Latar Belakang : Belimbing wuluh merupakan jenis tanaman yang banyak mengandung asam. Selain mengandung asam, belimbing wuluh juga mengandung senyawa bioaktif seperti polifenol, flavonoid, alkaloid, saponin, dan tanin yang berpotensi menghambat aktivitas bakteri. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pelarut etanol dan suhu ekstraksi terhadap karakteristik ekstrak belimbing wuluh, untuk mengetahui konsentrasi pelarut etanol dan suhu ekstraksi terbaik untuk menghasilkan ekstrak belimbing wuluh. Metode : Pada penelitian ini metode yang dilakukan berupa Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian tahap I ialah Rancangan Acak Kelompok (RAK). Percobaan ini merupakan percobaan faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama yaitu konsentrasi pelarut (P) yang terdiri atas 2 taraf yaitu: P1 (Etanol 96%), P2 (Etanol 70%). Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi pelarut etanol dan suhu ekstraksi serta interaksinya berpengaruh terhadap rendemen, total flavonoid, total tanin, dan total asam. Kesimpulan : Kesimpulan dari penelitian ini adalah perlakuan dengan konsentrasi pelarut etanol 96% dan suhu ekstraksi 30°C merupakan perlakuan terbaik untuk mendapatkan ekstrak belimbing wuluh dengan karakteristik rendemen 71%, total flavonoid 7,10%, tanin total 0,914 mg QE. /g, dan asam total 34,24%.