Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Kajian Pembuatan Kelapa Parut Kering (Desiccated Coconut) Di PT. Rejeki Bersamah, Kabupaten Simeulue Suci Rahmi; Safrizal Safrizal; Yusmanizar Yusmanizar; Desi Susanti
Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian Vol 3, No 2 (2021): Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dessicated coconut is a product that is processed from the flesh of old and fresh coconuts without the epidermis. The manufacture of dry grated coconut, there are several stages including the removal of coir, coconut shell, release of testa, washing, boiling, grating, drying, sifting, and packaging. The method used in this research is a study of processing processes, calculation of mass balance flow, yield, and measurement of the moisture content of dry grated coconut. Processing of dry grated coconut using coconut as raw material as much as 15,000 Kg/process at PT. Rejeki Bersamah The dry grated coconut produced is 2000 kg/process. The average yield of dry grated coconut produced ranged from 46-100% with an overall average yield of 13.3%. The water content of each processing of dry grated coconut produced by PT. Rejeki Bersamah, the average ranged from 1.3% - 69.66 %. The water content obtained from dry grated coconut at PT. Rejeki Bersamah of 1.3%. This percentage indicates that dry grated coconut meets quality standards.Keywords: Dry Grated Coconut, Mass Balance, Moisture Content, PT. Rejeki Bersamah. 
Pengaruh Komposisi Substrat dan Lama Fermentasi oleh Trichoderma Harzianum Terhadap Aktivitas Enzim Selulase dari Campuran Tongkol Jagung dan Blondo Desi Susanti; Suci Rahmi
Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian Vol 2, No 1 (2020): Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jtpp.v2i1.2198

Abstract

ABSTRAKTongkol jagung merupakan bahan yang cukup potensial dimanfaatkan sebagai substrat sumber energi dalam memproduksi enzim selulase melalui proses fermentasi. Hal ini dapat dilihat dari  kandungan nilai gizi tongkol jangung sebagai berikut : 391 gr selulosa, 421 gr hemiselulosa, 91 gr lignin, dan 17 gr protein. Namun demikian selulosa dan hemiselulosa pada tongkol jagung belum optimal kerjanya dalam menginduksi produksi enzim selulase, karena rendahnya kandungan nitrogen sebagai pendukung pertumbuhan kapang. Blondo merupakan salah satu bahan yang dapat dijadikan sebagai substrat sumber nitrogen dalam medium fermentasi, karena kaya akan kandungan protein kasar sebanyak 24.22%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi substrat (tepung tongkol jagung (TTJ) dan blondo (B) dan lama fermentasi oleh Trichoderma Harzianum dalam memproduksi enzim selulase. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung tongkol jagung, Blondo, PDA, isolat Trichoderma Harzianum, Reagen Nelson I dan Nelson II dan Fosfomolibdat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola Faktorial 3 x 3 dengan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan yaitu komposisi substrat campuran tepung tongkol jangung (TTJ) dan blondo (B) dengan perlakuan B1 (80% TTJ+ 20% B), B2 (70% TTJ+ 30% B) dan B3 (60% TTJ+40% B) dan lama fermentasi (C) dengan perlakuan C1 (5 Hari), C2 (7 hari) dan C3 (9 hari). Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA) dengan taraf signifikasi 5%. Variable yang diamati adalah aktivitas enzim selulase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan komposisi substrat 70% tongkol jagung dan 30% blondo dengan lama fermentasi 7 hari berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap aktivitas enzim selulase.Kata Kunci : Tongkol jagung, blondo, Trichoderma harzianum, aktivitas enzim selulase
PENENTUAN KONDISI OPTIMUM PRODUKSI ENZIM KERATINASE OLEH Actinobacillus spp. MENGGUNAKAN TEPUNG BULU AYAM SEBAGAI SUBSTRAT PADA FERMENTASI MEDIA CAIR Desi Susanti; Suci Rahmi
Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian Vol 3, No 1 (2021): Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keratinase enzyme is a monomeric enzyme, this enzyme can hydrolyze keratin protein found in chicken feathers. It is estimated that about 90% of the protein contained in chicken feathers is keratin protein, this protein is difficult to digest because of the strong disulfide cross-links and other bonds. Biological processing of chicken feather flour with enzyme treatment produced by microorganisms during the fermentation process under optimal conditions produces high quality feather flour. There are several factors that affect the activity of the keratinase enzyme, including: dose inoculum, temperature, pH, substrate concentration, enzyme deposition, and fermentation time. This study aims to obtain the best optimum conditions (pH, substrate concentration, inoculum dose and fermentation time) of Actinobacillus spp in producing keratinase enzymes using chicken feather flour as a substrate in liquid medium. The main ingredients used in this study are: chicken feather flour, NA (Nutrient Agar), Aquades and substances used for liquid media and bacteria Actinobacillus spp. The study used an experimental method with 4 treatments consisting of pH (9.0; 9.5; 10; 10.5 and pH 11), sedimentation substrate (0.5%; 1%; 1.5%; 2%; 2 ,5%), inoculum dose (1 ml, 1.5 ml, 2 ml, 2.5 ml, 3 ml) and fermentation time 1 to 7 days, each treatment was repeated 3 times. The results showed that the optimum fermentation conditions of Actinobacillus spp in producing keratinase enzyme with an optimum pH of 9, optimum substrate concentration of 1%, inoculum dose of 1.5 ml, and optimum fermentation time of 2 days. Keyword : Actinobacillus spp; chicken feather flour; keratinase enzyme activity; optimumcondition
PEMANFAATAN DAUN KIRINYUH (Chromolaen odorata L.) SEBAGAI ALTERNATIF TEH HERBAL MENGGUNAKAN OPTIMASI SUHU PENGERINGAN OVEN Suci Rahmi; Desi Susanti
Serambi Journal of Agricultural Technology Vol 5, No 1 (2023): Juni
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/sjat.v5i1.6208

Abstract

Kirinyuh merupakan tanaman semak yang tersebar luas di daerah tropis. Tanaman kirinyuh banyak tumbuh liar di provinsi Aceh. Salah satu pemanfaatan secara tradisional maupun mekanis tanaman kirinyuh (Chromolaen odorata L.) adalah dengan mengolah menjadi produk alternatif teh herbal. Teknik pengolahan teh dari bahan baku komoditas pertanian biasanya dilakukan proses pengeringan. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan daun kirinyuh sebagai alternatif teh herbal dengan menggunakan optimasi suhu pengeringan oven. Tahapan proses pengeringan daun kirinyuh adalah dilakukan optimasi suhu pengeringan oven (T) dengan 3 perlakuan (40 oC, 50 oC, 60 oC). selama (60 menit, 120 menit, 180 menit). Hasil pengukuran pengeringan daun kirinyuh, diukur persentase kadar air. Berdasarkan berat bahan sampel daun kirinyuh, pengeringan oven dengan variasi suhu (40, 50, 60)oC menunjukkan bahwa pada suhu 60oC paling optimal dalam pengurangan kadar air teh herbal daun kirinyuh sebesar 4,91- 5,48  %
Efektivitas Penambahan Daun Kelor Pada Nugget Cumi-Cumi Untuk Pencegahan Stunting Di Desa Padang Kecamatan Manggeng Syahfitri Syahfitri; Desi Susanti
Jurnal Sosial Teknologi Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Sosial dan Teknologi
Publisher : CV. Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/jurnalsostech.v2i2.296

Abstract

Stunting merupakan masalah gizi kronis yang terjadi karena asupan zat gizi yang kurang dalam jangka waktu yang lama. Sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan yang ditandai dengan tinggi badan yang tidak sesuai dengan umur. Untuk itu diperlukan makanan yang bergizi untuk pencegahan stunting. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan daun kelor terhadap tingkat kesukaan nugget cumi-cumi. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan komposisi perlakuan yang diberikan terdiri dari empat taraf yaitu Ac (tanpa penambahan daun kelor ), A1 (cumi-cumi 100 g + daun kelor 10 g), A2 (cumi-cumi 150 g + daun kelor 20 g) dan A3 (cumi-cumi 200 g + daun kelor 30  g). pengujian ini dilakukan oleh panelis yang berjumlah 20 orang terdiri dari kader posyandu dan Tim penggerak PKK. Parameter yang di uji adalah uji organoleptik meliputi rasa, aroma, tekstur, dan warna. Penelitian ini dianalisis menggunakan analisis varian ANOVA. Hasil penelitian terbaik berdasarkan parameter adalah formulasi A1 (10 gram daun kelor dan 100 gram cumi - cumi) dengan karakteristik rasa gurih (4.70), aroma daging cumi-cumi dapat tercium (4.55), tekstur padat, sangat kompak dan kenyal (4.25), dan  warna hijau menarik (4.30), perlakuan tersebut berbeda nyata lebih tinggi dibanding dengan perlakuan lainnya