, dimana lebih dari 32 ribu desa masuk dalam kategori desa tertinggal. Kondisi ini sangat kontradiktif dengan tujuan otonomi daerah. Di era otonomi daerah, seharusnya menjadi perwujudan unjuk kekuatan di berbagai bidang, karena tujuan besar otonomi daerah adalah memperluas kesejahteraan masyarakat, termasuk masyarakat desa. Dalam berbagai kajian perekonomian desa, yang tidak boleh dilupakan adalah kondisi modal sosial (social capital) masyarakat desa yang sudah sangat kuat. Masyarakat desa mempunyai beragam ikatan sosial dan solidaritas sosial yang kuat, sebagai penyangga penting kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Swadaya dan gotong royong telah terbukti sebagai penyangga utama “otonomi asli” desa. Walau di satu sisi, kekayaan modal sosial berbanding terbalik dengan modal ekonomi.