Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Evaluasi Kuat Tekan pada Bata ECC dan Bata-CR ECC Berbasis Silica Fume dan Abu Sekam Padi Fatimah Insani Harahap; Muhammad Aswin; Ahmad P.M. Tarigan
Siklus : Jurnal Teknik Sipil Vol. 8 No. 2 (2022)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/siklus.v8i2.10993

Abstract

Sampai saat ini, bata merah tetap banyak digunakan, baik untuk pembuatan dinding bangunan maupun pagar. Penggunaan bata merah yang semakin banyak dan berlebihan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Tanah liat merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Sementara itu, pada umumnya silica fume dan abu sekam padi di Indonesia belum banyak dimanfaatkan, baik oleh masyarakat maupun industri. Begitu juga dengan ban bekas yang jumlahnya semakin meningkat setiap tahunnya. Pada penelitian ini akan dipelajari penggunaan silica fume, abu sekam padi, dan ban bekas (berupa crumb rubber) untuk pembuatan bata Engineered Cementitious Composites (ECC). Proporsi campuran sebanyak 16 variasi dibuat berdasarkan persentase silica fume dan abu sekam padi yang berbeda yaitu 0%, 5%, 10%, dan 15% terhadap berat total semen dan silica fume. Benda uji berukuran 200x100x50 mm berjumlah 48 buah. Kemudian dilakukan uji tekan pada mortar bata-ECC pada umur 3 hari. Proporsi campuran yang menghasilkan kuat tekan maksimum kemudian divariasikan dengan crumb rubber (CR) 0-12,5%. Uji tekan juga dilakukan pada umur 3 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat tekan maksimum bata-mortar ECC terjadi pada proporsi campuran dengan silica fume 15% dan abu sekam 10% yaitu 41,99 MPa. Sedangkan kuat tekan maksimum bata-CR ECC adalah 36,17 MPa dengan komposisi crumb rubber 2,5%. Penurunan kuat tekan pada bata-CR ECC disebabkan karena crumb rubber memiliki sifat kompresibilitas. Berdasarkan ketentuan SNI 15-2094-2000, bata-mortar ECC memiliki kualitas Mutu-A, dan demikian juga dengan bata-CR ECC.
Potensial penggunaan bata ECC berbasis silica fume dan abu cangkang sawit berdasarkan kuat tekan Tani Frisda; Muhammad Aswin; Ahmad Perwira M. Tarigan
Siklus : Jurnal Teknik Sipil Vol. 8 No. 2 (2022)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/siklus.v8i2.10999

Abstract

Silica fume dan abu cangkang sawit merupakan salah satu material sisa atau limbah, dan belum dimanfaatkan secara optimal, baik oleh masyarakat maupun industri. Sementara, bata merupakan bahan bangunan yang masih banyak digunakan. Sampai saat ini, penggunaan bata merah masih menimbulkan isu lingkungan. Untuk itu, pada riset ini akan dibuat bata alternatif yang lebih ramah lingkungan, dimana memanfaatkan silica fume (SF) dan abu cangkang sawit (ACS/PSA), yang selanjutnya disebut dengan bata-ECC (engineered cementitious composites). Mix design dibuat dengan 16 variasi persentase yang berbeda dari SF dan ACS/PSA. Uji konsistensi dan flowability dibuat untuk mencapai kondisi SCC (self-compacting concrete). Terdapat 48 buah benda uji bata dengan ukuran 200x100x50 mm. Uji kuat tekan dilakukan pada umur 3 hari. Nilai tertinggi diperoleh pada variasi SF 10% PSA 10% sebesar 38,42 MPa. Sedangkan kuat tekan tertinggi bata merah dari beberapa panglong yang dipilih adalah 17,67 MPa. Berdasarkan ketentuan SNI 15-2094-2000, pada penelitian ini, bata-ECC tergolong dalam Kelas-150 (Mutu-A).
Investigasi Kuat Tekan Paving Block-Ecc Oktagonal Berbasis Fly Ash dan Abu Sekam Padi Harsan Ingot Hasudungan; Muhammad Aswin
Jurnal Syntax Admiration Vol. 3 No. 11 (2022): Jurnal Syntax Admiration
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/jsa.v3i11.493

Abstract

Salah satu kegunaan paving block adalah untuk memenuhi kebutuhan perkerasan permukaan jalan. Umumnya, semen merupakan bahan pengikat utama dalam pembuatan paving block. Sedangkan di sekitar kita, fly ash dan sekam padi belum dimanfaatkan secara optimal, baik oleh masyarakat maupun industri. Berdasarkan uji kandungan kimia, ternyata fly ash dan abu sekam padi mengandung silika oksida (SiO2) yang cukup tinggi, sehingga berpotensi untuk digunakan sebagai bahan bangunan dalam pembuatan mortar ECC (engineered cementitious composites). Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah pertanian yaitu abu sekam padi dan limbah PLTU yaitu fly ash sebagai salah satu bahan pembuatan paving block ECC dan mengkaji kuat tekan paving block ECC serta membandingkan dengan paving block yang ada di Toko Bahan Bangunan. Variasi penambahan  FA dan ASP masing-masing 0%, 5%, 10% dan 15%. Jumlah total spesimen adalah 48 sampel. Paving block dibuat berbentuk segi delapan, dengan ukuran penampang 200 mm x 200 mm, dan tebal 60 mm. Uji konsistensi dan flowability dilakukan untuk mencapai kondisi SCC (self-compacting concrete). Uji kuat tekan dilakukan pada umur 3 hari. Hasil pengujian semua variasi menunjukkan bahwa campuran mortar ECC memiliki workability yang sangat baik, yang sesuai dengan ketentuan EFNARC, sedangkan hasil uji tekan menunjukkan bahwa nilai kuat tekan tertinggi diperoleh pada variasi FA 15% ASP 10%, yaitu 46,82 MPa menurut ketentuan SNI 03-0691-1996, paving block ECC pada penelitian ini dapat dikategorikan Mutu-A dibandingkan dengan hasil uji kuat tekan paving block dari Toko Bahan Bangunan diperoleh sebesar 34,69 MPa  menurut ketentuan SNI 03-0691-1996, paving block dari Toko Bahan Bangunan  pada penelitian ini dapat dikategorikan Mutu-B.
Studies On Early Compressive Strength Of ECC Mortar Composed By Rice Husk Ash And Silica Fume Muhammad Rizki Harahap; Muhammad Aswin
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.52 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i10.9684

Abstract

In general, mortars have low characteristics and performance. Mortar technology is constantly evolving for better achievements. Meanwhile, there is a lot of waste or residual production materials that has not been used optimally. Related to that, in this research, the utilization of these waste materials, including silica fume and rice husk ash has been carried out. Cylindrical specimens with a diameter of 100 mm and a height of 200 mm were prepared in 16 variations of mixes proportion, where the addition percentage of silica fume (SF) and rice husk ash (RHA) were 0%, 5%, 10% and 15% respectively by weight of cement. In this study, mechanical properties only considered the early compressive strength at the age of 1 day, while flowability was conducted to check the consistency of the fresh mixes of engineered cementitious composites (ECC) mortar. The test results show that the workability of the ECC mortar is in accordance with the European Federation of National Associations Representing for Concrete (EFNARC) standard. Meanwhile, the optimum compressive strength of ECC mortar at the age of 1 day was achieved in ECC mortar with RHA proportion of 0% and 5% combined by SF of 15%. Higher percentage of RHA or SF, can lead to decrement the early compressive strength of ECC mortar.
Investigasi Workability dan Kuat Tekan Mortar Engineered Cementitious Composites (ECC) Muhammad Yudha Pratama Siregar; Muhammad Aswin; Gina Cynthia Raphita Hasibuan
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i10.13078

Abstract

Mortar ECC merupakan material komposit yang tersusun dari semen, pasir, air, superplasticizer, material cementitious dan tidak menggunakan batu kerikil. Untuk mendukung pembuatan mortar ECC yang ramah lingkungan maka dalam penelitian ini digunakan limbah berupa abu cangkang sawit (ACS) sebagai material cementitious. Penelitian ini dilakukan dengan kajian eksperimental guna mengetahui pengaruh penambahan abu cangkang sawit dalam campuran mortar ECC. Ada 3 variasi campuran mortar ECC yaitu AME, EM dan TEM dengan variasi persentase abu cangkang sawit yang digunakan sebesar 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat semen. Pengujian kuat tekan mortar ECC dilakukan pada umur 3 hari, menggunakan benda uji berbentuk kubus dengan ukuran 15x15x15 cm. Berdasarkan hasil dari pengujian, diperoleh kuat tekan optimum sebesar 42,66 MPa pada tipe EM dengan persentase ACS sebesar 10%.
Evaluation on Effective Dimensions of Base Isolators Applied at Existing RC Building due to Earthquakes Jaka Suranto; Muhammad Aswin; Nursyamsi Nursyamsi
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v9i4.15761

Abstract

This study investigates the structural performance of High Damper Rubber Bearings (HDRB) as base isolators in reinforced concrete (RC) buildings subjected to seismic loads. Given the potential for damage or collapse in RC buildings during earthquakes, the utilization of base isolators offers a promising solution to mitigate seismic risks. Finite element analysis was employed to assess the displacement efficiency of different HDRB configurations, focusing on the SMP 5 Muhammadiyah building in Surabaya as a case study. Results indicate that HDRB type HH090X6R exhibits superior performance, achieving displacement efficiencies of 90.56% in the x-direction and 95.87% in the y-direction. These findings underscore the importance of selecting optimal base isolator configurations to enhance the seismic resilience of RC structures. The study's implications extend to seismic retrofitting and structural design practices, offering valuable insights for improving the seismic performance of existing buildings and bolstering community resilience to earthquakes.
Evaluasi Reliabilitas Model Struktur dan Level Kinerja dari Bangunan Baja Eksisting Akibat Beban Gempa Hariman Siregar; Muhammad Aswin; Bustami Syam
Action Research Literate Vol. 8 No. 3 (2024): Action Research Literate
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/arl.v8i3.319

Abstract

Salah satu faktor yang mempengaruhi perancangan struktur bangunan adalah kekuatan, yaitu berkaitan dengan keamanan dan ketahanan bangunan dalam menahan atau menerima beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam perancangan struktur khususnya struktur bangunan struktur baja harus dirancang dengan memperhatikan pengaruh gempa terhadap struktur tersebut agar bangunan tersebut dapat digunakan dengan nyaman dan aman. Analisis pushover struktur bangunan merupakan salah satu metode analisis statik nonlinier, dimana pengaruh gempa terencana terhadap struktur bangunan dianggap sebagai beban statik yang menangkap pusat massa setiap lantai, yang nilainya dinaikkan secara bertahap hingga melebihi nilai yang ditentukan. beban yang menyebabkan luluh. sambungan plastik) pertama pada struktur bangunan. Penelitian dilakukan di lahan parkir transformasi Sarinah di Jakarta. Berdasarkan analisis respon spektral dengan bantuan program ETABS v.21, bangunan tersebut telah dapat diandalkan terhadap peraturan terkini. Model struktur bangunan diuji faktor ketidakteraturan horizontal dan vertikal, perbedaan tingkat, efek P-Delta, rasio tegangan elemen balok dan kolom, rasio Kuat Kolom-Balok Lemah (SC-WB) dan tingkat kinerja struktur melalui analisis pushover, semuanya memenuhi persyaratan. Tingkat kinerja yang diperoleh adalah Damage Control (DO) yang berarti bangunan masih mampu menahan gempa yang terjadi dan resiko korban jiwa sangat kecil
Evaluasi Ketentuan Keamanan Model Struktur dan Level Kinerja dari Bangunan Beton Bertulang Eksisting Akibat Beban Gempa Jaka Suranto; Muhammad Aswin; Nursyamsi Nursyamsi
Action Research Literate Vol. 8 No. 3 (2024): Action Research Literate
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/arl.v8i3.320

Abstract

Struktur bangunan tahan gempa harus memiliki kekuatan, kekakuan dan stabilitas yang cukup untuk mencegah keruntuham bangunan. Untuk memenuhi hal tersebut, maka bangunan tahan gempa harus memenuhi mekanisme konsep bangunan tahan gempa. Berdasarkan hal ini, maka perlu dilakukan evaluasi ketentuan keamanan model struktur bangunan beton bertulang terhadap beban gempa berdasarkan peraturan dan ketentuan yang berlaku, serta penentuan level kinerja struktur dari bangunan tersebut, baik pada saat perencanaan maupun pada bangunan eksisting. Pada penelitian ini, ketahanan gempa dikaji terhadap bangunan eksisting. Sebagai sampel ditinjau Gedung SMP Muhammadiyah 5 yang berlokasi di Surabaya. Berdasarkan hasil pengecekan model struktur, diketahui bahwa struktur eksisting telah memenuhi ketentuan keamanan terhadap beban gempa. Dalam pemeriksaan simpangan antar tingkat, pengaruh P-delta, ketidakberturan struktur dan ketentuan Strong Column-Weak Beam (SC-WB), semua nilai memenuhi yang dipersyaratkan. Berdasarkan hasil dari analisis pushover pada arah x menunjukkan bahwa terjadinya sendi plastis dimulai pada step 3 dan berakhir pada step 26. Pada arah y menunjukkan bahwa terjadinya sendi plastis dimulai pada step 2 dan berakhir pada step 20. Berdasarkan hasil superposisi performance point terhadap kinerja struktur berdasarkan ASCE 41-13 NSP didapat bahwa level kinerja struktur termasuk dalam kategori Immediate Occupancy (IO). Selain itu, berdasarkan hasil FEMA-440 didapat rasio simpangan total maksimum pada arah x sebesar 0,0078 dan pada arah y sebesar 0,0080, dimana angka-angka ini menunjukkan nilai level kinerja struktur. Sesuai dengan ketentuan ATC-40, maka struktur eksisting ini berada pada kategori Immediate Occupancy (IO).
Workability Investigation on the Fresh Mix of ECC Mortar and Crumb Rubber (CR)-ECC based on Variations of Palm Shell Ash, River Sand, and Cement Agussalim Lubis; Muhammad Aswin; Gina Cynthia R. Hasibuan
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v9i5.15789

Abstract

Engineered cementitious composite (ECC) is a composite that has better tensile properties and behavior than concrete. ECCs are usually made of cement, water, silica sand, cementitious materials, fibers, and other additives. The term ECC mortar is used because the ECC does not use fiber. The cementitious material in this research uses palm shell ash, with a proportion of 5%, 10%, and 15% of the cement weight. As a replacement for the fiber, crumb rubbers are used, with proportions of 2.5%; 5%; 7.5%; 10% and 12.5% of the cement weight. Workability was measured based on slumpflow tests (with measurements T500 and slumpflow diameter). The objective of this study is to establish the workability of fresh mix of the ECC mortar and CR-ECC with variations in the addition of palm shell ash, cement, sand and crumb rubber. Based on the results of slumpflow tests, the average diameter for fresh ECC mortars ranges between 88 cm to 106.5 cm, and the T500 ranges from 0.28 seconds to 1.39 seconds. As for fresh CR-ECC mix, the mean slumpflow diameter is between 71 cm to 93 cm and the T500 ranging between 0.90 seconds and 1.68 seconds. All of these values meet the slumpflow requirements stipulated by EFNARC. Nevertheless, the workability of the fresh mix ECC mortar is more flowable than the fresh mix CR-ECC. This is because crumb rubbers are water-absorbing.
Efek Peningkatan Persentase Penggunaan Crumb Rubber pada Adukan Segar Crumb Rubber-Engineered Cementitious Composites (CR-ECC) terhadap Slumpflow Fery Hamonangan Hasibuan; Muhammad Aswin; Gina Cynthia Raphita Hasibuan
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v9i6.15998

Abstract

Komposit yang memiliki sifat dan perilaku tarik yang lebih baik dibandingkan dengan beton sering dikenal dengan sebutan engineered cementitious composites (ECC). ECC biasanya terbuat dari semen, air, pasir silika, material cementitious, serat, dan bahan tambah lainnya dengan proporsi tertentu. Istilah mortar ECC digunakan karena ECC tersebut tidak menggunakan serat. Abu cangkang sawit (ACS) digunakan sebagai material cementitious pada riset ini. Sedangkan sebagai pengganti serat, digunakan crumb rubber (dengan proporsi 2,5%; 5%; 7,5%; 10% dan 12,5% dari berat semen) untuk membentuk CR-ECC. Workability diukur berdasarkan uji slumpflow yaitu pengukuran T500 dan diameter slumpflow. Tujuan penelitian ini adalah untuk meninjau penggunaan variasi crumb rubber terhadap slumpflow adukan segar CR-ECC yang berbasis abu cangkang sawit. Berdasarkan hasil dari pengujian slumpflow, diperoleh diameter sebaran slumpflow rata-rata (D) dari adukan segar CR-ECC terletak antara 710 mm sampai dengan 930 mm, sedangkan waktu sebaran slumpflow (T500) dari adukan segar CR-ECC yaitu berkisar antara 0,90 detik sampai dengan 1,68 detik. Hasil pengujian slumpflow dari adukan segar CR-ECC menunjukkan workability yang baik, dan sudah sesuai dengan ketentuan standar. Penggunaan crumb rubber dapat mempengaruhi workability karena factor daya serapnya terhadap air, namun keterlibatan penggunaan superplasticizer ternyata sangat berperan dalam mempertahankan workability adukan segar CR-ECC, sekalipun nilai faktor air semen (f.a.s) konstan.