Ikhda Ulya
Brawijaya University

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN GEL EKSTRAK DAUN MELATI (Jasminum sambac L. Ait) TERHADAP JUMLAH FIBROBLAS KULIT DALAM PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II A PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR Ikhda Ulya
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 4 No. 1 (2016)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.42 KB)

Abstract

Luka bakar merupakan kasus yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari karena penggunaan sumber panas oleh masyarakat. Luka bakar derajat 2 merupakan kasus terbanyak di seluruh dunia. Penatalaksanaan luka bakar dengan menggunakan dressing atau obat topikal saat ini memiliki biaya yang relatif mahal. Daun melati memiliki kandungan saponin, tannin, dan flavonoid yang dapat membantu dalam penyembuhan luka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian krim ekstrak daun melati terhadap jumlah fibroblas kulit dalam penyembuhan luka bakar derajat II A pada tikus putih galur wistar. Jumlah fibroblas luka bakar derajat II A dihitung pada hari ke-15 dari perawatan luka. Penelitian ini menggunakan desain True-experiment dengan metode Post test Only Control Group Design. Penelitian ini menggunakan 5 kelompok yaitu NS 0,9%, SSD 1%, ekstrak daun melati konsentrasi 15%, 30%, dan 45%. Uji One Way ANOVA menunjukkan hasil adanya perbedaan yang signifikan terhadap jumlah fibroblas antara kelompok NS 0,9%, SSD 1%, dosis ekstrak daun melati 15%, 30%, dan 45% dengan p-value (0,000) < α (0,05). Hasil uji Post Hoc menunjukkan perbedaan yang signifikan antara NS 0,9% dengan ekstrak daun melati 45% dengan p-value (0,000) < α (0,05). Namun tidak ada perbedaan signifikan antara ekstrak daun melati 30% dengan ekstrak daun melati 45%. Kesimpulan penelitian ini adalah ekstrak daun melati 45% mempunyai pengaruh yang lebih optimal pada luka dibandingkan NS 0,9%, SSD 1%, ekstrak daun melati 15% dan 30%. Diharapkan penelitian lebih lanjut terhadap uji toksisitas ekstrak daun melati. 
GETTING READY FOR EARTHQUAKE DISASTER WITH TABLETOP EXERCISE FOR DISASTER MANAGEMENT Ikhda Ulya; Bintari Ratih Kusumaningrum; Ika Setyo Rini
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 8 No. 1 (2020)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.544 KB) | DOI: 10.21776/ub.jik.2020.008.01.4

Abstract

Disaster is an event that can destruct the community living. Malang is a city which have an active seismic, that have high potential of earthquake. To reduce the risk or effect of disaster we need tabletop exercise for disaster management as a mitigation activity. The purpose of this study was to knowing the effect of tabletop exercise on staff readiness once deal with earthquake disaster. This study was quasy experimental with purposivesampling technique. We obtained 24 respondents from administrative staff of medical Faculty Universitas Brawijaya. They were devided into intervention group (n=12) dan control group (n=12). The readiness was measured with knowledge and attitude score pre and post table top exercise. Wilcoxon signed rank test showed that there were significant differences between score pre and post test of knowledge about disaster management in control group (p value= 0.033) and in intervention group (p value=0.005). Dependent Ttest showed that there were significant effect on attitude pre and post table top exercise for disaster management simulation (p value =0,001), but no significant effect in control group (p value =0.376). Independent T-test for attitude and mann whitney test showed that there is no difference between intervention and control group in attitude (p value= 0.318) and knowledge (p value =0.680). In conclusion there is significant effect of tabletop exercise to readiness of the staff medical faculty Universitas Brawijaya once deal withearthquake disaster. But there is no difference in both method of education