p-Index From 2020 - 2025
0.659
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Techno
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Studi Pendahuluan Sifat Teknis Tanah Lempung Pada Daerah Rawan Gerakan Tanah Di Dusun Beji Desa Cirahab Kecamatan Lumbir Kabupaten Banyumas Ary Sismiani; Iwan Rustendi
Techno (Jurnal Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto) Vol 22, No 1 (2021): Techno Volume 22 NO.1 April 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/techno.v22i1.10099

Abstract

In several places in the Banyumas Regency area, land movement problems have often occurred. Several locations have been declared as red zones, one of which is Beji, Cirahab Village, Lumbir District. With such regional conditions, it is necessary to conduct a study of the technical and mechanical properties of the soil in that location including moisture content, density and shear strength parameters related to the possibility of soil movement that will occur. From the results of the test and analysis using 3 specimens, the following data were obtained: water content of 20.22%, 30.36%, 40.31% with a cohesion value of 0.14 kg / cm2, 0.56 kg / cm2, 0.33 kg / cm2, and the internal friction angles of the soil are 30.22 °, 24.47 °, and 18.93 °. While the value of shear stress and displacement at maximum normal stress and moisture content of 20.22%, 30.36%, 40.31% are t(w1) = 0.68 kg / cm2,  t(w2) = 1.01 kg / cm2 ,t (w3) = 0.68 kg / cm2 and dn1 = 15.02%, dn2 = 10.02, dn3 = 13.35%. It can be concluded that the water content always has a very big influence on the value of the soil shear strength parameter. Therefore, the condition of the water content on the soil slope needs to be considered, and it is necessary to carry out further tests and more serious handling at that location.
TINJAUAN TANAH SUBGRADE DI BAWAH BADAN JALAN TOL RUAS GEDAWANG-PENGGARON STA 6+200 SEMARANG JAWA TENGAH Ary Sismiani
Techno (Jurnal Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto) Vol 17, No 1 (2016): Techno Volume 17 No 1 April 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/techno.v17i1.75

Abstract

Tanah dasar (subgrade) dibawah tanah timbunan yang terletak pada STA 6+200 adalah claysilt . Di STA ini terjadi gerakan tanah di sisi badan jalan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meninjau karakteristik tanah subgrade yang terletak di bagian bawah sisi badan jalan tersebut dan keterkaitannya dengan gerakan tanah yang terjadi. Ada 5 variasi benda uji yang digunakan pada penelitian ini (dengan kadar air yang berbeda), yaitu 10,59% , 25,19% , 30,06% , 45,93% , dan 50,67%. Selanjutnya dilakukan uji sifat mekanis tanah, yaitu uji CBR (terendam dan tidak terendam air) dan uji geser langsung. Hasil uji yang diperoleh berupa nilai CBR terendam air (soaked) sebesar 5,55% (w=10,59%) , 2,43% (w=30,06%) , dan 1,04% (w=50,67%), sedangkan untuk CBR tak terendam air (unsoaked) adalah 12,25% , 8,67%, 6,24%, 1,73%, dan 1,39%. Dari hasil uji geser langsung didapatkan nilai kohesi dan sudut gesek internal sebagai berikut : nilai kohesi 0,20 kg/cm2, 0,55 kg/cm2, 0,57 kg/cm2, 0,28 kg/cm2 dan, 0,28 kg/cm2, sedangkan sudut gesek internal tanah 26,05º, 24,60º, 23,42º, 16,69º, dan 15,76º.Berdasarkan hasil yang diperoleh nilai CBR yang memenuhi syarat untuk subgrade berada pada kadar air maksimum w 30,06% (SR 48,62% yaitu 6,24%, nilai kohesi dan sudut gesek internalnya adalah c 0,57 kg/cm2 dan  23,42º. Pada kadar air yang makin tinggi akan menyebabkan tanah claysilt tersebut mengalami penurunan kuat geser dan daya dukung tanah yang ditandai dengan makin kecilnya sudut gesek internal dan nilai CBR nya.Untuk meningkatkan parameter kuat geser tanah dan daya dukung tanah, maka perlu suatu upaya yang harus dilakukan untuk mempertahankan atau mengurangi kadar air tanah yang berlebih dengan cara mengurangi ekses tekanan air pori. Untuk itu direkomendasikan pembuatan drainase terbuka atau drainase permukaan memanjang pada pada kaki lereng. Kata kunci : claysilt, kadar air, daya dukung, kuat geser tanah
Studi Efisiensi Struktur Fondasi Pada Penggunaan Dinding dan Panel Lantai Beton Ringan Aerasi Iwan Rustendi; Ary Sismiani
Techno (Jurnal Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto) Vol 23, No 2 (2022): Techno Volume 23 NO.2 Oktober 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/techno.v23i2.11180

Abstract

Penggunaan beton ringan aerasi sebagai material dinding akan mengakibatkan beban gravitasi dan beban gempa yang dipikul oleh struktur bangunan menjadi berkurang dibandingkan apabila menggunakan dinding bata merah. Karena beban yang bekerja menjadi berkurang intensitasnya maka gaya dalam yang timbul pada struktur gedung atau portal (balok dan kolom) menjadi berkurang juga begitu juga reaksi perletakannya, sehingga akan terjadi pengurangan dimensi dan penulangan pada struktur fondasi. Pengurangan tersebut akan lebih signifikan apabila beton ringan aerasi tersebut diaplikasikan juga pada pelat lantai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengurangan atau efisiensi struktur fondasi pada bangunan gedung yang menggunakan beton ringan aerasi pada dinding dan pelat lantainya, terhadap bangunan gedung yang menggunakan bata merah dan pelat lantai beton normal. Metode penelitian ini meliputi pengumpulan data (berupa gambar bestek bangunan, data tanah dan karakteristik beton ringan), mendesain model rangka gedung untuk Gedung I yaitu gedung yang menggunakan pelat lantai beton normal dan dinding bata merah dan Gedung II yaitu gedung yang menggunakan panel lantai dan dinding beton ringan aerasi, preliminary design, menghitung pembebanan struktur, analisis struktur dengan SAP2000, dan perancangan struktur fondasi. Dari hasil perhitungan didapatkan beban dinding pada Gedung I adalah sebesar 850 kg/m dan pada Gedung II berkurang menjadi 425 kg/m atau berkurang sebesar 50%. Sementara untuk beban mati lantai pada Gedung I sebesar 450 kg/m2 dan pada Gedung II berkurang menjadi sebesar 195,5 kg/m2 atau berkurang sebesar 57%. Reaksi perletakan Gedung I pada fondasi Tipe I adalah sebesar 1.867,321 kN, dan pada fondasi Tipe II adalah sebesar 1.087,644 kN. Sementara reaksi perletakan Gedung II pada fondasi Tipe I adalah sebesar 1.349,381 kN, dan pada fondasi Tipe II adalah sebesar 821,458 kN. Dimensi fondasi Gedung I untuk fondasi Tipe I adalah 2,75 x 2,75 x 0,56 m3 dengan penulangan D16-125, dan untuk fondasi Tipe II adalah 2,10 x 2,10 x 0,42 m3 dengan penulangan D16-175. Sementara dimensi fondasi Gedung II untuk fondasi Tipe I adalah 2,40 x 2,40 x 0,48 m3 dengan penulangan D16-150 , dan untuk fondasi Tipe II adalah 1,80 x 1,80 x 0,35 m3 dengan penulangan D16-200. Volume fondasi Gedung I adalah 115,38 m3 untuk betonnya dan 11.364,63 kg untuk tulangannya. Sementara volume fondasi Gedung II adalah 72,01 m3 untuk betonnya dan 6.619,02 kg untuk tulangannya.The use of aerated lightweight concrete as a wall material will reduce the gravity load and earthquake loads borne by the building structure compared to using brick walls. As a result of the working load being reduced in intensity, the internal forces that arise in the building structure or portal (beams and columns) are reduced as well as the joint reaction, so that there will be a reduction in dimensions and reinforcement in the foundation structure. The reduction will be more significant if the aerated lightweight concrete is also applied to the floor slab. The purpose of this study was to determine the reduction or efficiency of the foundation structure in buildings that use aerated lightweight concrete on the walls and floor slabs, for buildings that use red bricks and normal concrete floor slabs. This research method includes data collection (in the form of building pictures, soil data and lightweight concrete characteristics), designing a building frame model for Building I, which is a building that uses normal concrete floor slabs and  brick walls and Building II is a building that uses floor and wall panels. aerated lightweight concrete, preliminary design, calculating structural loading, structural analysis with SAP2000, and designing the foundation structure. From the calculation results, the wall load in Building I is 850 kg/m2 and in Building II it is reduced to 425 kg/m or reduced by 50%. Meanwhile, the floor dead load in Building I was 450 kg/m2 and in Building II it was reduced to 195.5 kg/m2 or reduced by 57%. The reaction for the placement of Building I on the Type I foundation is 1,867,321 kN, and on the Type II foundation it is 1,087,644 kN. Meanwhile, the reaction for the placement of Building II on the Type I foundation is 1,349,381 kN, and on the Type II foundation it is 821,458 kN. The dimensions of the Building I foundation for Type I foundations are 2.75 x 2.75 x 0.56 m3 with D16-125 reinforcement, and for Type II foundations are 2.10 x 2.10 x 0.42 m3 with reinforcement D16-175 . Meanwhile, the dimensions of the Building II foundation for the Type I foundation are 2.40 x 2.40 x 0.48 m3 with D16-150 reinforcement, and for the Type II foundation it is 1.80 x 1.80 x 0.35 m3 with reinforcement D16- 200. The volume of the foundation of Building I is 115.38 m3 for the concrete and 11,364.63 kg for the reinforcement. Meanwhile, the volume of the foundation for Building II is 72.01 m3 for the concrete and 6,619.02 kg for the reinforcement.
Analisis Nilai Parameter Kuat Geser Tanah Lempung Organik Akibat Perubahan Kadar Air Di Sekitar Underpass Di Desa Kebocoran Ary Sismiani; Iwan Rustendi; Citra Pradipta Hudoyo
Techno (Jurnal Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto) Vol 25, No 1 (2024): Techno Volume 25 NO.1 April 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/techno.v25i1.17166

Abstract

Underpass Kebocoran merupakan salah satu dari sejumlah lokasi kritis di Kabupaten Banyumas yang dilalui oleh jalur kereta api. Struktur tebing yang muncul sebagai hasil dari penggalian untuk underpass telah mengalami beberapa insiden kelongsoran yang menyebabkan runtuhnya dinding penahan tanah, terutama saat musim hujan. Terkait dengan kondisi ini, tim peneliti bermaksud untuk menjalankan penelitian guna mengeksplorasi dampak kadar air terhadap kekuatan geser tanah di lokasi tersebut. Berdasarkan klasifikasi USCS, tanah termasuk dalam kategori MH-OH, dan  berdasarkan klasifikasi AASHTO tanah  termasuk pada jenis A-7-5, merupakan tanah lempung organik dengan plastisitas sedang sampai tinggi. Parameter kuat geser tanah (nilai kohesi dan sudut gesek internal) sangat dipengaruhi oleh kondisi kadar air. Pada kadar air 14.86% nilai kohesi adalah 0.29 kg/cm2 mengalami peningkatan pada kadar air 24.98% menjadi 0.31 kg/cm2, demikian juga selanjutnya mengalami peningkatan pada kadar air 34.97% yaitu 0.35 kg/cm2, sampai dengan 0.38 kg/cm2 pada kadar air 50.05%. Sedangkan untuk nilai sudut gesek internal makin besar kadar air akan makin kecil nilai f nya, yaitu: (w = 14.86%; f = 22.68°), (w = 24.98%; f = 21.16°), (w = 34.97%; f = 19.38°), (w = 44.91%; f = 18.47°), (w = 50.05%; f = 17.56°).