Data BKKBN tahun 2018 bahwa remaja sangat beresiko tinggi terhadap gangguan kesehatan reproduksi karena pengetahuan mengenai fungsi dan cara merawat organ reproduksi, terbukti dengan kasus yang dihimpun oleh BKKBN didapatkan 3,2 juta remaja di Indonesia memiliki gangguan reproduksi dengan presentase 26,3%. Prevalensi di Indonesia mengenai infeksi saluran reproduksi akibat kurangnya vulva Hygiene masih cukup tinggi, hal ini dapat disebabkan karena kurangnya informasi tentang vulva hygiene. Pada daerah pulau Kalimantan khususnya daerah terpencil atau pedalaman tercatat hanya 40% remaja putri yang mengetahui penyebab flour albus serta bagaimana cara pencegahannya, dan terkait masalah hygiene genetalia. Dari hasil penelitian pada 140 mahasiswa di Kalimantan timur di temukan sebanyak 20 orang (14,3%) yang mengalami keputihan. Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Vulva Hygiene Pasca Pemeberian Pendidikan Kesehatan Di Pondok Pesantren Syaichona Cholil Samarinda. observasional dengan desain cross sectional, jumlah sampel sebanyak 40 responden remaja putri dengan teknik total sampling, pengukuran variabel menggunakan kuesioner. Diketahui karakteristik responden dapat dilihat responden dengan kategori usia 14 tahun sebanyak 23 (57,5%) responden dan usia 15 tahun sebanyak 17 (42,5%) responden dan kategori kelas 9A sebanyak 19 (47,5%) dan 9B sebanyak 21 (52,5%). Diketahui gambaran tingkat pengetahuan remaja putri dalam kategori pengetahuan baik sebanyak 33 (82,5%) responden dan kategori pengetahuan cukup sebanyak 7 (17,5%) responden.