Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DENGAN KEJADIN STUNTING PADA BALITA USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBANG KABUPATEN KAMPAR Yulnefia Yulnefia; Fuja Elfitricya Saragih; Inggrit Anggraini; Supriadi Supriadi; Siska Silviana; Ari Diansyah
Collaborative Medical Journal Vol 4 No 3 (2021): September
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/cmj.v4i3.2726

Abstract

Stunting merupakan suatu masalah utama kesehatan masyarakat global. Negara dengan jumlah tertinggi mengalami stunting adalah Afrika sebesar 33,1% dan urutan kedua tertinggi di Asia Tenggara 31,9%. Stunting dapat menyebabkan keterlambatan pertumbuhan akibat malnutrisi persisten yang berkaitan dengan peningkatan moralitas dan mortalitas, gangguan tumbuh kembang, dan fungsi kognitif. Indonesia merupakan negara ke-enam dengan stunting tertinggi di Asia Tenggara dengan prevalensi stunting 27,67%. Di Provinisi Riau, Kabupaten Kampar merupakan Kabupaten dengan kejadian stunting yang tergolong tinggi. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tambang yang merupakan salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Kampar memiliki prevalensi stunting sebesar 9,8%. Salah satu faktor risiko yang mempengaruhi kejadian stunting pada balita adalah bayi berat lahir rendah (BBLR). Balita BBLR lebih berisiko untuk terjadi stunting karena balita BBLR lebih rentan terhadap penyakit infeksi, seperti diare dan infeksi saluran pernafasan bawah serta peningkatan risiko komplikasi termasuk sleep apnea, ikterus, anemia, gangguan paru-paru kronis, kelelahan, dan hilangnya nafsu makan dibandingkan dengan anak-anak dengan berat badan lahir yang normal sehingga mempengaruhi pertumbuhan fisik pada balita.