Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KARET DALAM PRESPEKTIF PERANAN KELEMBAGAAN DI INDONESIA Siti Ramadani Andelia; Mirza Antoni; Dessy Adriani
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 9, No 3 (2022): September 2022
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jimag.v9i3.8379

Abstract

Karet sebagai komoditas ekspor memiliki peran penting dalam perekonomian nasional. Harga karet yang fluktuatif dan menurun dapat memengaruhi produksi karet nasional maka diperlukan strategi pengembangan agribisnis karet. Untuk menjaga kontinuitas dan kualitas karet maka tujuan dalam makalah ini adalah (1) Mengetahui urgensi eksistensi kelembagaan petani dalam pembangunan pertanian di Indonesia; (2) Mengkaji kondisi dan daya saing karet di indonesia (3) Mengidentifiasi permasalahan agribisnis karet di indoensia; (4) Strategi dalam pengembangan karet melalui kelembagaan untuk mewujudkan petani yang sejahtera. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu literature review yang kemudian dianalisis dengan metode sistematik literaryre review. Hasil dari penelitian ini adalah kelembagaan petani diharapkan mampu mendukung pembangunan pertanian dan peningkatan kesejahteraan petani. Keberadaan kelembagaan petani dapat menjadi wadah dalam aktivitas bersama dengan kebersamaan tersebut akan lebih efektif dalam mencapai tujuan yang diinginkan bersama. Kelembagaan dalam agribisnis karet adalah koperasi, lembaga unit pengelolahan dan pemasaran bokar (UPPB), kelompk tani dan GAPOKTAN, penyuluh pertanian serta asosiasi. Strategi pengembangan karet di sektor hilir dilakukan dengan mengembangkan sistem kemitraan antara perusahaan dan petani sehingga dihasilkan produksi karet dengan produktivitas yang tinggi dan kualitas yang baik, penguatan pemodalan, dan pengembangan ilmu industri karet.
TRANSMISI HARGA KARET INTERNASIONAL TERHADAP PETANI DAN KONTRIBUSI SETIAP PROVINSI PADA PERUBAHAN HARGA KARET INDONESIA Mirza Antoni; Siti Ramadani Andelia
Warta Perkaretan Vol. 41 No. 1 (2022): Volume 41, Nomor 1, Tahun 2022
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.wp.v41i1.850

Abstract

Harga karet alam yang berfluktuasi sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan petani karet. Produk berupa SIR 20 Indonesia mengacu pada harga Singapura Commodity (SICOM) yakni pasar berjangka internasional. Dalam 10 tahun terakhir harga karet berfluktuasi tinggi sehingga perlu kajian. Belum ada yang mengkaji apakah harga karet alam di tingkat internasional tertransmisi dengan baik ke tingkat petani, mengingat ada beberapa lembaga pemasaran dan pelaku usaha yang terlibat dalam industri karet di Indonesia, sehingga menarik juga untuk dikaji prediksi kontribusi setiap provinsi utama penghasil karet alam di Indonesia terhadap perubahan-perubahan harga karet. Manfaat penelitian untuk mengetahui ketersampaian harga di suatu pasar akan menyebabkan terjadinya perubahan pada pasar pengikutnya. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive sampling yakni data harga di tingkat SICOM dan petani di 8 provinsi produsen karet alam utama Indonesia. Data harga yang digunakan yakni sejak Januari 2016 hingga Desember 2021. Transmisi harga karet alam diukur dari harga internasional ke harga di tingkat petani digunakan analisis regresi linier sederhana, sedangkan untuk menganalisis integrasi pasar karet alam antar provinsi utama menggunakan metode analisa Vector Autoregressive (VAR) dan Vektor Error Correction Model (VECM) dengan menggunakan software Rstudio. Hasil penelitian menunjukan bahwa harga karet pada tingkat pasar internasional telah tertransmisi dengan baik dengan harga di tingkat petani, artinya petani dengan mudah mengakses informasi harga internasional yaitu harga di SICOM. Hasil prediksi kontribusi perubahan harga/FEVD (Forcest Error Varians Decomposition) yang menunjukkan bahwa beberapa provinsi di Indonesia saling mempengaruhi terhadap perubahan harga di setiap provinsi produsen karet di Indonesia.