Pepe Rusmitha Agel
Universitas Palangka Raya

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EKSPLORASI KEKAYAAN SENI DAYAK NGAJU DI DESA TUMBANG MANGGU KABUPATEN KATINGAN Pepe Rusmitha Agel; Nur Khasanah; Muslimah Muslimah; Hernes Demar Wulan; Eli Karliani; Tryani Tryani
Jurnal Kewarganegaraan Vol 5 No 2 (2021): 1 Juli - 31 Desember 2021
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1119.315 KB) | DOI: 10.31316/jk.v5i2.1732

Abstract

Abstrak Suku Dayak Ngaju memiliki kekayaan dalam hal kesenian. Suatu ciri yang dijumpai dalam kebudayaan Dayak Ngaju adalah kemampuan menyerap kebudayaan dari luar. Bahkan proses perpaduan dan pembauran kebudayaan tersebut dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak dapat disangkal bahwa ada juga kelompok - kelompok dari orang Dayak Ngaju yang meninggalkan kebudayaannya sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui macam - macam kesenian yang terdapat di Desa Tumbang Manggu, bagaimana kesenian tersebut dibuat dan apa saja manfaat serta kegunaannya, upaya apa saja yang dilakukan oleh masyarakat Desa Tumbang Manggu untuk tetap menjaga kesenian tersebut agar tidak hilang seiring zaman. Pendekatan yang digunakan dalam penelian ini adalah kualitatif deskriftif dan metode yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi dan observasi. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa  Suku Dayak Ngaju yang ada di Desa Tumbang Manggu Kecamatan Sanaman Mantikei Kabupaten Katingan Kalimantan Tengah, memiliki kesenian yang beragam. Mulai dari kesenian tari, musik, menganyam, memahat dan melukis. Seiring berkembangnya zaman dan teknologi yang semakin canggih nilai-nilai kesenian daerah mulai pudar dan perlahan hilang. Untuk mencegah hal itu terjadi masyarakat Desa Tumbang Manggu membentuk sebuah sanggar dan memperkenalkan kesenian daerah kepada pelajar yang ada di daerah tersebut, agar kesenian tidak dilupakan oleh generasi penerus dan ada hingga masa yang akan datang. Dari sanggar yg didirikan ini lah para pelajar mempelajari kesenian tari, musik, meganyam, memahat dan melukis serta memperkenalkan kepada masyarakat luas dengan cara mengikuti lomba-lomba yang ada. Kata kunci :Kesenian; Adat Istiadat Dayak; Suku Dayak Ngaju; Desa Tumbang Manggu AbstractThe Ngaju Dayak tribe has a wealth of art. A characteristic found in the Ngaju Dayak culture is the ability to absorb culture from outside. In fact, the process of cultural integration and assimilation is carried out in such a way that it cannot be denied that there are also groups of Ngaju Dayak people who have left their own culture.This study aims to find out the various arts found in Tumbang Manggu Village, how the art is made and what are the benefits and uses, what efforts are made by the people of Tumbang Manggu Village to keep the art from being lost over time. The approach used in this research is descriptive qualitative and the methods used are interviews, documentation and observation. The results of this study indicate that the Ngaju Dayak tribe in Tumbang Manggu Village, Sanaman Mantikei District, Katingan Regency, Central Kalimantan, has a variety of arts. Starting from the arts of dance, music, weaving, sculpting and painting. Along with the development of the times and increasingly sophisticated technology, the values of regional art began to fade and slowly disappear. To prevent this from happening, the people of Tumbang Manggu Village formed a studio and introduced local arts to students in the area, so that the arts were not forgotten by the next generation and existed for the future. From the studio that was established, the students learned the arts of dance, music, weaving, sculpting and painting and introduced them to the wider community by participating in existing competitions.Keywords: Art; Dayak Customs; Ngaju Dayak Tribe; Fallen Manggu Village
KARUNGUT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN NILAI-NILAI PANCASILA PADA MATERI MEMPERKUAT KOMITMEN KEBANGSAAN PEPE RUSMITHA AGEL; Dotrimensi; Yuyuk Tardimanto; Maryam Mustika
Jurnal Paris Langkis Vol 3 No 1 (2022): Edisi Agustus 2022
Publisher : PPKn, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37304/paris.v3i1.5201

Abstract

Adapun permasalah yang dibahas yaitu bagaimana penggunaan lagu Karungut sebagai media pembelajaran nilai-nilai pancasila pada mmateri memperkuat komitmen kebangsaan kelas VIII SMP dan bagaimana kelayakan lagu Karungut sebagai media pemblejaran nilai-nilai pancasiala pada materi memperkuat komitmen kebangsaan kelas VIII SMP. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media Karungut sebagai media pembelajaran nilai-nilai pancasila pada materi memperkuat kimitmen kebangsaan kelas viii smp serta untuk mengetahui bagaimana respon peserta didik ada Karungut sebagai media pembelajaran nilai-nilai pancasila pada materi memperkuat komitmmen kebangsaan kelas VIII SMP Metode penelitian yang digunakan adalah R&D sederhana. Menurut Sugiyono dalam Haryati ( 2012) berpendapat bahwa, metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu. Instrumen adlah suatu alat yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan, instrument penelitian ini meliputi: wawncara studi literature, dokumentasi, dan validasi. Teknik analisis data, penulis menggunakan: analisi kualitatif dan analisi validasi kemudian penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pengembangan media dengan memuat lagu Karungut dalam media pembelajaran memperkuat komitmen kebangsaan pada mata pelajaran PPKn kelas VIII semester 2 dapat dikatakan berhasil dan efektif untuk pembelajaran. Serta dari hasil wawancara guru dan melihat respon peserta didik secara langsung media yang dikembangkan sudah cukup baik dan layak untuk digunakan oleh guru dan peserta didik. Kata kunci : karungut; media pembelajaran; memperkuat komitmen kebangsaan; nilai-nilai pancasila