Pada saat menanam jagung dengan tugal sederhana, sering terjadi keluhan beban kerja terutama pada proses peletakan biji jagung yang dilakukan dengan cara membungkuk. Selain itu, pengoperasian tugal sederhana harus dilakukan oleh dua orang untuk membuat lubang dan meletakkan bijinya. Dari pengamatan tersebut, peneliti berusaha untuk membuat inovasi tugal yang memiliki fungsi ganda dan bisa dioperasikan oleh satu orang serta untuk mengurangi keluhan beban kerja sehingga produktivitas pertanian meningkat. Pengujian produktivitas dilakukan dengan cara membandingkan proses penanaman jagung menggunakan tugal sederhana dengan proses penanaman jagung menggunakan tugal double fungsi sistem pegas. Sedangkan untuk mengetahui kinerja alat apakah sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat, metode yang digunakan adalah metode wawancara dan menggunakan kuisioner yaitu pembagian angket kepada 22 petani di RT 01 dan 02, RW 01 Ds. Jantok. Kec. Purwoasri, Kab.Kediri yang hasilnya cukup positif dan cukup baikuntuk proses menanam jagung dibandingkan dengan penggunaan tugal sederhana. Hasil kesimpulan berdasarkan perhitungan, terjadi penurunan waktu baku untuk penanaman per lubang sebesar 0,8 detik atau 23,26 %. Sedangkan untuk peningkatan jumlah lubang tanam, terjadi peningkatan sebesar 316 lubang atau 30,38 %. Hal ini menunjukkan bahwa tugal double fungsi dapat bekerja dengan baik dan dapat membantu untuk mengurangi beban kerja dan meningkatkan produktivitas.