Strategi atau model pembelajaran yang tidak tepat dapat mengakibatkan ketidak pahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran yang diajarkan. Hal ini terbukti pada saat Peneliti sebagai guru Kelas X, ketika menyampaikan materi Tentang Jamur. Nilai hasil belajar peserta didik tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran (Biologi) yakni 75 (sangat rendah). Hal ini disebabkan Model Pembelajaran Cooperative Learning) belum familiar atau belum dipahami benar oleh siswa dalam proses pembelajaran, karena pola yang sudah membudaya adalah ceramah.. Hasil belajar dari peserta didik 22 orang, 10 orang yang mencapai Nilai 65 sementara 12 orang lainnya memperoleh nilai dibawah KKM yakni 75 yakni 50. Hal ini disebabkan oleh, peserta didik yang belum memahami materi pembelajaran dalam menjawab pertanyaan. Oleh karena itu, Peneliti berkesimpulan bahwa Penerapan Model Pembelajaran Cooperative belum dipahami oleh peserta didik. Karena itu, peneliti melanjutkan ke Siklus II, ternyata hasilnya sangat memuaskan. Hal ini nampak dalam Nilai hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Biologi, yang mencapai 90 sampai 95. Dengan demikian peneliti berkesimpulan bahwa, Peserta didik telah memahami benar materi yang diasampaikan peneliti. Oleh Karena itu guru sebagai peneliti menganjurkan kepada semua guru, agar memilih model-model pembelajaran yang mengarahkan peserta didik kepada belajar bersama/Kelompok, dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam belajar bersama. selanjutnya mendiskusikannya dalam kelompok, guna membangun ide-ide baru yang pada akhirnya dapat mengembangkan kemampuan dan wawasan berpikir peserta didik Kata Kunci: Hasil Belajar, Biologi, Jamur, Cooperatif Leraning