Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan Asupan Lemak dan Serat dengan Kejadian Metabolic Syndrome pada Pekerja Wanita di PT Iskandar Indah Printing Textile Surakarta Rini Dwi Puryaningtias; Dwi Sarbini
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 12th University Research Colloquium 2020: Mahasiswa Student Paper
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.955 KB)

Abstract

Metabolic syndrome adalah sekumpulan faktor risiko pemicu timbulnya penyakit kardiovaskuler meliputi obesitas sentral, peningkatan trigliserida dan glukosa darah puasa, penurunan kolesterol HDL dan hipertensi. Kejadian metabolic syndrome pada pekerja wanita dapat mempengaruhi fisiologis wanita untuk melahirkan dan adanya keterkaitan antara kesehatan ibu dan anak yang dikandungnya. Selain itu, dapat mempengaruhi produktivitas kerja dan meningkatkan biaya pengobatan. Tingginya asupan lemak menyebabkan kelebihan lemak intra-abdominal yang lebih sensitif terhadap lipolisis untuk menghasilkan asam lemak bebas yang dapat memicu resistensi insulin, peningkatan LDL, penurunan HDL, hipertensi. Serat dapat menstimulasikan perbaikan kondisi fisiologis dan metabolik. Tujuan dari penelitian yaitu mengetahui hubungan asupan lemak dan serat dengan kejadian MetS pada pekerja wanita di PT Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. Studi ini menggunakan desain penelitian cross sectional pada 34 pekerja wanita yang dipilih secara proporsional random sampling dengan mempertimbangkan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria penentuan metabolic syndrome pada wanita meliputi tekanan darah sistolik ≥130 mmHg, diastolik ≥85 mmHg, lingkar pinggang ≥88 cm, trigliserida ≥150 mg/dl, HDL <50 mg/dl dan glukosa darah puasa ≥110 mg/dl. Asupan lemak dan serat dihitung melalui hasil semi quantitative food frequency food questionnaire. Uji hubungan dan risiko relatifnya diuji menggunakan chi-square dan prevalence risk. Sebanyak 64,7% pekerja wanita mengalami metabolic syndrome. Sebagian besar responden memiliki asupan lemak lebih (82,4%) dan asupan serat kurang (55,9%). Terdapat hubungan antara asupan lemak dengan kejadian metabolic syndrome (P=0,014; PR=4,5 95%CI=0,742-27,276) dan tidak ada hubungan antara asupan serat dengan kejadian metabolic syndrome (P=0,832). Asupan lemak merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kejadian metabolic syndrome.
Hubungan Asupan Lemak dan Serat dengan Kejadian Metabolic Syndrome pada Pekerja Wanita di PT Iskandar Indah Printing Textile Surakarta Rini Dwi Puryaningtias; Dwi Sarbini
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 12th University Research Colloquium 2020: Mahasiswa Student Paper
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Metabolic syndrome adalah sekumpulan faktor risiko pemicu timbulnya penyakit kardiovaskuler meliputi obesitas sentral, peningkatan trigliserida dan glukosa darah puasa, penurunan kolesterol HDL dan hipertensi. Kejadian metabolic syndrome pada pekerja wanita dapat mempengaruhi fisiologis wanita untuk melahirkan dan adanya keterkaitan antara kesehatan ibu dan anak yang dikandungnya. Selain itu, dapat mempengaruhi produktivitas kerja dan meningkatkan biaya pengobatan. Tingginya asupan lemak menyebabkan kelebihan lemak intra-abdominal yang lebih sensitif terhadap lipolisis untuk menghasilkan asam lemak bebas yang dapat memicu resistensi insulin, peningkatan LDL, penurunan HDL, hipertensi. Serat dapat menstimulasikan perbaikan kondisi fisiologis dan metabolik. Tujuan dari penelitian yaitu mengetahui hubungan asupan lemak dan serat dengan kejadian MetS pada pekerja wanita di PT Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. Studi ini menggunakan desain penelitian cross sectional pada 34 pekerja wanita yang dipilih secara proporsional random sampling dengan mempertimbangkan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria penentuan metabolic syndrome pada wanita meliputi tekanan darah sistolik ?130 mmHg, diastolik ?85 mmHg, lingkar pinggang ?88 cm, trigliserida ?150 mg/dl, HDL <50 mg/dl dan glukosa darah puasa ?110 mg/dl. Asupan lemak dan serat dihitung melalui hasil semi quantitative food frequency food questionnaire. Uji hubungan dan risiko relatifnya diuji menggunakan chi-square dan prevalence risk. Sebanyak 64,7% pekerja wanita mengalami metabolic syndrome. Sebagian besar responden memiliki asupan lemak lebih (82,4%) dan asupan serat kurang (55,9%). Terdapat hubungan antara asupan lemak dengan kejadian metabolic syndrome (P=0,014; PR=4,5 95%CI=0,742-27,276) dan tidak ada hubungan antara asupan serat dengan kejadian metabolic syndrome (P=0,832). Asupan lemak merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kejadian metabolic syndrome.