Kejadian metabolic syndrome pada pekerja wanita masih banyak terjadi. Jika dibiarkan dapat mempengaruhi lama kehamilan, penurunan produktivitas kerja dan meningkatkan biaya pengobatan. Faktor yang dapat mempengaruhi kejadian metabolic syndrome yaitu dietary acid load dan sedentary lifestyle. Dietary acid load merupakan prekursor asam yang dihasilkan selama proses metabolisme oleh bahan makanan. Sedentary lifestyle merupakan aktivitas fisik ringan dengan pengeluaran energi ≤600 METs.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan dietary acid load dan sedentary lifestyle dengan kejadian metabolic syndrome pada pekerja wanita di PT Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. Studi ini menggunakan desain penelitian cross sectional pada 34 pekerja wanita sesuai kriteria inklusi yaitu berusia 26-45 tahun, bisa berkomunikasi dengan baik, bersedia menjadi sampel, sedang tidak hamil, menjalankan diet dan puasa serta tidak mengkonsumsi suplemen. Asupan dietary acid load diukur menggunakan skor potential renal acid load yang dihitung melalui hasil semi quantitative food frequency food questionnaire. Sedentary lifestyle diukur menggunakan skor level aktivitas yang dihitung melalui international physical activity questionnaire. Uji hubungan dan risiko relatifnya diuji menggunakan chi-square dan prevalence risk. Sebanyak 64,7% responden mengalami kejadian metabolic syndrome dan 35,3% responden tidak mengalami kejadian metabolic syndrome. Sebagian besar responden memiliki asupan dietary acid load negatif (58,8%) dan memiliki aktivitas yang baik (70,6%). Terdapat hubungan antara dietary acid load dengan kejadian metabolic syndrome (P=0,009; PR= 2,1; 95% CI=1,244-3,422) dan tidak ada hubungan antara sedentary lifestyle dengan kejadian metabolic syndrome (P=0,060). Berdasarkan penelitian tersebut didapatkan kesimpulan bahwa dietary acid load merupakan faktor risiko kejadian metabolic syndrome.