Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

EDUKASI CARA MENGATASI DOMS PADA KOMUNITAS SEPEDA DI TASIKMADU Farid Rahman; Annida Fathya; Pamungkas Putra Ujir Surga; Fatati Nurainni Putri; Dhiva Luthirani Yanitamara; Azizah Shalsa Billa
SEMANGGI : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 1 No. 02 (2022): Oktober 2022
Publisher : LPPM Universitas Wijaya Putra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.26 KB) | DOI: 10.38156/sjpm.v1i02.169

Abstract

Abstak Latihan atau aktivitas fisik dengan intensitas yang berat seperti bersepeda dengan jarak jauh dapat menyebabkan terjadinya Delayed Onset Muscle Soreness atau disingkat DOMS yang mana merupakan rasa nyeri yang tidak nyaman pada otot yang digunakan pada saat berolahraga. DOMS biasanya muncul 24-48 jam setelah berolahraga. Delayed Onset Muscle Soreness ini dikaitkan dengan keadaan yang tidak biasa karena kerja otot yang berlebihan dan adanya kontraksi eksentrik yang dapat memicu terjadinya DOMS. Kontraksi otot eksentrik tersebut dapat dilihat dari adanya perpanjangan otot selama otot berkontraksi.Orang yang bersepeda memiliki risiko mengalami DOMS karena melakukan aktivitas dengan intensitas yang cukup tinggi. Dari hasil observasi didapati peserta memiliki keluhan DOMS pada punggung hingga tungkai bawah yang muncul setelah aktivitas bersepeda. Kegiatan ini penuis lakukan dengan tujuan untuk mengedukasi para peserta komunitas sepeda yang ada di Tasikmadu tentang bagaimana cara mengatasi DOMS. Peserta kegiatan pengabdian masyarakat ini beranggotakan 7 orang pesepeda aktif dengan rentang usia 21-30 tahun. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini berupa edukasi secara langsung yang memuat pengetahuan tentang DOMS dan bagaimana cara memanajemen keluhan DOMS yang muncul. Hasil dari program kegiatan pengabdian masyarakat ini ditemukan adanya peningkatan pemahaman pada peserta komunitas sepeda mengenai Delayed Onset Muscle Soreness (DOMS) sebanyak 56%.
Edukasi Cara Mengatasi Delayed Onset Muscle Soreness (DOMS) pada Komunitas Sepeda di Tasikmadu Farid Rahman; Annida Fathya; Pamungkas Putra Ujir Surga; Fatati Nurainni Putri; Azizah Shalsa Billa; Dhiva Luthirani Yanitamara; Arif Pristianto
Bima Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2022): Bima Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat, Edisi Juli - Desember 2022
Publisher : Yayasan Pendidikan Bima Berilmu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53299/bajpm.v2i2.224

Abstract

Latihan atau aktivitas fisik dengan intensitas yang berat seperti bersepeda dengan jarak jauh dapat menyebabkan terjadinya Delayed Onset Muscle Soreness atau disingkat DOMS yang mana merupakan rasa nyeri yang tidak nyaman pada otot yang digunakan pada saat berolahraga. DOMS biasanya muncul 24-48 jam setelah berolahraga. Delayed Onset Muscle Soreness ini dikaitkan dengan keadaan yang tidak biasa karena kerja otot yang berlebihan dan adanya kontraksi eksentrik yang dapat memicu terjadinya DOMS. Kontraksi otot eksentrik tersebut dapat dilihat dari adanya perpanjangan otot selama otot berkontraksi.O rang yang bersepeda memiliki risiko mengalami DOMS karena melakukan aktivitas dengan intensitas yang cukup tinggi. Dari hasil observasi didapati peserta memiliki keluhan DOMS pada punggung hingga tungkai bawah yang muncul setelah aktivitas bersepeda. Kegiatan ini penuis lakukan dengan tujuan untuk mengedukasi para peserta komunitas sepeda yang ada di Tasikmadu tentang bagaimana cara mengatasi DOMS. Peserta kegiatan pengabdian masyarakat ini beranggotakan 7 orang pesepeda aktif dengan rentang usia 21-30 tahun. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini berupa edukasi secara langsung yang memuat pengetahuan tentang DOMS dan bagaimana cara memanajemen keluhan DOMS yang muncul. Hasil dari program kegiatan pengabdian masyarakat ini ditemukan adanya peningkatan pemahaman pada peserta komunitas sepeda mengenai Delayed Onset Muscle Soreness (DOMS)  sebanyak 56%.
Penatalaksanaan Fisioterapi pada Kondisi Total Hip Replacement Sinistra dengan Infrared, Massage Gun, dan Terapi Latihan Farid Rahman; Zannuba Alifah Chafsoh; Annida Fathya; Ferry Teguh Wibowo; Ilham Setya Budi
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 16th University Research Colloquium 2022: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hip Joint merupakan sendi yang berperan sebagai sendi multi-axial, dan ball and socket di mana tubuh bagian atas seimbang selama berdiri dan berjalan. Keseimbangan dan stabilitas yang diberikan memungkinkan gerakan yang dilakukan selama beraktivitas sehari-hari. Hip joint dapat bergerak pada gerakan fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, internal rotasi, dan eksternal rotasi. Sendi hip seringkali mengalami beberapa masalah baik yang bersifat degenerative maupun non-degeneratif, seperti fracture, dan osteoarthritis pada hip. Total Hip Replacement (THR) adalah salah satu operasi penangan yang paling hemat biaya dan sukses secara konsisten. THR merupakan salah satu bentuk operasi untuk mengganti sendi dengan protase pada hip joint yang diharapkan dapat menghasilkan penghilang rasa sakit, pemulihan fungsional, dan peningkatan kualitas hidup. Pada pasien post THR terjadi perubahan fungsi sendi dan otot serta ligamen karena kekuatan yang menurun. Selain itu juga timbul rasa nyeri dan keterbatasan gerak pasca operasi. Keterbatasan gerak yang dialami pasien post THR dapat mengganggu aktivitas fungsional serta gaya berjalan sampai dua tahun setelah operasi. Program Fisioterapi dalam kasus THR dapat meningkatkan mobilitas pasien, membantu mencegah komplikasi yang dapat timbul akibat post THR. Pengukuran yang dilakukan menggunakan NRS, MMT, Goniometer, dan Midline untuk mengetahui perkembangan subjek. Melalui metode rancangan studi kasus tunggal, pasien dalam penelitian ini telah mengisi informed consent untuk dijadikan subjek dalam penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek manajemen fisioterapi pada kondisi post operasi THR dengan infrared, massage gun , dan terapi latihan. Pada penelitian ini penulis mendapatkan hasil berupa penurunan nyeri, penurunan oedema, peningkatan lingkup gerak sendi, dan tidak adanya peningkatan pada kekuatan otot.