Vanessa Veronica
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta, Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Tetraparese spastik akibat schwannoma servikal: sebuah laporan kasus Rizaldy Taslim Pinzon; Gusti Agung Sinta Shakuntala; Vanessa Veronica
Intisari Sains Medis Vol. 13 No. 2 (2022): (In Press : 1 August 2022)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (872.916 KB) | DOI: 10.15562/ism.v13i2.1276

Abstract

Introduction: Schwannoma is a benign nerve sheath tumor that occurs more frequently in the peripheral nervous system than in the central nervous system. Spinal schwannomas are most frequently found in the thoracic or lumbar regions but are uncommon in the cervical region. This paper describes a cervical schwannoma that is associated with spastic tetraparesis. Case Presentation: A 50-year-old man presented with the primary complaint of having difficulty moving his upper and lower limbs. The patient is fully conscious and has a temperature of 36.2°C, a respiratory rate of 22 breaths per minute, and a pulse rate of 108 beats per minute. Neurological evaluation revealed bilaterally diminished strength in the superior and inferior extremities. Cervical magnetic resonance imaging (MRI) with and without contrast revealed a grade 2 hernia nucleus pulposus (HNP) and an extramedullary-intradural mass in the anterior cervical vertebral canal region between C5 and C7, compressing and obliterating the cerebrospinal fluid spaces. A laminectomy was performed, and an intradural tumor mass in the C5-C7 region was obtained. Conclusion: Schwannomas, although rare, can cause spastic tetraparesis if they compress the cervical spinal cord.   Latar Belakang: Schwannoma adalah tumor selubung saraf jinak yang lebih sering terjadi di luar sistem saraf pusat. Schwannoma spinal dapat terjadi di regio thorakal atau lumbar, namun jarang terjadi pada regio servikal. Studi ini melaporkan schwannoma servikal yang menyebabkan tetraparese spastik. Presentasi Kasus: Seorang laki-laki umur 50 tahun datang dengan keluhan utama kedua anggota gerak atas dan bawah sulit digerakkan. Pasien sadar penuh dengan suhu 36,2°C, laju respirasi 22 kali per menit, nadi 108 kali per menit. Pemeriksaan neurologis menunjukkan adanya penurunan kekuatan ekstremitas superior dan ekstremitas inferior bilateral. Magnetic resonance imaging (MRI) servikal dengan kontras dan tanpa kontras menunjukkan hernia nucleus pulposus (HNP) grade 2 dan massa ekstramedular-intradural pada regio kanalis vertebra servical anterior setinggi C5-C7 yang menyebabkan kompresi dan obliterasi ruang cairan serebrospinal. Dilakukan laminektomi dan didapatkan massa tumor intradural C5-C7. Kesimpulan: Schwannoma, walaupun jarang, dapat menyebabkan tetraparese spastik jika menekan medula spinalis servikal.
Prevalensi dan Faktor Risiko Carpal Tunnel Syndrome pada Perawat Gotha Aprilia Kurniaputri; Rizaldy Taslim Pinzon; Vanessa Veronica; Esdras Ardi Pramudita
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 11 No 05 (2022): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jikm.v11i05.1749

Abstract

Perawat melakukan tindakan-tindakan yang sebagian besar menggunakan aktivitas tangan berlebih seperti penekanan pada pompa tensimeter, pengetikan dengan komputer dan pendorongan plunger syringe sehingga berisiko mengalami carpal tunnel syndrome. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur prevalensi dan mengevaluasi faktor risiko carpal tunnel syndrome (usia, jenis kelamin, lama bekerja, jabatan, mencuci baju, olahraga dan berkendara) pada perawat di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian observasional-analitik dengan desain potong lintang yang dilakukan di rumah sakit Bethesda, Yogyakarta, Indonesia pada Bulan Oktober sampai November 2017. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuisioner dan pemeriksaan Phalen dan Tinel pada pergelangan tangan. Analisis chi-square digunakan untuk membandingkan variabel kategorik dan independent T-test dilakukan untuk membandingkan variabel numerik. Terdapat 90 perawat yang terdiri dari 21 laki-laki dan 69 perempuan yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Kejadian carpal tunnel syndrome didapatkan pada 16,7% perawat dan terdapat hubungan yang signifikan antara mencuci baju dengan kejadian carpal tunnel syndrome (Pv=0,001; OR=6,333). Tidak ada hubungan signifikan antara jenis kelamin, lama bekerja, jabatan, olahraga, dan berkendara dengan carpal tunnel syndrome.
Prevalensi dan Faktor Risiko Carpal Tunnel Syndrome pada Perawat Gotha Aprilia Kurniaputri; Rizaldy Taslim Pinzon; Vanessa Veronica; Esdras Ardi Pramudita
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 11 No 05 (2022): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : UIMA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jikm.v11i05.1749

Abstract

Perawat melakukan tindakan-tindakan yang sebagian besar menggunakan aktivitas tangan berlebih seperti penekanan pada pompa tensimeter, pengetikan dengan komputer dan pendorongan plunger syringe sehingga berisiko mengalami carpal tunnel syndrome. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur prevalensi dan mengevaluasi faktor risiko carpal tunnel syndrome (usia, jenis kelamin, lama bekerja, jabatan, mencuci baju, olahraga dan berkendara) pada perawat di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian observasional-analitik dengan desain potong lintang yang dilakukan di rumah sakit Bethesda, Yogyakarta, Indonesia pada Bulan Oktober sampai November 2017. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuisioner dan pemeriksaan Phalen dan Tinel pada pergelangan tangan. Analisis chi-square digunakan untuk membandingkan variabel kategorik dan independent T-test dilakukan untuk membandingkan variabel numerik. Terdapat 90 perawat yang terdiri dari 21 laki-laki dan 69 perempuan yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Kejadian carpal tunnel syndrome didapatkan pada 16,7% perawat dan terdapat hubungan yang signifikan antara mencuci baju dengan kejadian carpal tunnel syndrome (Pv=0,001; OR=6,333). Tidak ada hubungan signifikan antara jenis kelamin, lama bekerja, jabatan, olahraga, dan berkendara dengan carpal tunnel syndrome.