Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

The ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI DI KECAMATAN DUSUN TENGAH KABUPATEN BARITO TIMUR: ANALYSIS OF IRRIGATION WATER REQUIREMENTS IN IRRIGATION AREA IN KECAMATAN DUSUN TENGAH KABUPATEN EAST BARITO ERISA IZDIHAR BALQIS; Haiki Mart Yupi; Hendro Suyanto
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil TRANSUKMA Vol. 4 No. 2 (2022): Jurnal Penelitian TRANSUKMA
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (636.321 KB)

Abstract

Kebutuhan air irigasi merupakan tahap penting untuk mengetahui sumber air yang ada apakah dapat memenuhi kebutuhan air irigasi atau tidak. Jika dapat memenuhi bahkan air yang ada pada sumber terjadi kelebihan air (surplus) maka dapat dilakukan perluasan lahan irigasi sesuai dengan rencana Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Barito Timur, apabila air yang ada pada sumber kekurangan air (defisit) maka perlu dilakukan usaha agar sawah tetap mendapatkan air. Suplai air untuk irigasi Karau berasal dari Bendung Karau yang mengairi irigasi seluas 3.794 Ha. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kebutuhan air irigasi agar mengetahui nilai kebutuhan air irigasi maksimum dan minimum dengan dua cara perhitungan yaitu cara manual (konsep KP-01) dan perhitungan dengan menggunakan software CROPWAT Version 8.0. Hasil penelitian menunjukkan perhitungan manual kebutuhan irigasi maksimum Sebesar 3,56 m3/dt pada bulan Juli awal tengah bulan pertama, sedangkan untuk perhitungan CROPWAT Version 8.0 kebutuhan irigasi maksimum diperoleh sebesar 5,03 m3/dt yaitu pada bulan Juli sepuluh hari terakhir. Untuk kebutuhan irigasi minimum berdasarkan perhitungan manual diperoleh sebesar -0,02 m3/dt yaitu pada bulan Februari awal tengah bulan pertama, sedangkan untuk perhitungan CROPWAT Version 8.0 kebutuhan irigasi minimum diperoleh sebesar 0,09 m3/dt yaitu pada bulan Juni sepuluh hari terakhir.   Irigation water requirements is an important step to be known the existing water source can fulfill irigation water requirements or can not fulfill. If it is able to fulfill even the existing water at the source of excess water (surplus), it is possible to expand the irrigated land according to the plan of the Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) East Barito District, if the water at the source is water shortage (deficit), it is necessary to make efforts so that the rice fields still gets water. The water supply for Karau irrigation comes from the Karau Dam, which irrigates an area of 3,794 ha. The purpose of this study was to analyze the irrigation water requirements to determine the value of the maximum and minimum irrigation water requirements with two calculation methods, it is the manual method (KP-01 concept) and the calculation using CROPWAT Version 8.0 software. The results manual calculations (KP-01 Concept) maximum irrigation requirement was 3.56 m3/sec in early July the first half of the month, while for the calculation of CROPWAT Version 8.0 the maximum irrigation requirement was 5.03 m3/sec in July the last ten days. For minimum irrigation requirements based on manual calculations (KP-01 Concept) the minimum irrigation requirement was -0.02 m3/sec in early February the first half of the month, while for the calculation of CROPWAT Version 8.0 the minimum irrigation requirement was 0.09 m3/sec in June last ten days.
Uji Eksperimental Pengaruh Kecepatan Aliran dan Tinggi Muka Air terhadap Stabilitas Model Fisik Sekat Kanal yang terbuat dari Material Beton Aura Mayasti Hidayah Utami; Haiki Mart Yupi; Dwi Anung Nindito
Buletin Profesi Insinyur Vol 5, No 2 (2022): Buletin Profesi Insinyur (Juli-Desember)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/bpi.v5i2.166

Abstract

Sekat kanal adalah salah satu konstruksi yang berfungsi untuk mempertahankan tinggi muka air supaya kondisi lahan tetap terjaga kelembabannya, hal ini bertujuan agar dapat mencegah kebakaran pada lahan gambut yang diakibatkan adanya kekeringan lahan saat musim kemarau. Sekat kanal biasanya banyak dibangun pada saluran-saluran yang telah dibuka terutama pada lahan gambut. Studi ini mengamati pengaruh pola variasi tinggi muka air dan kecepatan aliran air yang bertujuan untuk mengetahui stabilitas dari sekat kanal yang terbuat dari bahan konstruksi beton, sehingga menghasilkan desain yang optimal. Studi ini menggunakan pemodelan distorsi yang dibentuk menyerupai sekat kanal di lapangan dengan skala horizontal 1:10 dan vertikal 1:5, akan diuji pada saluran. Hasil uji eksperimental menunjukkan bahwa kedalaman air di bagian hulu sekat kanal mempengaruhi besarnya nilai rembesan. Semakin bertambah kedalaman air di bagian hulu, seiring bertambahnya waktu maka semakin besar nilai rembesan yang terjadi. Selain itu juga ketinggian muka air di bagian hilir sekat mempengaruhi besar kecilnya nilai angka gerusan dengan bertambahnya ketinggian air di hilir maka angka gerusan akan semakin mengecil dan kecepatan aliran air mempengaruhi besarnya nilai gerusan, dengan meningkatnya kecepatan aliran dari arah hulu maka akan terjadi gerusan.Kata kunci: kecepatan aliran, model distorsi, sekat kanal beton, stabilitas
ANALISIS PENGARUH WAKTU TERHADAP REMBESAN DAN GERUSAN PADA SEKAT KANAL BENTANG 25 METER DENGAN UJI MODEL FISIK Rezalino Arlendo; Haiki Mart Yupi; I Made Kamiana
Jurnal Teknik Sipil Vol 7 No 1 (2023): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Juni 2023
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sekat kanal merupakan bangunan air untuk membantu memulihkan kembali keadaan air tanah pada lahan gambut agar tetap basah sehingga dapat mencegah potensi terjadi kebakaran pada lahan gambut. Sekat kanal yang terbuat dari kayu biasanya mengalami kerusakan, yaitu tergerusnya bagian hilir sekat kanal yang mengakibatkan konstruksi sekat kanal menjadi tidak stabil dan tidak berfungsi dengan baik. Pada penelitian ini mengamati lamanya waktu serta kecepatan yang mempengaruhi besarnya rembesan dan gerusan di bagian hilir sekat kanal, Pada model fisik sekat kanal yang terbuat dari bahan kayu. Serta mengamati variasi ketinggian air pada bagian hilir sekat kanal yang mempengaruhi gerusan. Pengamatan pada rembesan dilakukan selama 4 jam dengan kecepatan air sama dengan 0 m/dt dan diamati setiap 30 menit untuk melihat rembesan, dengan adanya penambahan ketinggian muka air dihilir. Sedangkan pengamatan pada gerusan di bagian hilir sekat kanal dilakukan selama 4 jam yang diamati tiap 2 jam berturut turut, dengan variasi waktu dan kecepatan serta tinggi muka air di hilir. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini terhadap rembesan yang terjadi, semakin lama waktu pengujian, maka rembesan berupa penambahan ketinggian air di hilir semakin bertambah, dengan nilai rembesan 22,2 cm dalam waktu 4 jam, sedangkan untuk gerusan bahwa lamanya waktu pengujian mempengaruhi kedalaman gerusan yang terjadi, nilai gerusan yang didapat adalah 3,5 cm selama 4 jam waktu pengujian, yaitu pada variasi pertama dengan perbedaan tinggi muka air di hulu dan di hilir sekat kanal adalah 10 cm.
ANALISIS KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR BERSIH DI KOTA BUNTOK KABUPATEN BARITO SELATAN: ANALYSIS OF CLEAN WATER NEED AND AVAILABILITY IN BUNTOK CITY, BARITO SELATAN REGENCY Mia Marlina Mia Marlina; Allan Restu Jaya; Haiki Mart Yupi
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil TRANSUKMA Vol. 5 No. 2 (2023): Jurnal Penelitian Transukma
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Buntok adalah salah satu kota yang berada di Provinsi Kalimantan Tengah. Kota ini terus mengalami peningkatan terhadap jumlah penduduk sehingga kebutuhan akan air bersih semakin meningkat pula. Ketersediaan air bersih yang terbatas menjadi salah satu faktor permasalahan yang sekarang terjadi di kota Buntok. Ketersediaan air yang tidak memadai tentu akan berdampak negatif bagi masyarakat apalagi untuk daerah yang jauh dari Daerah Aliran Sungai (DAS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan dan ketersediaan air bersih yang ada di Kota Buntok sampai 10 tahun mendatang. Perhitungan kebutuhan air bersih dihitung dari data jumlah penduduk 10 tahun terakhir yang kemudian dihitung sesuai dengan kriteria kebutuhan air bersih. Ketersediaan air bersih dihitung dari data kapasitas IPA yaitu 85 lt/dt dan kapasitas Intake PDAM yaitu 80 lt/dt dikurangi hasil perhitungan Kebutuhan air rata-rata pelanggan, Kebutuhan harian maksimum pelanggan, dan kebutuhan jam puncak pelanggan sehingga diperoleh hasil Balance Kapasitas IPA = 9,163 lt/dt (2022), 7,885 lt/dt (2023), 6,608 lt/dt (2024), 5,330 lt/dt (2025), 4,053 lt/dt (2026), 2,775 lt/dt (2027), 1,498 lt/dt (2028), 0,220 lt/dt (2029), -1,057 lt/dt (2030), -2,335 lt/dt (2031). Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa ketersediaan air bersih di kota Buntok saat ini, masih belum dapat mencukupi kebutuhan masyarakat hingga 10 tahun mendatang.     Buntok City is one of the small cities in Central Kalimantan Province, which continues to experience an increase in population so that the need for clean water is increasing as well. The limited availability of clean water is one of the problems that are now happening in the city of Buntok. This of course must be considered considering the importance of clean water for the community both now and in the future. Inadequate water availability will certainly have a negative impact on the community, especially for areas far from watersheds (DAS). This study aims to determine the need and availability of clean water in Buntok City for the next 10 years whether it is still being met or not, as well as provide solutions for related parties regarding the availability of clean water that exists today so that it is able to meet future needs. . Calculation of the population's clean water needs in the next 10 years is calculated from the population data for the last 10 years which is then calculated according to the criteria for clean water needs. The availability of clean water is calculated from the WTP capacity data, which is 85 lt/sec and the PDAM Intake capacity is 80 lt/sec minus the calculation results of the average customer water requirement, the maximum daily requirement of the customer, and the peak hour requirement of the customer so that the results of the IPA Capacity Balance = 9,163 lt/sec (2022), 7,885 lt/sec (2023), 6,608 lt/sec (2024), 5,330 lt/sec (2025), 4,053 lt/sec (2026), 2,775 lt/sec (2027), 1,498 lt/ s (2028), 0.220 lt/s (2029), -1.057 lt/s (2030), -2,335 lt/s (2031). From the results of the research above, it can be concluded that the current availability of clean water in the city of Buntok is still unable to meet the needs of the community for the next 10 years.
UJI MODEL FISIK GERUSAN AKIBAT PENGARUH WAKTU, KECEPATAN DAN TINGGI MUKA AIR DI HILIR SEKAT KANAL Arnoldus Erikson Hasiholan Manik; Haiki Mart Yupi; Dwi Anung Nindito
Jurnal Teknik Sipil Vol 7 No 2 (2023): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Desember 2023
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/gradasi.v7i2.1787

Abstract

Bencana kebakaran hutan dan lahan gambut tropis sering diakibatkan karena lahan gambut tropis menjadi kering akibat perubahan kondisi tata air. Sehingga perlu dilakukan pembasahan lahan gambut dengan membuat sekat kanal yang bertujuan untuk menjaga kondisi tata air lahan gambut. Tujuan penelitian ini adalah melakukan uji model fisik sekat kanal, untuk mengetahui stabilitas sekat kanal terhadap gerusan, yang terjadi akibat kecepatan aliran air yang melewati bangunan sekat kanal untuk waktu tertentu, dengan memvariasikan tinggi muka air pada bagian hilir sekat kanal, dan muka air di hulu sekat dalam kondisi tetap. Pada penelitian ini, dilakukan dengan 2 skema pengujian pada model fisik sekat kanal dari beton. Pada skema 1, tinggi muka air di hulu sekat kanal (H1) = 22 cm dan tinggi muka air di hilir sekat kanal (h1) = 10,2 cm, untuk variasi kecepatan aliran (v1) = 0,01 m/dt, (v2) = 0,02 m/dt, serta untuk variasi waktu (t1) = 3 jam, (t2) = 6 jam. Pada skema 2, (H1), (h), (v1), (v2), (t1), (t2), nilainya sama pada parameter skema 1, yang berbeda hanya tinggi muka air pada bagian hilir sekat kanal (h2) = 22 cm. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah kedalaman gerusan yang terjadi di bagian hilir sekat kanal dari beton, sangat dipengaruhi oleh tinggi muka air di hilir, kecepatan aliran air dan waktu.