Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

MODEL PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA RSBI SMPN 1 PAMEKASAN ---, Siswanto
NUANSA: Jurnal Penelitian Ilmu Sosial dan Keagamaan Islam Vol 9, No 2 (2012)
Publisher : STAIN PAMEKASAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.89 KB) | DOI: 10.19105/nuansa.v9i2.154

Abstract

Sistem pendidikan nasional telah diarahkan pada suatu bentuk pendidikan yang sangat intelektualistis, karena hanya mengembangkan beberapa aspek terbatas dari intelegensi manusia dan telah melahirkan manusia dengan kepribadian ganda (split personality). Gagasan mengenai pendidikan karakter di sekolah menginginkan perubahan dalam mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya, yang berpegang teguh pada nilai-nilai keagamaan dan kemasyarakatan. Untuk itu, RSBI SMPN 1 Pamekasan mengembangakan pendidikan karakter dengan model “sistemik-integratif”. Dalam konteks pendidikan karakter, model ini bertolak dari pandangan bahwa aktivitas kependidikan merupakan suatu sistem yang terdiri atas komponen-komponen yang hidup bersama dan bekerja sama secara terpadu menuju tujuan tertentu, yaitu terwujudnya hidup religius yang dijiwai oleh ajaran dan nilai agama. Integratif, karena pendidikan karakter memang tidak bisa dipisahkan dengan aspek lain dan merupakan landasan dari seluruh aspek termasuk seluruh mata pelajaran. Pendidikan karakter harus bisa dilaksanakan secara terintegrasi pada semua pembelajaran bidang studi.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PESANTREN MU’ADALAH DI DIRASATUL MUALIMIN ISLAMIYAH AL-HAMIDY ---, Siswanto
NUANSA: Jurnal Penelitian Ilmu Sosial dan Keagamaan Islam Vol 11, No 1 (2014)
Publisher : STAIN PAMEKASAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.156 KB) | DOI: 10.19105/nuansa.v11i1.186

Abstract

Perhatian dan pengakuan pemerintah terhadap institusi pesantren khususnya yang tidak menyelenggarakan pendidikan formal masih sangat minim, bahkan tamatan pesantren belum mendapat pengakuan. Padahal selama ini, masyarakat telah memberikan pengakuan terhadap kualitas lulusan pesantren, dan bahkan sebagian dari lembaga pendidikan di luar negeri pun telah memberikan pengakuan terhadap pendidikan pesantren. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Standar Kompetensi Lulusan Pesantren Mu’adalah di Dirasatul Mu’alimin Islamiyah Al-Hamidy Banyuaanyar Palengaan Pamekasan disusun secara berjenjang berdasarkan tingkat pendidikan yang terdiri atas tingkat Ula, Wutsha dan ‘Ulya. Kedua, strategi pencapaian standar kompetensi lulusan pesantren mu’adalah dilaksanakan melalui pengaturan waktu pembelajaran antara pendidikan formal dan non formal, proses pembelajaran ditekankan pada strategi pembelajaran aktif, evaluasi kurikulum yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan, dan rekrutmen ustadz atau tenaga pengajar yang dilaksanakan dengan proses yang sangat ketat. Ketiga, prospek lulusan pesantren mu’adalah dapat diketahui dari adanya pengakuan oleh pemerintah, yaitu kesetaraan ijazah lulusan pesantren ini seperti halnya pengakuan pada lulusan lembaga pendidikan formal pada jenjang pendidikan Madrasah Aliyah, sehingga lulusan pesantren mu’adalah ini bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi baik negeri, maupun swasta, dan bisa juga bekerja, baik di sektor formal maupun non formal.
TEOLOGI PENDIDIKAN ISLAM (Diskursus Unity of Knowledge Perspektif Ismail Raj’i Al-Faruqi) ---, Siswanto
TADRIS: Jurnal Pendidikan Islam Vol 1 No 1 (2006)
Publisher : State Islamic Institute of Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (76.73 KB) | DOI: 10.19105/tjpi.v1i1.195

Abstract

Peradaban modern sebagai budaya antroposentris yang diperkenalkan Barat telah banyak mempengaruhi budaya masyarakat Islam, termasuk munculnya dualisme (dikotomi) pendidikan yang telah memancing terbelahnya pemikiran intelektual muslim. Dengan menggunakan pendekatan dialektif-kreatif, al-Faruqi menegaskan agar dualisme tersebut dihilangkan sekaligus menawarkan epistemologi pengetahuan baru yang didasarkan atas prinsip tauhid sebagai esensi ajaran Islam. Sistem pengetahuan yang akan dibangun adalah sebuah sintesis kreatif dari dua kutub pengetahuan, Barat dan Islam.
FILSAFAT PROGRESSIVISME DAN DEMOKRASI PENDIDIKAN (Menggagas Pembelajaran Demokratis) ---, Siswanto
TADRIS: Jurnal Pendidikan Islam Vol 1 No 2 (2006)
Publisher : State Islamic Institute of Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (72.908 KB) | DOI: 10.19105/tjpi.v1i2.203

Abstract

Demokrasi sebagai ungkapan lain dari penghormatan hak-hak asasi manusia, telah diterjemahkan dalam dunia pendidikan, yaitu dengan menciptakan kebebasan intelektual antara pendidik dengan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Filsafat progresivisme–yang diklaim sebagai the liberal road of the culture–pun mengajarkan agar akal dan kecerdasan peserta didik harus dikembangkan dengan baik, dengan menciptakan suasana yang dialogis, harmonis dan demokratis. Karena sekolah bukan hanya berfungsi sebagai transfer of knowledge (pemindahan pengetahuan) akan tetapi juga berfungsi sebagai transfer of value (pemindahan nilai), sehingga peserta didik menjadi terampil dan berintelektual baik secara fisik maupun psikis. Kurikulum yang diinginkan bersifat dinamis, fleksibel dan eksperimental.
PTAI SEBAGAI BASIS PEMBANGUNAN MORAL (Menuju Wawasan Akademik yang Lebih Islami) ---, Siswanto
TADRIS: Jurnal Pendidikan Islam Vol 2 No 1 (2007)
Publisher : State Islamic Institute of Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (75.464 KB) | DOI: 10.19105/tjpi.v2i1.212

Abstract

Gaya hidup global telah menjadikan nilai-nilai kemanusiaan yang berdimensi spiritual terdegradasi oleh proses teknologi, yang merupakan hasil rekayasa dan kemampuan rasio. Gejala split personality pun dipahami sebagai konsekuensi logis dari semakin jauhnya pembangunan intelektual dari arahan dan kontrol nilai moral dan spiritual. Dalam perannya sebagai directive system, agama ditempatkan sebagai referensi utama dalam proses perubahan. Agama akan berfungsi sebagai supreme morality yang memberikan landasan dan kekuatan elit-spiritual masyarakat ketika mereka berdialektika dengan perubahan. Demikian halnya sebagai defensive system, agama menjadi semacam kekuatan resistensial bagi masyarakat ketika berada dalam lingkaran persoalan kehidupan yang semakin kompleks di tengah derasnya arus perubahan. Untuk itu, sebagai perguruan tinggi berciri khas keagamaan, PTAI dituntut memainkan peran sebagai basis pembangunan moral bangsa di tengah masyarakat global. Salah satunya, menciptakan tradisi kehidupan kampus yang lebih islami, sebagai wadah realisasi amaliah keagamaan.