Artikel ini merupakan studi pustaka tentang pentingnya pendidikan karakter di tengah globalisasi budaya. Perkembangan globalisasi yang kian masif mempengaruhi segala sisi kehidupan Bangsa Indonesia. Tidak terkecuali lunturnya budaya lokal ketimuran Indonesia. Sebuah negara yang dijuluki dunia sebagai negara yang ramah dan berbudaya luhur, kini dilanda krisis karakter para generasi penerusnya. Contoh sederhana adalah perkembangan media sosial seperti Instagram dan Tiktok yang sering menampilkan keabsurdan remaja masa kini, yang sama sekali tidak mencerminkan budaya dan keluhuran karakter Indonesia. Bahkan nilai-nilai kesopanan yang mulai luntur tercermin dari perilaku warganet Indonesia. Kelemahan inilah yang harus segera dibenahi, salah satunya dengan pendidikan karakter. Pendidikan karakter dalam Agama Islam dikenal sebagai pendidikan akhlak, yang merupakan salah satu tugas utama Rasulullah Saw dalam dakwahnya. Seperti yang telah disabdakan oleh beliau dalam hadist riwayat Abu Hurairah “ إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ “, sesungguhnya aku (Nabi Muhammad Saw) diutus untuk menyempurnakan akhlak. Pendidikan akhlak mengatur hubungan sosial manusia dan dengan Allah Swt. Pentingnya pendidikan karakter ini merupakan tanggung jawab bersama, dimulai dari kesadaran diri tiap individu. Keluarga mempunyai peran utama dalam melaksanakan pendidikan ini, karena anak akan belajar dari pengalaman yang ia lalui sejak kecil. Orang tua harus mampu memberikan bimbingan, teladan, hingga menjadi pembiasaan. Selain keluarga, pendidikan formal sekolah juga tak kalah penting dalam pelaksanaan ini. Pendidikan akhlak tidak semata hanya dilakukan oleh guru agama, melainkan menjadi tanggung jawab tiap guru saat pembelajaran untuk diisi dengan nilai-nilai akhlak