Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan merancang ulang (redesain) bangunan Masjid Sabilal Muttaqin di Batam dengan pendekatan arsitektur postmodern, guna menciptakan ruang ibadah yang lebih fungsional, estetis, serta kontekstual terhadap kebutuhan masyarakat modern. Masjid sebagai ruang publik religius memiliki peran penting, tidak hanya sebagai tempat beribadah, tetapi juga sebagai pusat aktivitas sosial, edukatif, dan kultural yang memperkuat nilai-nilai kebersamaan. Permasalahan utama pada bangunan eksisting meliputi desain arsitektur yang monoton, sirkulasi udara yang kurang optimal akibat penggunaan jendela mati, serta akses masuk yang membingungkan antara area laki-laki dan perempuan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi lapangan, wawancara dengan pengurus masjid, serta analisis elemen desain berdasarkan aspek tata ruang, pencahayaan alami, penghawaan, dan estetika visual bangunan. Penerapan konsep postmodern dilakukan melalui prinsip eklektisisme, yaitu penggabungan unsur arsitektur klasik, modern, dan tradisional Melayu yang diekspresikan dalam bentuk komposisi warna, ornamen geometris, serta rancangan atap berlapis yang dinamis. Hasil perancangan menunjukkan bahwa penerapan gaya postmodern mampu memperkuat identitas visual masjid, meningkatkan kenyamanan termal dan sirkulasi ruang, serta menciptakan pengalaman ruang ibadah yang lebih inklusif, harmonis, dan berkarakter lokal. Temuan ini menegaskan bahwa pendekatan arsitektur postmodern merupakan strategi desain yang relevan bagi revitalisasi bangunan keagamaan di era kontemporer tanpa menghilangkan nilai-nilai spiritual dan budaya lokal.