Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan model dan aspek gaya bahasa dalam kisah perjalanan Nabi Musa menuntut ilmu kepada Nabi Khidhir, dimana dasar syariah bertemu dengan dasar makrifat. Berangkat dari tujuan ini, penulis mengidentifikasi Surat Al-Kahfi [18] 60 – 82 dalam Al Qur'an, mengembangkan pemahaman peneliti sendiri tentang kisah ini dengan ilustrasi di dalamnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan dengan menggunakan metode perbandingan kitab tafsir al-Azhar, tafsir Ibnu Katsir, serta jurnal dan buku lainnya. Kemudian meneliti, meninjau, dan mencatat hasil data tersebut. Penjelasan skripsi ini terhadap penelitian surat Al-Kahfi [18] 60 – 82 dan interpretasinya dari Ibnu Katsir dan Hamka menggunakan metode muqaran (perbandingan). Kesimpulannya, komunikasi pada umumnya memiliki berbagai model, dengan tujuan dan maksud tertentu. Kisah percakapan Nabi Musa dan Nabi Khidhir muncul karena sifat Musa yang arogan kepada umatnya saat Khutbah. Pada akhirnya pola komunikasi yang seirama dengan cerita dalam ayat tersebut akan selalu berakhir seperti yang diceritakan kepada Nabi Musa dan Nabi Khidhir.